PENDIDIKAN BAGI ANAK KURANG LIHAT ( LOW VISION ) - Sastra Education

Breaking

Minggu, 27 November 2016

PENDIDIKAN BAGI ANAK KURANG LIHAT ( LOW VISION )



Pengertian low vision
Anak kurang lihat atau anak kurang awas, dikenal dengan sebutan anak low vision. Mereka adalah anak yang masih memiliki sia penglihatan.
            Barraga (1986:5) memaparkan beberapa definisi anak kurang lihat. The world health organization mendefinisan anak kurang lihat sebagai :” pribadi yang memiliki kecacatan visual yang jelas tetapi juga masih memiliki sisa penglihatan yang dapat digunakan”.
            Hallahan & Kauffan ( 1991:304 ) mengatakan bahwa anak kurang lihat adalah :” mereka yang dapat membaca huruf bercetak tebal bahkan termasuk mereka yang menggumakan alat-alat pembesar”.


Prinsip-prinsip pengajaran bagi anak kurang lihat.
            Ada beberapa prinsip harus diperhatikan dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak kurang lihat. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam melayani pendidikan bagi low vision adalah :
1.      Cahaya/ penerangan
Ruangan belajar hendaknya mendapat cahaya. Cahaya yang datang tidak langsung dari depan tetapi dar samping atau biarkan anak memilih keadaan cahaya yang sesuai dengan kondisinya. Pemberian cahaya diusahakan tidak menimbulkan rasa silau. Bahkan sebaliknya, harus dapat meningkatkan kekontrasan tulisan pada halaman buku.
2.      Warna
Dengan kondisi penglihatannya, maka kontras warna sangat dibutuhkan dalam kelancaran belajarnya. Contoh :
a.       Untuk kejelasan gambar benda, maka latar belakang gambar warnanya dibuat kontras dengan warna bendanya.
b.      Gambar-gambar yang terdapat dalam buku peljaran hendaknya diperjelas dengan cara membuat out linennya atau memperjelas pinggiran gambar sehingga tampak kerangka gambar
c.       Kartu-kartu berwarna dapat meningkatkan gairah belajar membaca anak
d.      Kapur berwarna sangat menarik bila digunakan dalam pelajaran
3.      Ukuran
Ukuran benda yang diberikan pada anak sebagai latihan kepekaan indra raba haruslah diperhatikan sehingga akan mempermudah dalam mengikuti pelajaran.
4.      Metode pengajaran
Metode pengajaran yang dipergunakan dalam mengajar bagi naka kurang lihat tidak ada bedanya dengan anak awas lainnya. Perbedaan terletak pad penekanan kegiatan. Hal ini dilakukan untuk memberi motivasi belajar pada anak kurang lihat. Contoh :
a.       Semakin banya kegiatan yang memberi respon, akan semakin besar minat anak terhadap pelajaran.
b.      Setiap pelajaran diakhiri dengan penampilan visual yang berhasil ( memamerkan hasil yang baik )
c.       Mengingatkan kembali ketrampilan-ketrampilan yang pernah diberikan
d.      Biarkan anak memilih keadaan cahaya yang sesuai dengan kondisinya.
5.      Waktu
Waktu yang dibutuhkan low vision dalam mengikuti pelajaran akan lebih banyak bila dibanding dengan anak awas. Dalam membaca, mereka memerlukan waktu untuk mengerti. Disamping itu masih memerlukan ketajaman penglihatan untuk menafsirkan gambar. Sehingga guru harus memperhatikan faktor kelelahan anak. Namun perlu diwaspadai, tidak setiap saat perlu penyesuaian waktu. Sebab suatu saat akan menimbulkan hal-hal yang melampaui batas. Melampaui batas dalam hal yang menyangkut ketidakmampuan anak. Misal : minta dimengerti bila suatu ketika dia berprestasi buruk. Dalam hal ini perlu meyakinkan anak bahwa dia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

sumber : Anastasia Widdjajanti, Dra, 1994, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa. Lumen Christy, FIP-IKIP MALANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar