TIPS MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI ANAK PART 3 - Sastra Education

Breaking

Sabtu, 26 November 2016

TIPS MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI ANAK PART 3



Oke guys saya lanjutkan tipsnya



Dorong untuk menggunakan semua informasi sensorik.  Bantulah anak anda yang tuna rungu dan tuna netra itu untuk belajar menggunakan penglihatan dan pendengarannya untuk kegiatan-kegiatan yang fungsional dan untuk menafsirkan pandangan dan suara yang terbatas adanya itu. Dekati anak anda dengan perlahan-lahan untuk memberitahu dirinya bahwa anda siap untuk berinteraksi. Jangan memberikan “kejutan” padanya dengan sentuhan atau suara yang tiba-tiba dan tidak terduga. Meniru suara dan tindakan-tindakan; mengundang anak  untuk bergantian melakukan giliran; membiarkan ia tahu bahwa anda berbagi ketertarikan dengannya. Berikan sentuhan dan isyarat benda secara konsisten untuk menandai awal dari suatu kegiatan dan gunakan gerakan-gerakan dan kontak tubuh selama anda berinteraksi.    


Memodifikasi lingkungan anak. Ciptakan ruangan yang jelas bagi anak anda untuk bermain dan bereksplorasi; berikan umpan balik dengan dan kontras visual yang optimal; termasuk mainan-mainan dan benda-benda dengan karakteristik sensoris yang akan dihargainya (misalnya mainan yang memantulkan cahaya seperti balon milar, mainan dengan getaran, dan mainan yang suaranya mudah diaktifkan yang memberikan umpan balik suara sesuai dengan batas pendengarannya). Benda-benda boleh diletakan di tempat anak anda bisa menemukannya – terpasang di tempat tidur bayi, kursi tinggi, atau kursi mobil atau mainan gantungan yang bergerak atau ruangan bermain khusus.  Dengan cara ini, ia tidak akan kehilangan. Mainan-mainan itu bisa juga diletakkan sehingga setiap gerakan yang dilakukan anak bisa ada hasilnya. Anda perlu memberikan kesempatan yang tidak hanya mendorong anak anda untuk berinteraksi dengan lingkungan, benda dan orang didalamnya, namun juga memberikan hasil  dari interaksi itu, sehingga ia dapat  membuat kaitan antara “Saya melakukan sesuatu” /”Saya membuat sesuatu terjadi”. Anak lelaki kecil yang menjejak-jejakkan kakinya sementara ia berbaring di alas  yang berisi air  mungkin pada awalnya tidak menyadari bahwa ia menyebabkan timbulnya gerakan yang ia rasakan. Meskipun demikian, dengan pengalaman yang berulang, -- “Alas tikar hanya bergerak di bawahku ketika aku bergerak” – anak akan mengetahui bahwa ia dapat menyebabkan sesuatu terjadi.  Anak ini kemudian akan menjadi pemain yang lebih aktif di dunia itu.

Pantau tingkat stimulasinya.  Pekalah terhadap jenis dan jumlah stimulasi sensorik yang dapat ditanggapi oleh anak anda pada rentang waktu tertentu dan sesuaikan kegiatan dan materinya. Pastikan untuk memantau atau menghapuskan suara lain dan efek visual yang membingungkan.

Gunakan isyarat yang sesuai. Gunakan isyarat yang sederhana, konsisten, dan terhormat yang akan dapat dipahami oleh anak anda. Isyarat- harus secara jelas berkaitan dengan kegiatan dari perspektif anak anda dan disampaikan sesaat sebelum kegiatan dimulai.  Untuk memberitahu bahwa saat mandi sudah tiba, misalnya, anda mungkin membenamkan kakinya ke dalam air, yang mengisyaratkan:”mandi”,   berhentilah sejenak untuk melihat responnya, dan kemudian turunkan ia perlahan-lahan ke dalam bak mandinya. Dengan cara ini, anak anda akan belajar mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang sudah terbiasa baginya. Dunianya akan dapat diprediksi dan menarik, dan ia akan mengembangkan suatu hubungan yang berlandaskan rasa saling percaya dengan orang yang merawatnya.

Paparkan dan biasakan anak anda terhadap bahasa. Anak mendengar banyak bahasa lisan (verbal) jauh sebelum mereka sendiri belajar berbicara. Demikian juga halnya, seorang anak  penyandang tuna netra –tuna rungu perlu dilibatkan dalam suatu lingkungan dengan berbagai variasi bentuk komunikasi yang kaya.  Ini meliputi kata-kata, isyarat/tanda, bahasa tubuh, isyarat sentuhan, isyarat benda, isyarat gerakan, isyarat kontekstual, isyarat auditoris dan /atau visual. Berikan kepada anak anda bahasa-bahasa dalam bentuk yang dapat ia pahami. Adalah penting untuk membiasakan anak-bayi agar terbiasa dengan bahasa isyarat.  Ketka anda menggunakan isyarat benda, pasangkan dengan isyarat/ tanda yang sederhana. Ketika anda merespon komunikasi anak anda, berikan kepadanya isyarat  yang sederhana. Sebagai orang  tua, anda secara naluriah akan dapat membedakan tangisan kelaparan dan tangisan kesakitan. Seperti ibu sajalah yang akan merespon tangisan anaknya dengan mengatakan “Oh kau lapar ya nak”, kita harus memberikan respon dengan menggunakan isyarat sehingga anak akan secara perlahan-lahan mempelajari bahwa “setiap kali aku lapar dan menangis, ibu selalu melakukan hal ini; mungkin bila aku melakukan hal yang sama, aku  tidak perlu menangis.”

Bantulah anak anda berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Ketika ia mulai berinteraksi dengan anak –anak lainnya, anda dapat menjadi fasilitator. Bantulah anak-anak lain untuk mempelajari cara-cara yang effektif untuk merespon dan memahami. Bantulah mereka berlajar cara menggunakan tangannya untuk memberikan isyarat dan dan bagaimana menggunakan tangannya untuk bermain bersama secara terhormat yang mendorong partisipasi aktif dan eksplorasi oleh kedua anak tersebut.

Bermain games jauh lebih bermakna dari sekedar bermain. Melalui  bermain, anak anda anak belajar banyak mengenai:

§  Kepercayaan dan antisipasi bahwa hal-hal tertentu akan selalu terjadi;
§  Bagaimana sesuatu terjadi;
§  Cara-cara meminta pertolongan, minta lagi, minta orang melakukan sesuatu untuk dirinya;
§  Kekuatan membuat pilihan;
§  Pemahaman dunia secara lebih baik;
§  Komunikasi dalam berbagai bentuk yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar