PANCASILA SEBAGAI KARAKTER BANGSA - Sastra Education

Breaking

Minggu, 11 Juni 2017

PANCASILA SEBAGAI KARAKTER BANGSA



Dalam  sejarah  bangsa  INDONESIA pada  abad  13  kita  mengenal  kerajaan Majapahit  yang  sangat  terkenal,  pada  saat itu muncul sebutan sanjungan dari pujangga  kerajaan  bahwa  Indonesia  pada  saat  itu sebutannya  masih  Nusantara.  Zaman kerajaan Majapahit dapat dikatakan sebagai jaman  keemasaannya  nusan-tara  atau Indonesia  yang  memiliki  daerah  kekuasaan hampir  seluruh  asia,  maka  dapat  dikatakan pada  saat  itu  dalam  bahasa  kawi  GEMAH RIPAH  LOH  JINAWI  TOTO  TENTREM  KERTO RAHARJO.

Peraturan  peraturan  pemrintahan  berjalan  dengan  tertib  karena  seluruh  rakyat patuh melaksanakan  kewajibannya,  demikian  pula  aturan  aturan  hukum  dilaksanakan  dengan  baik  sesuai  dengan  kesalahan  sehingga  rakyat  betul  betul  merasa dilindungi  oleh  aturan  hukum  yang  diberlakukan pemerintah.
Pancasila  sebagai  ideology  bangsa  dan sekaligus  karakteristik  Bangsa  Indonesia mengandung beberapa pengertian meliputi:
1.       Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengandung  pengertian  Suatu  konsep Ketuhanan  yang  bersumber  dari  pemikiran manusia yang bersumber dari cipta rasa dan karsa CIPTA  yang  berarti  manusia  berasal  dari ciptaan  Tuhan  harus  memiliki kecerdasan, pengetahuan, ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. RASA  yang  berarti  manusia  memiliki perasan,  rasa  senang,  sedih,  mencintai dicintai menghargai sesama. KARSA  yang  berarti manusia  memiliki semangat,  motivasi  berbuat  lebih  baik mampu  memotivasi  diri  sendiri  dan orang lain
2.       Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Bahwa  manusia  harus  memiliki  rasa kemanusiaan  atau  tenggang  rasa  terhadap  masyarakat  sosial  di  mana  ia berada karena manusia bagian dari social masyarakat  oleh  karena  itu  haru  patuh pada  aturan  aturan  yang  berlaku  dalam masyarakatnya.
3.       Persatuan Indonesia Merupakan  karakter  bangsa  Indonesia yang  ketiga,  hal  ini  muncul  karena  rasa kesadaran  satu  nasib  satu  perjuangan, hal  ini  sudah  ada  sejak  jaman  nenek moyang  misalnya  dalam  berjuang  melawan  penjajah,  di  daerah  daerah  dalam hal  bergotong  royong.  Mendirikanrumah,  membantu  masyarakat  yang berduka cita tanpa harus diminta.
4.       Kerakyatan  Yang  Dipimpin  oleh  hikmat kebijaksanaan  dalam  Permusyawaratan dan Perwakilan Karakter  yang  keempat  berasal  dari  filsafat  sosial  bahwa  manusia  menghendaki hubungan  yang ideal  dengan orang lain. Pengertian  yang  lain  bahwa manusia  menghendaki  hubungan  yang baik  saling  menghormati  dengan  yang lain  sehingga  dalam  komunikasi  tidak akan  terjadi  pertengkaran  atau  percekcokan, Misalnya  dalam  pengambilan keputusan rapat atau musyawarah lain.
Membahas  tentang  keadilan pengertiannya sangat  luas  sekali. Keadilan adalah kondisi  kebenaran ideal secara  moral  mengenai  sesuatu  hal, bangsa baik  menyangkut  benda  atau orang.  Menurut   teori  keadilan   oleh filsof AS yang dianggap salah satu filsof politik  terkemuka  abad  20,  menyatakan bahwa ‘Keadilan  adalah  kelebihan (virtue) pertama  dari  institusi  sosial, sebagaimana   halnya  kebenaran  dalam sistem  pemikiran,  ada  teori  lain  mengatakan keadilan belum tercapai kita tidak hidup dalam dunia yang tidak adil, kebanyakan  orang  mengatakan  bahwa keadilan  harus  dilawan   dan  dihukum, dan  banyak  gerakan  sosial  dan  politis.

5.       Keadilan  sosial  berarti  keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala
bidang  kehidupan  baik  materi  maupun spiritual.   Hal  itu  berarti  keadilan  tidak
berlaku  bagi  si  kaya  saja,  tetapi  berlaku pula bagi orang miskin.
Keadilan  sosial  adalah  sebuah konsep  yang  membuat  para  filsuf  terkagum  kagum seperti  pendapat  Plato bahwa  keadilan  pada  sebuah  negara ideal  adalah  bersandar  pada  sifat  yang baik : Kebijakan  keberanian,  pantangan,  keprihatianan, dan  keadilan,  penambahan kata  sosial  adalah  untuk  membedakan keadilan  sosial  dengan  konsep  keadilan di dalam hukum.
Apabila kita melaksanakan sila kelima ini dengan  baik  akan  membentuk  karakter yang  baik  serta  bermanfaat  sebagai berikut :
·         Mengembangkan  perbuatan  yang mencerminkan  sifat  kekeluargaan
dan gotong royong.
·         Mengembangkan  sikap  adil  terhadap sesame
·         Menjaga  keseimbangan  antara  hak dan kewajiban
·         Menghormati hak orang lain
·         Suka  memberi  pertolongan  pada orang lain
·         Tidak  menggunakan  hak  orang  lain untuk melakukan pemerasan
·         Tidak  menggunakan  hak  milik  untuk hal hal yang bersifat pemborosan
·         Suka bekerja keras
·         Menghargai hasil karya orang lain.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas  dengan   implikasi  pada  masyarakat   terutama  pemerintahan di Indonesia  sudah  luntur  sama  sekali dan  sangat  memprihatinkan, missal permasalahan  di  DPR  yang  menuai cacian masyarakat dan media seakan tidak digubris lagi, DPR yang memiliki masa  kerja  5  tahun,  para  dewan mendapat  pensiun  selama  hidup belum lagi  menghambur-hamburkan uang  untuk  kesenangan  pribadi  yang bersifat  hedonisme.   Hal  inilah  yang menjadi  salah  satu  alasan  mengapa banyak orang berlomba lomba untuk menjadi  DPR.  Sangat   disayangkan pada  hal  masih  banyak  rakya Indonesia  yang  belum  lepas dari masalah kemiskinan.
Hal  tersebut  bisa  dikatakan  bahwa karakter  atau  jatidiri  bangsa  telah luntur Karena  sila  ke  lima  tidak dilaksanakan  secara  benar  sehingga Pancasila  hanya  sebagai  pajangan atau hiasan dinding belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar