WHAT IS FILSAFAT ? - Sastra Education

Breaking

Minggu, 20 November 2016

WHAT IS FILSAFAT ?



Ruang lingkup  filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang  komprehensif.  Segala  sesuatu  yang  mungkin  ada  dan  benar-benar ada  (nyata),  baik  material  konkret  maupun  nonmaterial  (abstrak).  Jadi, objek filsafat itu tidak terbatas (Muhammad Noor Syam, 1988:22).Secara  makro,  apa  yang  menjadi  objek  pemikiran  filsafat  yaitu permasalahan  kehidupan  manusia,  alam  semesta,  dan  alam  sekitarnya, juga  merupakan  objek  pemikiran  filsafat  pendidikan.  Namun  secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1.  Merumuskan  secara  tegas  sifat  hakikat  pendidikan  (the  natureof education);
2.  Merumuskan  sifat  hakikat  manusia,  sebagai  subjek  dan  objek pendidikan (the nature of man);
3.  Merumuskan  secara  tegas  hubungan  antara  filsafat,  filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan;
4.  Merumuskan  hubungan antara filsafat,  filsafat  pendidikan,  dan  teori pendidikan;
5.  Merumuskan  hubungan  antara  filsafat  Negara  (ideology),  filsafat pendidikan dan politik pendidikan (system pendidikan);
6.  Merumuskan  system  nilai  norma  atau  isi  moral  pendidikan  yang merupakan tujuan pendidikan

Kesimpulannya,  yang  menjadi  ruang  lingkup  filsafat  pendidikan adalah  semua  aspek  yang  berhubungan  dengan  upaya  manusia  untuk mengerti  dan  memahami  hakekat  pendidikan  itu  sendiri,  yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan  yang  baik  dan bagaimana  tujuan  pendidikan  itu  dapat  dicapai  seperti  yang  dicitacitakan.Memperhatikan  tujuan  atau  ruang  lingkup  filsafat  yang  begitu luas,  maka  para  ahli  pun  membatasi  ruang  lingkupnya. 
Menurut  Will Durant (Hamdani Ali, 1986:7-8), ruang lingkup studi filsafat itu ada lima: Logika, estetika, etika, politik, dan metafisika.Sebagaimana  filsafat  umum,  filsafat  pendidikan  juga  memiliki beberapa  sumber;  ada  yang  tampak  jelas  dan  ada  yang  tidak  jelas.
Sumber-sumber  primer  dari  filsafat  hidup  dan  filsafat  pendidikan  : manusia, Sekolah, dan Lingkungan.
Menurut Will Durant (Hamdani Ali, 1986:7-8), ruang lingkup studi filsafat itu ada lima: logika, estetika, etika, politik dan metafisika.
1.  Logika.  Studi  mengenai  metode-metoe  ideal  mengenai  berpikir  dan meneliti  dalam  melaksanakan  observasi,  introspeksi,  dedukasi  dan induksi,  hipotensis  dan  analisis  eksperimental  dan  lain-lain,  yang merupakan  bentuk-bentuk  aktivitas  manusia  melalui  upaya  logika agar bisa dipahami.
2.  Estetika.  Studi  tentang  bentuk  dan  keindahan  atau  kecantikan  yang sesungguhnya dan merupakan filsafat mengenai kesenian.
3.  Etika. Studi mengenai tingkah laku yang terpuji yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang nilainya tinggi. Menurut sacrotes, bahwa etika sebagai  pengetahuan  tentang  baik,  buruk,  jahat  dan  mengenai kebijaksanaan hidup.
4.  Politik.  Suatu  studi  tentang  organisasi  sosial  yang  utama  dan  bukan sebagaimana  yang  diperkirakan  orang,  tetapi  juga  sebagai  seni pengetahuan  dalam  melaksanakan  pekerjaan  kantor.  Politik merupakan pengetahuan mengenai organisasi sosial seperti monarki, aristokrasi, demokrasi, sosialisme, markisme, feminisme, dan lain-lain, sebagai ekspresi  actual filsafat politik.
5.  Metafisika. Suatu studi mengenai realita tertinggi  dari hakikat semua benda,  nyata  dari  benda  (ontologi)   dan  dari  akal  pikiran  manusia(ilmu jiwa filsafat) serta suatu studi mengenai hubungan kokoh antara pikiran  seseorang  dan  benda  dalam  proses  pengamatan  dan pengetahuan (epistemologi)
Menurut  Imam  Barnadib  (194:20),  filsafat  sebagai  ilmu  yang mempelajari  objek  dari  segi  hakikatnya,  memiliki  beberapa  problema pokok, antara lain: realita, pengetahuan dan nilai.
1.  Realita,  yakni  kenyataan  yang  selanjutnya  mengarah  kepada kebenaran, akan muncul bila orang telah mampu mengambil konklusi bahwa pengetahuan yang diperoleh tersebut memang nyata. Realita dibagi oleh matafisika;
2.  Pengetahuan,  yakni  yang  menjawab  pertanyaan-pertanyaan,  missal apakah  pengetahuan,  cara  manusia  memperoleh  dan  menangkap pengetahuan  tersebut,  dan  jenis-jenis  pengetahuan.  Pengetahuan dibagi oleh epistemologi;
3.  Nilai,  yang  dipelajari  oleh  filsafat  disebut  aksiologi.  Pertanyaanpertanyaan  yang  dicari  jawabannya,  misalnya  nilai  yang  bagaimana yang diingini manusia sebagi dasar hidupnya.Sebagi  filsafat  umum,  filsafat  pendidikan  memiliki  beberapa sumber; ada yang tanpa jelas dan ada yang tidak jelas.
1. Manusia(people). Manusia kebanyakan mengalami kesulitan-kesulitan dalam  proses  kedewasaan  atau  kematangan.  Hal  ini  tentunya memiliki  dampak  yang  signifikan  bagi  keyakinan  manusia  sebagai individu. Orang tua, guru, teman, saudara kandung, anggota keluarga, tetangga  dan  orang  lain  dalam  masyarakat  akan  mempengaruhi pemikiran  dan  tingkah  laku  individu.  Macam-macam  hubungan  dan pengalaman  di  atas  membantu  proses   penciptaan  sikap  dan  sistem keyakinannya.
2.  Sekolah. Pengalaman  seseorang,  jenis  sekolah,  dan  guru-guru  di dalamnya  merupakan  sumber-sumber  pokok  filsafat pendidikan. Banyak orang yang telah memutuskan untuk berprofesi sebagai guru karena mereka  menyenangi  sekolah,  atau  mungkin  karena dipengaruhi  seseorang  selama  belajar  disekolah.  Sekolah  telah mempengaruhi  dan  terus  akan  mempengaruhi  filsafat  pendidikan seseorang.
3.  Lingkungan  (environment).  Lingkungan  sosial  budaya  tempat seseorang tinggal dan dibesarkan adalah sumber yang lain dari filsafat pendidikan.  Jika  seseorang  dibesarkan  dalam  masyarakat  yang menempatkan  suatu  nilai  pendidikan  yang  tinggi  hal  ini  akan mempengaruhi filsafat pendidikan seseorang. Dengan demikian hubungan fisafat dan  filsafat pendidikan  menjadi begitu  penting. Karena  masalah  pendidikan  merupakan  masalah hidup dan  kehidupan  manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama  proses  perkembangan  hidup  dan  kehidupan  manusia. 
Dalam kontek ini, filsafat pendidikan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.
D.  Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Filsafat  yang  dijadikan  pandangan   hidup  oleh  suatu  masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup  dan  kehidupan  bangsa,  termasuk  aspek  pendidikan.  Filsafat pendidikan  yang  dikembangkan  harus  berdasarkan  filsafat  yang  dianut oleh  suatu  bangsa.  Sedangkan  pendidikan  merupakan  suatu  cara  atau mekanisme  dalam  menanamkan  dan  mewariskan  nilai-nilai  filsafat  itu sendiri.  Pendidikan  sebagai  suatu  lembaga  yang  berfungsi  menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar  filsafat  yang  dijunjung  lembaga  pendidikan  dan  pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin upaya pendidikan dan proses tersebut  efektif,  dibutuhkan  landasan-landasan   filosofis  dan  ilmiah
sebagai  asas  normative  dan  pedoman  pelaksanaan  pembinaan (Muhammad Noor Syam, 1988:39).Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan:
1.  Filsafat  ,  dalam  arti  filosofis,  merupakan  satu  cara  pendekatan  yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
2.  Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut  aliran  filsafat  tertentu  yang  memilki  relevansi  dengan kehidupan yang nyata.
3.  Filsafat,  dalam  hal  ini  filsafat  pendidikan,  mempunyai  fungsi  untuk memberikan  petunjuk  dan  arah  dalam  pengembangan  teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogic).
Menurut Ali Saifullah, antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan  terdapat  hubungan  yang  suplementer:  filsafat  pendidikan sebagi  suatu  lapangan  studi  mengarahkan  pusat  perhatian  dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normative ilmiah, yaitu:
1.  Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan  pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
2.  Kegiatan  merumuskan  sistem  atau  teori  pendidikan  yang  meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan  pengajaran,  termasuk  pola-pola  akulturasi  dan  peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat (Zuhairini, 1992:18).
Bahwa  antara  filsafat  pendidikan  dan  pendidikan  terdapat  suatu hubungan  yang  erat  sekali  dan  tidak  terpisahkan.  Filsafat  pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam system pendidikan karena filsafat  merupakan  pemberi  arah  dan  pedoman  dasar  bagi  usaha-usaha perbaikan,  meningkatkan  kemajuan  dan  landasan  kokoh  bagi  tegaknya system pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar