Pandangan
Saya Tentang Dunia Pendidikan
Karya
Hermawan
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang
pesat saat ini terlihat dengan teknologi yang semakin maju dan mempengaruhi
banyak aspek kehidupan manusia.
Sebagai bagian dari masyarakat global,
Indonesia menghadapi berbagai
macam permasalahan yang kompleks, hal ini merupakan salah satu akibat
dari lamanya bangsa ini dikuasai oleh penjajah yang sifatnya eksploratif. Pada masa itu, bangsa ini hanya dimanfaatkan
sumber daya alamnya yang melimpah, sedangkan dalam sumber daya manusianya
dibodohkan dengan berbagai cara, sehingga bangsa ini tidak mengalami masa perkembangan
yang menakjubkan dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, maupun teknologi.
Masa penjajahan tersebut, disatu sisi melahirkan kaum intelektual yang
terbatas, namun disisi lain justru menghasilkan sumber daya manusia yang tidak berkualitas.
Keadaan tersebut mewariskan buruknya pengelolaan bangsa ini oleh para penguasa
bangsa ini sendiri, baik di jaman orde lama maupun orde baru, sehingga bangsa
ini kalah bersaing dengan bangsa lain.
Ketidaksesuaian
kompetensi SDM dengan pasar kerja; Ketidakseimbangan kebutuhan layanan
publik dengan jumlah petugas; Distribusi
informasi tentang pasar kerja yang lambat atau timpang; permintaan tenaga kerja
yang belum terpetakan dengan baik; Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan
secara simultan menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan, dan
pada akhirnya menyebabkan rendah kualitas SDM Indonesia.
Menurut hasil Studi Political and Economical Risk
Consultancy (PERC) tahun 2005, mencerminkan betapa rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini. Derajat pendidikan Indonesia di urutan ke-12
dari 12 negara di Asia. Indonesia berada pada posisi paling buncit di bawah
Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina, berada di atas
Indonesia. Indikator yang digunakan oleh
PERC antara lain: (1) Impresi keseluruhan
tentang sistem pendidikan di suatu negara; (2) Proporsi penduduk yang
memiliki pendidikan dasar; (3) Proporsi penduduk yang memiliki pendidikan
menengah; (4) Proporsi penduduk yang memiliki pendidikan perguruan tinggi; (5) Jumlah
biaya untuk mendidik tenaga kerja produktif; (6) Ketersediaan tenaga kerja produktif
berkualitas tinggi; (7) jumlah biaya untuk mendidik tenaga kerja; (8) Ketersediaan
staf manajemen; (9) Tingkat keterampilan tenaga kerja; (10) semangat kerja (work ethic) tenaga kerja; (11) Kemampuan berbahasa Inggris; (12)
Kemampuan berbahasa asing selain bahasa Inggris; (13) Kemampuan penggunaan teknologi tinggi; (14)
Tingkat keaktifan tenaga kerja; (15) Frekuensi perpindahan atau pergantian
tenaga kerja (labour turnover).
Menurut Word Education Forum (WEF), kunci utama
dan majunya pembangunan pendidikan di suatu negara adalah karena adanya
kepedulian pemerintah yang begitu serius dalam menangani sektor pendidikan.
Soemarto, (2002:1) menambahkan, keberhasilan suatu bangsa dalam membangun
pendidikan menjadi barometer tingkat kemajuan bangsa yang bersangkutan. Hal ini
patut dicermati mengingat pembangunan pendidikan di Indonesia relatif masih
tertinggal dibandingkan negara-negara lain, bahkan di kawasan Asia Tenggara
sekalipun, kecuali dengan negara baru Timor Leste.
Berdasarkan latar
belakang tersebut, esai ini akan menyajikan sejumlah analisa dan pemikiran
mengenai pandangan saya terhadap dunia pendidikan. Karena pendidikan sebagai
suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem norma tingkah
laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh
lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
B. Pandangan Saya Tentang Dunia
Pendidikan
Bidang pendidikan
merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam upaya meningkatkan
kualitas kehidupan, di samping juga merupakan faktor penentu bagi perkembangan
sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang
lebih baik. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana paling strategis untuk
mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan
bagi kehidupan masayarakat, maka pemerintah sangat memperhatikan segala aspek pendidikan
yang ada untuk ditingkatkan, termasuk peningkatan mutu produktivitas guru.
Bentuk perhatian ini, secara
khusus tercermin dalam kebijakan pemerintah, antara lain: berupa pemenuhan sarana
perundang-undangan, peningkatan anggaran pendidikan, sampai pada upaya
penyempurnaan berbagai regulasi yang berlaku untuk memajukan pendidikan
nasional. (Subandowo, 2009:109-110).
Menurut John Dewey,
filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat juga
diartikan sebagai teori umum pendidikan.
Pendidikan merupakan
usaha sadar yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan
kemampuan anak agar bermanfat bagi kepentinganhidupnya sebagai individu dan
sebagai warga masyarakat. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar
dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.
Sedangkan pengertian sistem
pendidikan adalah sistem yang dijadikan tolok ukur bagi tingkah laku manusia
dalam masyarakat yang mengandung potensi yang mengendalikan, mengatur dan
mengarahkan perkembangan masyarakat itu sendiri didalam lapangan pendidkan.
Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban-jawaban yang tepat
sehingga kecenderungan dan sikap berfikir masyarakat tidak terombang-ambing
tanpa arah yang jelas. Jadi sistem pendidikan diperlukan untuk menjawab semua
persoalan yang ada khususnya dibidang pendidikan.
Pada hakekatnya sistem
pendidikan dilihat dari segi idealitas sosio-kultural, pendidikan adalah
merupakan alat pembudayaan umat manusia yang paling ditentukan dan diperlukan
di antara keperluan hidupnya walaupun pendidikan timbul dan berkembang darisumber
kultural umat itu sendiri.
Pendidikan tidak cukup
kalau hanya memiliki badan yang sehat dan kuat, memiliki kemampuan untuk
bekerja secara efektif, efisien, pragmatis dan rasional tetapi harus
mengembangkan pada segi logika, etika, estetika dansegi keagamaan, sehingga
kita hidup dijiwai oleh nilai-nilai yang bersumber pada falsafah bangsa.
Dalam kehidupan suatu
bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Indonesia adalah negara yang
berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang dasar 1945 yang di dalamnya
diatur bahwa pendidikan diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah sebagai
satu sistem pengajaran nasional.
Pendidikan selain
sebagai sarana tranfer ilmu pengetahuan, sosial budaya juga merupakan sarana
untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya. Suatu bangsa
menjadi kuat serta menguasai bangsa-bangsa lainnya dengan sistem pendidikannya
yang kuat demikian juga sebaliknya sistem pendidikan yang lemah akan menjadikan
sustua bangsa tidak berdaya (Tadjab;1994). Pendidikan suatu bangsa akan secara
otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila adalah dasar
dan idiologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
C. Kesimpulan
Pancasila menjadi
sangat penting sebab menjadi dasar, arah dan pedoman sustu sistem pendidikan.
Pancasila menetapkan ide-ide dan idealisme sedangkan pendidikan merupakan usaha
dalam merealisasikan ideide tersebut menjadi kenyataan, tindakan dan tingkah
laku serta membina kepribadian manusia.
Pendidikan adalah arah
pembentukan sosok manusia yang unggul
dalam berbagai bidang dalam membina kepribadian manusia.
Dalam bidang keilmuan,
pendidikan diarahkan pada penemuan-penemuan ilmiah,
utamanya yang bermanfaat
bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam bidang ketrampilan membangun
jiwa wirausaha atau entrepreneurship
merupakan hal yang sangat penting dan harus dipupuk sejak kecil, sehingga
pendidikan nasional tidak hanya melahirkan para pencari kerja tetapi pencipta
lapangan kerja.
Daftar Pustaka
Alwasilah, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung:Rosda.
Andriani Purwastuti, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Laporan Studi
Political and Economical Risk Consultancy (PERC) tahun 2005.
Laporan World
Economic Forum -
The Global Competitiveness Report
Tahun 2008-2009.
Kaelan. 1996. Filsafat
Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Subandowo. 2009.
Peningkatan Produktivitas Guru dan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Pada Era
Global. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Khazanah
Pendidikan, Vol. I, No. 2 (Mei 2018).
Syaiful
Sagala. 2009. Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga
Kependidikan: Pemberdayaan Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat
dalam Manajemen Sekolah. Bandung: CV. Alfabeta.
Tim
Dosen Administrasi Pendidikan
UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Editor Riduwan. Bandung: CV. Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar