Pengertian low vision
Anak kurang lihat atau anak kurang
awas, dikenal dengan sebutan anak low vision. Mereka adalah anak yang masih
memiliki sia penglihatan.
Barraga
(1986:5) memaparkan beberapa definisi anak kurang lihat. The world health
organization mendefinisan anak kurang lihat sebagai :” pribadi yang memiliki
kecacatan visual yang jelas tetapi juga masih memiliki sisa penglihatan yang
dapat digunakan”.
Hallahan
& Kauffan ( 1991:304 ) mengatakan bahwa anak kurang lihat adalah :” mereka
yang dapat membaca huruf bercetak tebal bahkan termasuk mereka yang menggumakan
alat-alat pembesar”.
Prinsip-prinsip pengajaran bagi anak kurang lihat.
Ada
beberapa prinsip harus diperhatikan dalam memberikan layanan pendidikan bagi
anak kurang lihat. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam melayani
pendidikan bagi low vision adalah :
1. Cahaya/
penerangan
Ruangan belajar hendaknya mendapat
cahaya. Cahaya yang datang tidak langsung dari depan tetapi dar samping atau
biarkan anak memilih keadaan cahaya yang sesuai dengan kondisinya. Pemberian
cahaya diusahakan tidak menimbulkan rasa silau. Bahkan sebaliknya, harus dapat
meningkatkan kekontrasan tulisan pada halaman buku.
2. Warna
Dengan kondisi penglihatannya, maka
kontras warna sangat dibutuhkan dalam kelancaran belajarnya. Contoh :
a.
Untuk kejelasan gambar benda, maka
latar belakang gambar warnanya dibuat kontras dengan warna bendanya.
b. Gambar-gambar yang terdapat dalam buku peljaran hendaknya
diperjelas dengan cara membuat out linennya atau memperjelas pinggiran gambar
sehingga tampak kerangka gambar
c.
Kartu-kartu berwarna dapat
meningkatkan gairah belajar membaca anak
d. Kapur berwarna sangat menarik bila digunakan dalam pelajaran
3. Ukuran
Ukuran benda yang diberikan pada
anak sebagai latihan kepekaan indra raba haruslah diperhatikan sehingga akan
mempermudah dalam mengikuti pelajaran.
4. Metode
pengajaran
Metode pengajaran yang dipergunakan
dalam mengajar bagi naka kurang lihat tidak ada bedanya dengan anak awas
lainnya. Perbedaan terletak pad penekanan kegiatan. Hal ini dilakukan untuk
memberi motivasi belajar pada anak kurang lihat. Contoh :
a.
Semakin banya kegiatan yang memberi
respon, akan semakin besar minat anak terhadap pelajaran.
b. Setiap pelajaran diakhiri dengan penampilan visual yang
berhasil ( memamerkan hasil yang baik )
c.
Mengingatkan kembali
ketrampilan-ketrampilan yang pernah diberikan
d. Biarkan anak memilih keadaan cahaya yang sesuai dengan
kondisinya.
5. Waktu
Waktu yang dibutuhkan low vision
dalam mengikuti pelajaran akan lebih banyak bila dibanding dengan anak awas.
Dalam membaca, mereka memerlukan waktu untuk mengerti. Disamping itu masih
memerlukan ketajaman penglihatan untuk menafsirkan gambar. Sehingga guru harus
memperhatikan faktor kelelahan anak. Namun perlu diwaspadai, tidak setiap saat
perlu penyesuaian waktu. Sebab suatu saat akan menimbulkan hal-hal yang
melampaui batas. Melampaui batas dalam hal yang menyangkut ketidakmampuan anak.
Misal : minta dimengerti bila suatu ketika dia berprestasi buruk. Dalam hal ini
perlu meyakinkan anak bahwa dia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
ketrampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
sumber : Anastasia Widdjajanti, Dra, 1994, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa. Lumen Christy, FIP-IKIP MALANG
sumber : Anastasia Widdjajanti, Dra, 1994, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa. Lumen Christy, FIP-IKIP MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar