PENGERTIAN FILSAFAT - Sastra Education

Breaking

Minggu, 20 November 2016

PENGERTIAN FILSAFAT



Kata Filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta ilmu  pengetahuan. Terdiri dari philos yang  berarti  cinta,  senang  dan  suka  serta  kata  Sophia  berarti pengetahuan,hikmah  dan  kebijaksanaan  (Ali,  1986:7).  Hasan  Shadily (1984 : 9 ),  mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka pada hikmah dan kebijaksanaan.Horold Titus, mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut :
1.  Filsafat  adalah  sekumpulan  sikap  dan  kepercayaan  terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2.  Filsafat yaitu suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3.  Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4.  Filsafat adalah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
5.  Filsafat  adalah  sekumpulan  problema-problema  yang  langsung mendapat  perhatian  manusia  dan  dicarikan  jawabannya  oleh  ahli filsafat (jalaluddin dan Said, 1994:9 ).
Selanjutnya, Imam Barnadib menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis.  Menyeluruh karena filsafat bukan hanya pengetahuan, melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus  sampai  di  balik  pengetahuan  itu  sendiri.  Dengan  pandangan yang lebih terbuka ini, hubungan dan pertalian antara semua unsur  yang mengarahkan  perhatian  dan  kedalaman  mengenai  kebajikan dimungkinkan  untuk  dapat  ditemukan. 
Sistematis,  karena  filsafat menggunakan  berpikir  secara  sadar,  teliti,  dan  teratur  sesuai  d engan hukum-hukum yang ada (Imam Barnadib, 1994: 11-12 ). Menurut Harun Nasution, filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika), bebas, (tidak terikat pada tradisi, dogma, serta agama dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan (Nasution, 1973:24).Berpikir  yang  seperti  ini,  menurut  Jujun  S.  Suriasumantri,  adalah sebagai  karakteristik  dan  berpikir  Filosofis.  Ia  berpandangan  bahwa berpikir  secara  filsafat  merupakan  cara  berpikir  radikal,  sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk sesuatu permasalahan yang mendalam. Begitupun  berpikir  secara  spekulatif  disini  adalah  berpikir  dengan  cara merenung,  memikirkan  segala  sesuatu  sedalam-dalamnya,  tanpa keharusan  adanya  kontak  langsung  dengan  objek  sesuatu  tersebut. Tujuannya  adalah  untuk  mengerti  hakikat  sesuatu  (Muhammad  Noor Syam. 1986:25).
Karena pemikiran-pemikiran yang bersifat filsafat didasarkan atas pemikiran  yang  bersifat  spekulatif,  maka  nilai-nilai  kebenaran  yang dihasilkannya  juga  tak  terhindarkan  dari  kebenaran  spekulatif.  Hasilnya sangat tergantung dari pandangan filosof yang bersangkutan. Mengingat dominasi penggunaan nalar manusia dalam berfilsafat, maka  kebenaran  yang  dihasilkannya  didasarkan  atas  penilaian kemampuan maksimal menurut nalar manusia.Dengan  demikian  kebenaran  filsafat  adalah  kebenaran  yang relative.  Artinya  kebenaran  itu  sendiri  selalu  mengalami  perkembangan sesuai dengan perubahan zaman dan peradaban manusia. Bagaimanapun , penilaian tentang suatu kebenaran yang dianggap benar itu   tergantung pada  ruang  dan  waktu.  Apa  yang  diagap  benar  oleh  masyarakat  atau bangsa  lain,  belum  tentu  akan  dinilai  sebagai  suatu  kebenaran  oleh masyarakat atau bangsa lain. Sebaliknya, suatu yang dianggap benar oleh masyarakat atau bangsa dalam suatu zaman, akan berbeda pada zaman berikutnya. Dari uraian di atas Filsafat adalah ilmu pengetahuan komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan  yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar