Interaksi Dini dengan Anak Penyandang Buta Tuli/Tuna rungu - Sastra Education

Breaking

Sabtu, 26 November 2016

Interaksi Dini dengan Anak Penyandang Buta Tuli/Tuna rungu




Semua  bayi berkomunikasi. Dengan melalui komunikasi, hubungan dibentuk dan dipertahan.  Orang tua harus belajar cara menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap komunikasi yang dilakukan bayi  mereka  dalam upaya membentuk ikatan (batin)  yang akan menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Namun, ketika anak Anda adalah penyandang buta tuli/deaf blind, Anda  mungkin sulit untuk memahami apa yang ia coba katakan kepada  Anda dan anda mungkin juga tidak begitu yakin  dengan cara anda berinteraksi dan berkomunikasi dengannya dengan sebaik-baiknya. Kami  mencoba  berbagi gagasan  untuk membantu anda untuk menemukan cara-cara anda mengupayakan agar dunia anak anda aman dan dapat dipahami, dan cara anda dan anak anda yang masih kecil bertukar “pembicaraan” secara menyenangkan.


Anda tidak perlu menjalani upaya-upaya ini sendirian. Para professional di berbagai bidang akan membantu anda. Berbagai kelompok dan perorangan akan menawarkan bantuan pelayanan untuk anda. Mereka semua akan membantu Anda, namun untuk jangka panjang, andalah sebagai orang tua bersama keluarga anda, yang akan memberi pengaruh pada anak anda. Anak anda akan dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai jenis interaksi yang anak anda lakukan dengan ANDA. Hubungan yang dilandasi kepercayaan dan perhatian yang anda  bangun dengan anak anda akan membentuk landasan bagi anak anda itu untuk menjelajahi dan menemukan suatu dunia yang senantiasa berkembang.

Dalam paparan ini kami akan menyajikan banyak cara dimana anda dapat berinteraksi dengan anak anda yang masih kecil. Kami menawarkan saran-saran praktis untuk memberikan isyarat-isyarat sensorik yang konsisten kepada anak anda.  Di samping itu kami juga menyarankan berbagai cara yang dapat  dipahami dan kemudian  memberikan tanggapan terhadap respon anak anda. Kami juga menyertakan teknik-teknik yang mendorong eksplorasi lingkungan. Akhirnya, kami menyampaikan beberapa gagasan mengenai permainan sederhana yang tidak  hanya menyenangkan, namun juga membantu mengembangkan interaksi dan komunikasi.

Pemandangan dari dalam Tempat Tidur Bayi


Indera penglihatan dan indra pendengaran sering merujuk pada “indera-indera jarak”, yakni, bahwa mereka menghubungkan anak dengan dunia yang terentang di luar jangkauan ruang tubuhnya. Anak–anak yang melihat dan mendengar mempelajari bahasa dan konsep-konsep penting tanpa melalui pengajaran yang terencana secara khusus. Mereka hanya belajar  di tengah –tengah  orang yang menggunakan bahasa dan dengan memiliki akses yang tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan mengundang eksplorasi.  Indera pendengaran dan indera penglihatan membantu anak mengorganisasikan informasi dari lingkungannya. Namun, anak kecil yang buta tuli/deaf blind  tidak memiliki akses terhadap kesempatan untuk “belajar secara insidental” dan informasi yang didapatkan anak melalui kontak dengan orang dan lingkungan  sering terpecah-pecah dan terdistorsi.

Anak yang melihat dan mendengar melakukan antisipasi terhadap kejadian sehari-hari karena penglihatan dan suara yang berkaitan kegiatan-kegiatan itu dan dapat  mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu. Bayi penyandang buta tuli/ deaf blind kehilangan isyarat-isyarat ini karena keterbatasan penglihatan dan pendengarannya, dan mungkin menganggap dunia sebagai tidak-dapat diprediksi, membingungkan dan bahkan menakutkan.  Anak ini memerlukan bantuan orang lain memahami dunia luar. Dari sudut pandang anak, apa artinya menyandang buta tuli/deaf blind? Banyak hal yang terjadi mungkin menjadi “kejutan” yang tidak menyenangkan. Dia mungkin tidak memahami atau tidak dapat mengantisipasi  apa yang terjadi terhadap dirinya. Ia mungkin mencoba berkomunikasi, namun isyarat yang digunakannya sedemikian subtle (tidak kentara) sehingga sulit bagi orang lain untuk memahaminya. Ia  mungkin juga menganggap bahwa memahami upaya keras orang tuanya untuk berkomunikasi tidak mudah. Mari kita lihat suatu hal yang  dilakukan --sehari-hari mengganti  popok (diaper).—namun mari kita lakukan dan lihat dari sudut pandang bayi.

Meg baru saja terjaga dari tidurnya dengan popok  yang  kotor. Dia akan sedikit rewel agar ayahnya tahu bahwa ia terbangun. Ia akan mendongak ketika ia mendengar suara langkah kaki dan  pintu dibuka untuk melihat ayahnya berjalan menuju tempat tidur bayinya.  Ia  mendengar ayahnya berbicara  kepadanya, ketika ayahnya membungkuk di atas tempat tidurnya dan mengangkat serta membawanya ke tempat mengganti popok (diaper). Meg mengenali  tempat ia berada dari beberapa pengalaman sebelumnya berada ditempat itu.  Ia tahu siapa yang datang. Dia melihat ayahnya mengambil tas dari rak, membukanya, dan mengambil popok (diaper) yang baru dan kering. Kemudian  ia melihat ayahnya meraih kotak kecil persegi yang terbuat dari plastik, membukanya, menarik tissu lembab  sekali pakai, menutupnya kembali dan menaruhnya ke dalam rak lagi. Setelah ayahnya melepas popok (diaper) basahnya, Meg melihat ayahnya membuka tutup ember bulat, dan membuang diaper ke dalam ember tersebut dan kemudian menutupnya kembali. Sesaat dirinya dibersihkan, ia dapat menjejak-jejakan kakinya dengan leluasa terbebas dari selimutnya yang tebal. Meg mulai belajar mengantisipasi kegiatan rutin sehari-hari dan mulai membangun pemahaman atas beberapa konsep penting seperti  ketetapan suatu benda /Obyek permanen yaitu sesuatu yang tetap ada bahkan bila saya tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakannya) “ruang/wadah “ ( keluar/ masuk, buka/ tutup, ukuran, bentuk) dan organisasi ruang.

Alex baru saja bangun dengan popok (diaper) yang berantakan juga. Ia menyandang tuna rungu, namun dapat melihat wajah dan benda-benda berwarna terang ketika objek-objek tersebut tidak lebih dari 18 inci darinya. Ia tidak mendengar ibunya  masuk ke kamarnya dan terkejut tiba-tiba melihat seseorang datang bergerak di atas tempat tidurnya.  Karena popoknya berantakan dan Alex tidak suka diganti popoknya, ibunya memutuskan untuk mengganti popoknya dengan cepat di tempat tidur bayinya, sehingga mereka dapat tetap melakukan kegiatan-kegiatan bermain lebih banyak. Mulai saat itu, Alex mulai mengenali ibunya dari sentuhan dan kedekatannya dan berharap diangkat untuk bermain  namun tiba–tiba ia  bingung. “Apa gerangan yang terjadi dengan kakiku”? Mengapa aku kedinginan?  Benda apakah yang dingin dipantatku? Aku benar-benar tidak suka. Mungkin, kalau aku menggeliat-geliat, rasa dingin itu akan hilang. Aduh, ternyata tidak ada pengaruhnya. Bagaimana kalau aku mengeraskan badanku sedkit? Masih nggak ada pengaruhnya. Kukira aku harus menangis. Akhirnya, Aku kembali memakai baju kering yang hangat, dan ibu memelukku. Meskipun demikian, aku tak yakin bahwa salah satu dari  kita sedang ingin bermain-main.

Michelle berisik & merengek karena ia baru saja bangun terjaga dengan popoknya yang berantakan. Ia tuna netra dan agak kehilangan pendengarannya. Ibunya mendekati tempat tidur Michelle dan dengan lembut meletakkan tangganya ke dada Michelle dan menyapanya dengan  isyarat khusus “Hallo”, kemudian diam  sejenak, dan dengan lembut menarik tangan Michelle untuk menyentuh rambut ibunya, yang merupakan “nama isyarat” ibunya.  Michelle menjadi  tenang dan menggapaikan tangannya untuk menyentuh muka ibunya. Ini menjadi sapaan khusus. (Ia tahu  bahwa ini ibunya yang akan mengangkatnya, bukan ayahnya dari rasanya menyentuh rambut ibunya, bukan dagu Ayahnya yang kasar). Michelle merasakan tangan ibunya yang dengan lembut mengangkatnya ke lengannya ketika ia mengucapkan sesuatu yang  mirip bunyi “ angkat ke atas”. Ibu menunggu sampai Michelle mulai mengangkat kepala  untuk menunjukkan bahwa ia sudah siap, kemudian ia mengangkatnya. Michelle bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan berikutnya, kemudian merasakan kain lembut alas meja ganti di bawah dirinya. Ia menjejak-jejakkan kakinya  dan merasakan adanya kertas yang ada di kaki meja ganti yang dipasangkan dengan hati-hati oleh saudara perempuannya.  Ia merasa rileks, karena ia tahu wajah-wajah yang mereka kenal. Ia merasakan ibunya menyentuh  popoknya, dan kemudian merasakan adanya popok bersih baru di dekat tangannya. Michelle menarik  dan dengan senang memain-mainkannya dengan tangannya selagi ibunya membersihkan pantatnya. Alangkah menyenangkan menjejak-jejak kertas milar dan merasakannya bergerak tanpa halangan selimut dan baju tidurnya. Ia merasakan ibunya dengan lembut mengangkat bawah lengannya. Ia mendengar suara seperti  “angkat” lagi. Ia  merasa rileks atas dipundak ibunya dan mereka pergi bermain-main bersama.

Masing-masing anak berbeda


Muatan informasi yang dapat dikumpulkan anak  tidak hanya tergantung pada banyaknya  dan jenis penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki, namun juga pada cara mereka belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu.  Masing-masing anak belajar memanfaatkan informasi sensorik yang tersedia dengan caranya sendiri. Beberapa anak berinteraksi dengan dunianya  terutama dengan sentuhannya; sementara yang lain mungkin lebih bergantung pada penglihatan dan pendengarannya. Bagi kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya itu akan paling bermanfaat.

Bagi anak lainnya, menggunakan  pendengaran, penglihatan, dan sentuhan  pada saat yang bersamaan terasa membingungkan dan, dalam situasi yang berbeda, mereka mungkin memilih untuk menggantungkan terutama pada satu indera. Beberapa anak menggunakan penglihatan dan pendengarannya secara tidak konsisten. Suatu saat mereka nampak menggunakan penglihatannya dengan baik; di lain waktu mereka tidak demikian. Demikian juga halnya, seorang anak mungkin mendengar dengan baik pada suatu saat, dan di saat lain tidak. Hal ini dapat membingungkan bagi orang tua dan juga para penyedia pelayanan. Walaupun pemeriksaan audiologis dan ophthalmologis yang lengkap merupakan hal yang sangat penting, pemeriksaan itu mungkin tidak dapat memberikan cukup penjelasan  tentang bagaimana anak anda khususnya menggunakan sisa kemampuan melihat dan mendengarnya. Informasi ini paling bagus diperoleh dengan mengamati anak anda secara cermat di tempat  yang akrab bagi mereka dan pada saat-saat yang berlainan.


Komunikasi mungkin sudah berlangsung

Ada beberapa cara dimana anak anda yang masih kecil mungkin sudah berkomunikasi. Cermati isyarat-isyarat berikut:

§  Nafasnya mungkin berubah ketika ia mendengar suara kakek, mengenali orang yang ia kenal dan ia cintai dalam kehidupannya.
§  Ia mungkin membuka mulutnya dengan penuh semangat ketika sendok menyentuh bibirnya, yang secara jelas menunjukkan bahwa ia menginginkan makanan lagi.
§  Ia mungkin tetap menutup mulutnya ketika sendok mendekati mulutnya, dan bila kita mencoba  melanjutkan pemberian makanan, ia mungkin melengoskan kepalanya,  bersandar ke kursinya, mengeraskan badan, atau menjadi marah.
§  Ketika  diajak bermain pat-a-cake games, ia mungkin meraih tangan kakaknya sebagai tanda bahwa ia ingin terus bermain.
§  Ketika ibu berhenti menggoyang-goyangkan sang anak di kursi goyangnya, ia mungkin menggerakkan badannya dalam goyangan ringan, yang menunjukkan bahwa ia ingin  digoyang-goyang lagi.
§  Ketika ayah diam sebentar dalam suatu permainan yang paling disukai, setelah berkata “Saya akan menyentuh hidungmu,” ia mungkin akan senang dan mengantisipasi datangnya ciuman.
§  Ia mungkin secara aktif dan penuh semangat ikut serta menyanyikan lagu yang dikenalinya dan permainan gerakan, (seperti “Row, Row, Row Your Boat,” selama lima menit;  maka anda akan merasa keikutsertaannya mungkin mengendur. Ia mungkin memiringkan kepalanya ke samping. Bila anda tetap bersikukuh dengan melanjutkan interaksi itu ia mungkin secara aktif menolak menggerakkan tangannya bersama tangan anda, mengeraskan sekujur tubuhnya, dan menoleh ke arah lain. Jelas ia telah bosan.
§  Ia mungkin merangkak ke pintu dan duduk, atau memukul pintu, sebagai tanda bahwa ia ingin keluar. Kemudian, ia bahkan mungkin mengapit tangan anda dan menggandeng anda ke arah pintu sebagai tanda permohonan untuk pergi keluar.
§  Selama ia mandi, ia mungkin mencipakkan tangannya ke air. Ketika ia  diam sejenak, ayahnya mencipakkan tangannya dekat tangan si anak, dan kemudian berdiam sejenak. Si anak akan mencipakkan air lagi. Interaksi timbal balik dengan bantuan “maju-mundur” dan “bergantian” membantu membangun “pembicaraan”  tahap awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar