Semua bayi berkomunikasi. Dengan melalui
komunikasi, hubungan dibentuk dan dipertahan.
Orang tua harus belajar cara menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap
komunikasi yang dilakukan bayi
mereka dalam upaya membentuk
ikatan (batin) yang akan menjadi dasar
perkembangan selanjutnya. Namun, ketika anak Anda adalah penyandang buta tuli/deaf blind,
Anda mungkin sulit untuk memahami apa
yang ia coba katakan kepada Anda dan
anda mungkin juga tidak begitu yakin
dengan cara anda berinteraksi dan berkomunikasi dengannya dengan
sebaik-baiknya. Kami mencoba berbagi gagasan untuk membantu anda untuk menemukan cara-cara
anda mengupayakan agar dunia anak anda aman dan dapat dipahami, dan cara anda
dan anak anda yang masih kecil bertukar “pembicaraan” secara menyenangkan.
Anda tidak
perlu menjalani upaya-upaya ini sendirian. Para
professional di berbagai bidang akan membantu anda. Berbagai kelompok dan
perorangan akan menawarkan bantuan pelayanan untuk anda. Mereka semua akan
membantu Anda, namun untuk jangka panjang, andalah sebagai orang tua bersama
keluarga anda, yang akan memberi pengaruh pada anak anda. Anak anda akan
dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai jenis interaksi yang anak anda lakukan
dengan ANDA. Hubungan yang dilandasi kepercayaan dan perhatian yang anda bangun dengan anak anda akan membentuk
landasan bagi anak anda itu untuk menjelajahi dan menemukan suatu dunia yang
senantiasa berkembang.
Dalam paparan
ini kami akan menyajikan banyak cara dimana anda dapat berinteraksi dengan anak
anda yang masih kecil. Kami menawarkan saran-saran praktis untuk memberikan
isyarat-isyarat sensorik yang konsisten kepada anak anda. Di samping itu kami juga menyarankan berbagai
cara yang dapat dipahami dan
kemudian memberikan tanggapan terhadap
respon anak anda. Kami juga menyertakan teknik-teknik yang mendorong eksplorasi
lingkungan. Akhirnya, kami menyampaikan beberapa gagasan mengenai permainan
sederhana yang tidak hanya menyenangkan,
namun juga membantu mengembangkan interaksi dan komunikasi.
Pemandangan dari dalam Tempat Tidur Bayi
Indera
penglihatan dan indra pendengaran sering merujuk pada “indera-indera jarak”,
yakni, bahwa mereka menghubungkan anak dengan dunia yang terentang di luar
jangkauan ruang tubuhnya. Anak–anak yang melihat dan mendengar mempelajari
bahasa dan konsep-konsep penting tanpa melalui pengajaran yang terencana secara
khusus. Mereka hanya belajar di tengah
–tengah orang yang menggunakan bahasa
dan dengan memiliki akses yang tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik
dan mengundang eksplorasi. Indera
pendengaran dan indera penglihatan membantu anak mengorganisasikan informasi
dari lingkungannya. Namun, anak kecil yang buta tuli/deaf blind tidak memiliki akses
terhadap kesempatan untuk “belajar
secara insidental” dan informasi yang didapatkan anak melalui kontak dengan
orang dan lingkungan sering
terpecah-pecah dan terdistorsi.
Anak
yang melihat dan mendengar melakukan antisipasi terhadap kejadian sehari-hari
karena penglihatan dan suara yang berkaitan kegiatan-kegiatan itu dan
dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu. Bayi penyandang buta tuli/ deaf blind kehilangan
isyarat-isyarat ini karena keterbatasan penglihatan dan pendengarannya, dan
mungkin menganggap dunia sebagai tidak-dapat diprediksi, membingungkan dan
bahkan menakutkan. Anak ini memerlukan
bantuan orang lain memahami dunia luar. Dari sudut pandang anak, apa artinya
menyandang buta
tuli/deaf blind? Banyak hal yang terjadi
mungkin menjadi “kejutan” yang tidak menyenangkan. Dia mungkin tidak memahami
atau tidak dapat mengantisipasi apa yang
terjadi terhadap dirinya. Ia mungkin mencoba berkomunikasi, namun isyarat yang
digunakannya sedemikian subtle (tidak kentara) sehingga sulit bagi orang
lain untuk memahaminya. Ia mungkin juga
menganggap bahwa memahami upaya keras orang tuanya untuk berkomunikasi tidak
mudah. Mari kita lihat suatu hal yang
dilakukan --sehari-hari mengganti popok (diaper).—namun
mari kita lakukan dan lihat dari sudut pandang bayi.
Meg baru saja terjaga dari tidurnya dengan popok yang
kotor. Dia akan sedikit rewel agar ayahnya tahu bahwa ia terbangun. Ia
akan mendongak ketika ia mendengar suara langkah kaki dan pintu dibuka untuk melihat ayahnya berjalan
menuju tempat tidur bayinya. Ia mendengar ayahnya berbicara kepadanya, ketika ayahnya membungkuk di atas
tempat tidurnya dan mengangkat serta membawanya ke tempat mengganti popok
(diaper). Meg mengenali tempat ia berada
dari beberapa pengalaman sebelumnya berada ditempat itu. Ia tahu siapa yang datang. Dia melihat
ayahnya mengambil tas dari rak, membukanya, dan
mengambil popok (diaper) yang baru dan kering. Kemudian ia melihat ayahnya meraih kotak kecil persegi
yang terbuat dari plastik, membukanya, menarik tissu lembab sekali pakai, menutupnya kembali dan
menaruhnya ke dalam rak lagi. Setelah ayahnya melepas popok (diaper) basahnya,
Meg melihat ayahnya membuka tutup ember bulat, dan membuang diaper ke dalam
ember tersebut dan kemudian menutupnya kembali. Sesaat dirinya dibersihkan, ia
dapat menjejak-jejakan kakinya dengan leluasa terbebas dari selimutnya yang
tebal. Meg mulai belajar mengantisipasi kegiatan rutin sehari-hari dan mulai
membangun pemahaman atas beberapa konsep penting seperti ketetapan suatu benda /Obyek permanen yaitu sesuatu yang tetap ada bahkan
bila saya tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakannya) “ruang/wadah “ (
keluar/ masuk, buka/ tutup, ukuran, bentuk) dan organisasi ruang.
Alex baru saja bangun dengan popok (diaper) yang berantakan
juga. Ia menyandang tuna rungu, namun dapat melihat wajah dan benda-benda
berwarna terang ketika objek-objek tersebut tidak lebih dari 18 inci darinya.
Ia tidak mendengar ibunya masuk ke
kamarnya dan terkejut tiba-tiba melihat seseorang datang bergerak di atas
tempat tidurnya. Karena popoknya berantakan dan Alex tidak suka diganti
popoknya, ibunya memutuskan untuk mengganti popoknya dengan cepat di tempat
tidur bayinya, sehingga mereka dapat tetap melakukan kegiatan-kegiatan bermain
lebih banyak. Mulai saat itu, Alex mulai mengenali ibunya dari sentuhan dan
kedekatannya dan berharap diangkat untuk bermain namun tiba–tiba ia bingung. “Apa gerangan yang terjadi dengan
kakiku”? Mengapa aku kedinginan? Benda
apakah yang dingin dipantatku? Aku benar-benar tidak suka. Mungkin, kalau aku
menggeliat-geliat, rasa dingin itu akan hilang. Aduh, ternyata tidak ada
pengaruhnya. Bagaimana kalau aku mengeraskan badanku sedkit? Masih nggak ada
pengaruhnya. Kukira aku harus menangis. Akhirnya, Aku kembali memakai baju
kering yang hangat, dan ibu memelukku. Meskipun demikian, aku tak yakin bahwa
salah satu dari kita sedang ingin
bermain-main.
Michelle
berisik & merengek karena ia baru saja bangun terjaga dengan popoknya yang
berantakan. Ia tuna netra dan agak kehilangan pendengarannya. Ibunya mendekati
tempat tidur Michelle dan dengan lembut meletakkan tangganya ke dada Michelle
dan menyapanya dengan isyarat khusus
“Hallo”, kemudian diam sejenak, dan
dengan lembut menarik tangan Michelle untuk menyentuh rambut ibunya, yang
merupakan “nama isyarat” ibunya.
Michelle menjadi tenang dan
menggapaikan tangannya untuk menyentuh muka ibunya. Ini menjadi sapaan khusus.
(Ia tahu bahwa ini ibunya yang akan
mengangkatnya, bukan ayahnya dari rasanya menyentuh rambut ibunya, bukan dagu
Ayahnya yang kasar). Michelle merasakan tangan ibunya yang dengan lembut
mengangkatnya ke lengannya ketika ia mengucapkan sesuatu yang mirip bunyi “ angkat ke atas”. Ibu menunggu
sampai Michelle mulai mengangkat kepala
untuk menunjukkan bahwa ia sudah siap, kemudian ia mengangkatnya.
Michelle bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan berikutnya, kemudian
merasakan kain lembut alas meja ganti di bawah dirinya. Ia menjejak-jejakkan
kakinya dan merasakan adanya kertas yang
ada di kaki meja ganti yang dipasangkan dengan hati-hati oleh saudara
perempuannya. Ia merasa rileks, karena
ia tahu wajah-wajah yang mereka kenal. Ia merasakan ibunya menyentuh popoknya, dan kemudian merasakan adanya popok
bersih baru di dekat tangannya. Michelle menarik dan dengan senang memain-mainkannya dengan
tangannya selagi ibunya membersihkan pantatnya. Alangkah menyenangkan
menjejak-jejak kertas milar dan merasakannya bergerak tanpa halangan selimut
dan baju tidurnya. Ia merasakan ibunya dengan lembut mengangkat bawah
lengannya. Ia mendengar suara seperti
“angkat” lagi. Ia merasa rileks
atas dipundak ibunya dan mereka pergi bermain-main bersama.
Masing-masing anak berbeda
Muatan
informasi yang dapat dikumpulkan anak tidak
hanya tergantung pada banyaknya dan
jenis penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki, namun juga pada cara
mereka belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu. Masing-masing anak belajar memanfaatkan
informasi sensorik yang tersedia dengan caranya sendiri. Beberapa anak
berinteraksi dengan dunianya terutama
dengan sentuhannya; sementara yang lain mungkin lebih bergantung pada
penglihatan dan pendengarannya. Bagi kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya
itu akan paling bermanfaat.
Bagi
anak lainnya, menggunakan pendengaran,
penglihatan, dan sentuhan pada saat yang
bersamaan terasa membingungkan dan, dalam situasi yang berbeda, mereka mungkin
memilih untuk menggantungkan terutama pada satu indera. Beberapa anak
menggunakan penglihatan dan pendengarannya secara tidak konsisten. Suatu saat
mereka nampak menggunakan penglihatannya dengan baik; di lain waktu mereka
tidak demikian. Demikian juga halnya, seorang anak mungkin mendengar dengan
baik pada suatu saat, dan di saat lain tidak. Hal ini dapat membingungkan bagi
orang tua dan juga para penyedia pelayanan. Walaupun pemeriksaan audiologis dan
ophthalmologis yang lengkap merupakan hal yang sangat penting, pemeriksaan itu
mungkin tidak dapat memberikan cukup penjelasan
tentang bagaimana anak anda khususnya menggunakan sisa kemampuan melihat
dan mendengarnya. Informasi ini paling bagus diperoleh dengan mengamati anak
anda secara cermat di tempat yang akrab
bagi mereka dan pada saat-saat yang berlainan.
Komunikasi mungkin sudah berlangsung
Ada beberapa cara dimana anak anda
yang masih kecil mungkin sudah berkomunikasi. Cermati isyarat-isyarat berikut:
§
Nafasnya
mungkin berubah ketika ia mendengar suara kakek, mengenali orang yang ia kenal
dan ia cintai dalam kehidupannya.
§
Ia
mungkin membuka mulutnya dengan penuh semangat ketika sendok menyentuh
bibirnya, yang secara jelas menunjukkan bahwa ia menginginkan makanan lagi.
§
Ia
mungkin tetap menutup mulutnya ketika sendok mendekati mulutnya, dan bila kita
mencoba melanjutkan pemberian makanan,
ia mungkin melengoskan kepalanya,
bersandar ke kursinya, mengeraskan badan, atau menjadi marah.
§
Ketika diajak bermain pat-a-cake games, ia
mungkin meraih tangan kakaknya sebagai tanda bahwa ia ingin terus bermain.
§
Ketika
ibu berhenti menggoyang-goyangkan sang anak di kursi goyangnya, ia mungkin
menggerakkan badannya dalam goyangan ringan, yang menunjukkan bahwa ia
ingin digoyang-goyang lagi.
§
Ketika
ayah diam sebentar dalam suatu permainan yang paling disukai, setelah berkata “Saya
akan menyentuh hidungmu,” ia mungkin akan senang dan mengantisipasi
datangnya ciuman.
§
Ia
mungkin secara aktif dan penuh semangat ikut serta menyanyikan lagu yang
dikenalinya dan permainan gerakan, (seperti “Row, Row, Row Your Boat,” selama lima menit; maka anda akan merasa keikutsertaannya
mungkin mengendur. Ia mungkin memiringkan kepalanya
ke samping. Bila anda tetap bersikukuh dengan melanjutkan interaksi itu ia
mungkin secara aktif menolak menggerakkan tangannya bersama tangan anda,
mengeraskan sekujur tubuhnya, dan menoleh ke arah lain. Jelas ia telah bosan.
§
Ia
mungkin merangkak ke pintu dan duduk, atau
memukul pintu, sebagai tanda bahwa ia ingin keluar. Kemudian, ia bahkan mungkin
mengapit tangan anda dan menggandeng anda ke
arah pintu sebagai tanda permohonan untuk pergi keluar.
§
Selama
ia mandi, ia mungkin mencipakkan tangannya ke air. Ketika ia diam sejenak, ayahnya mencipakkan tangannya
dekat tangan si anak, dan kemudian berdiam sejenak. Si anak akan mencipakkan
air lagi. Interaksi timbal balik dengan bantuan “maju-mundur” dan “bergantian”
membantu membangun “pembicaraan” tahap
awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar