Oke guys saya lanjutkan tipsnya
Dorong
untuk menggunakan semua informasi sensorik. Bantulah
anak anda yang tuna rungu dan tuna netra itu untuk belajar menggunakan
penglihatan dan pendengarannya untuk kegiatan-kegiatan yang fungsional dan untuk
menafsirkan pandangan dan suara yang terbatas adanya itu. Dekati anak anda
dengan perlahan-lahan untuk memberitahu dirinya bahwa anda siap untuk
berinteraksi. Jangan memberikan “kejutan” padanya dengan sentuhan atau suara
yang tiba-tiba dan tidak terduga. Meniru suara dan tindakan-tindakan;
mengundang anak untuk bergantian
melakukan giliran; membiarkan ia tahu bahwa anda berbagi
ketertarikan dengannya.
Berikan sentuhan dan isyarat benda secara konsisten untuk menandai awal dari
suatu kegiatan dan gunakan gerakan-gerakan dan kontak tubuh selama anda
berinteraksi.
Memodifikasi lingkungan anak. Ciptakan ruangan yang jelas bagi anak anda untuk
bermain dan bereksplorasi; berikan umpan balik dengan dan kontras visual yang
optimal; termasuk mainan-mainan dan benda-benda dengan karakteristik sensoris
yang akan dihargainya (misalnya mainan yang memantulkan cahaya seperti balon
milar, mainan dengan getaran, dan mainan yang suaranya mudah diaktifkan yang
memberikan umpan balik suara sesuai dengan batas pendengarannya). Benda-benda
boleh diletakan di tempat anak anda bisa menemukannya – terpasang di tempat
tidur bayi, kursi tinggi, atau kursi mobil atau mainan gantungan yang bergerak
atau ruangan bermain khusus. Dengan cara
ini, ia tidak akan kehilangan. Mainan-mainan itu bisa juga diletakkan sehingga
setiap gerakan yang dilakukan anak bisa ada hasilnya. Anda perlu memberikan
kesempatan yang tidak hanya mendorong anak anda untuk berinteraksi dengan
lingkungan, benda dan orang didalamnya, namun juga memberikan hasil dari interaksi itu, sehingga ia dapat membuat kaitan antara “Saya melakukan
sesuatu” /”Saya membuat sesuatu terjadi”. Anak lelaki kecil yang
menjejak-jejakkan kakinya sementara ia berbaring di alas yang berisi air mungkin pada awalnya tidak menyadari bahwa ia
menyebabkan timbulnya gerakan yang ia rasakan. Meskipun demikian, dengan
pengalaman yang berulang, -- “Alas tikar hanya bergerak di bawahku ketika aku
bergerak” – anak akan mengetahui bahwa ia dapat menyebabkan sesuatu terjadi. Anak ini kemudian akan menjadi pemain yang
lebih aktif di dunia itu.
Pantau
tingkat stimulasinya. Pekalah terhadap jenis dan jumlah stimulasi
sensorik yang dapat ditanggapi oleh anak anda pada rentang waktu tertentu dan
sesuaikan kegiatan dan materinya. Pastikan untuk memantau atau menghapuskan
suara lain dan efek visual yang membingungkan.
Gunakan
isyarat yang sesuai.
Gunakan isyarat yang sederhana, konsisten, dan terhormat yang akan dapat
dipahami oleh anak anda. Isyarat- harus secara jelas berkaitan dengan kegiatan dari
perspektif anak anda dan disampaikan sesaat sebelum kegiatan dimulai. Untuk memberitahu bahwa saat mandi sudah
tiba, misalnya, anda mungkin membenamkan kakinya ke dalam air, yang
mengisyaratkan:”mandi”, berhentilah
sejenak untuk melihat responnya, dan kemudian turunkan ia perlahan-lahan ke
dalam bak mandinya. Dengan cara ini, anak anda akan belajar mengantisipasi
kegiatan-kegiatan yang sudah terbiasa baginya. Dunianya akan dapat diprediksi
dan menarik, dan ia akan mengembangkan suatu hubungan yang berlandaskan rasa
saling percaya dengan orang yang merawatnya.
Paparkan
dan biasakan anak anda terhadap bahasa. Anak mendengar banyak bahasa lisan (verbal) jauh
sebelum mereka sendiri belajar berbicara. Demikian juga halnya, seorang
anak penyandang tuna netra –tuna rungu
perlu dilibatkan dalam suatu lingkungan dengan berbagai variasi bentuk
komunikasi yang kaya. Ini meliputi
kata-kata, isyarat/tanda, bahasa tubuh, isyarat sentuhan, isyarat benda,
isyarat gerakan, isyarat kontekstual, isyarat auditoris dan /atau visual.
Berikan kepada anak anda bahasa-bahasa dalam bentuk yang dapat ia pahami.
Adalah penting untuk membiasakan anak-bayi agar terbiasa
dengan bahasa isyarat. Ketka anda
menggunakan isyarat benda, pasangkan dengan isyarat/ tanda yang sederhana.
Ketika anda merespon komunikasi anak anda, berikan kepadanya isyarat yang sederhana. Sebagai orang tua, anda secara naluriah akan dapat
membedakan tangisan kelaparan dan tangisan kesakitan. Seperti ibu sajalah yang
akan merespon tangisan anaknya dengan mengatakan “Oh kau lapar ya nak”, kita
harus memberikan respon dengan menggunakan isyarat sehingga anak akan secara
perlahan-lahan mempelajari bahwa “setiap kali aku lapar dan menangis, ibu
selalu melakukan hal ini; mungkin bila aku melakukan hal yang sama, aku tidak perlu menangis.”
Bantulah
anak anda berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Ketika ia mulai berinteraksi
dengan anak –anak lainnya, anda dapat menjadi fasilitator. Bantulah anak-anak
lain untuk mempelajari cara-cara yang effektif untuk merespon dan memahami.
Bantulah mereka berlajar cara menggunakan tangannya untuk memberikan isyarat
dan dan bagaimana menggunakan tangannya untuk bermain bersama secara terhormat
yang mendorong partisipasi aktif dan eksplorasi oleh kedua anak tersebut.
Bermain
games jauh lebih bermakna dari sekedar bermain. Melalui bermain, anak anda anak belajar banyak
mengenai:
§
Kepercayaan
dan antisipasi bahwa hal-hal tertentu akan selalu terjadi;
§
Bagaimana
sesuatu terjadi;
§
Cara-cara
meminta pertolongan, minta lagi, minta orang melakukan sesuatu untuk dirinya;
§
Kekuatan
membuat pilihan;
§
Pemahaman
dunia secara lebih baik;
§
Komunikasi
dalam berbagai bentuk yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar