Membicarakan suatu
negara tidak lepas dari
ideologinya, ibarat raga dan
jiwa memiliki suatuikatan
yang kuat, negara
adalah raga dan ideology adalah adalahjiwa atau roh
yang menggerakkan kesadaran seseorang untuk berbuat untuk
mencapai suatu tujuan
atau cita cita
yang diinginkan.
Pemimpin
bukanlah putra mahkota
Allah SWT yang berhak mewarisi kekuasaan Allah SWT secara turun- temurun dan mutlak.
Manusia dilahirkan sama secara
alami setiap orang mempunyai kebebasan
yang sama, derajad yang sama, hak milik yang sama, hak
hidupyang sama. Kemudian
dalam bernegara setelah melewati
perang yang panjang,manusia mengalami perjanjian yang
samayang diswebut Original
Contract Atau Perjanjian
Asli.
Sebagai sarana
untuk melindungi hak milik pribadi atau property, juga
kehidupanatau lives, dan
hak hak kebebasan
atau leberaties. Itulah hak
hak azasi yang harus dilindungi oleh negara dan sekaligus
tujuan negara. Dalam batas
batas tertentu yaitu dibatasi oleh hukum alam, hukum ini
memberikan ketentuan bahwa tidak seorang pun dibenarkan merusak
orang lain dalam
soal hidup matinya, kesehatannya,, kemerdekaannya ataupun miliknya.
Membentuk suatu
negara yang diakui keberadaannya tidaklah semudah
mengambil tanah liat dan
kita bentuk sesuai
keinginan kita, namun memerlukan
perjuangan yang panjang, perlu
pengakuan kredibilitas dari negara
negara lain, seperti negara
kita Indonesia ada pengakuan secra defakto dan deyure. Adanya
pemerintahan yang sah, adanya
wilayah, adanya UUD
1945 di mana didalamnya
merupakan implementtasi dari ideology PANCASILA dimana implikasinya harus
sesuai dengan keberadaan bangsa Indonesia sehingga apa yang
dicitacitakan rakyat Indonesia akan tercapai.
Ideology dapat
berbentuk oleh pengalaman seseorang dalam
masyarakatnya, juga dari
budaya suatu masyarakat,
juga pemahaman pemahaman
dari seseorang yang terbentuk
karena pengetahuan pengetahuan
yang didapat karena latar
belakang kehidupan seseorang
atau dari pengtahuan budaya budaya
yang berbeda yang
terserap dan membentuk ideology baru.
Seprti pendapat Mrhiavelli dalam bukunya
untuk menghayati dan
menerapkan sebuah ideology
suatu negara memerlukan seorang
pemimpin yang memiliki kekuatan
tekat, keberanian, untuk tidak
menyerah pada fortuna,
seorang pemimpin yang memiliki
virtu yaitu yang dengan
sekuat tenaga memperjuangkan demi keperkasaan negara
betapapun terasaberat seperti yang dilakukan oleh Soekarno Presiden pertama
Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan
bangsa walaupun harus masuk
keluar penjara karena melawan penjajah.
Pengaruh pendidik
sangat berperan dalam
memberikan mata pelajaran
sejarah, mereka perlu
wawasan sejarah secara luas,
cara penyampaianyang menarik,
sehingga anak didik
tidak merasa bosan menyimak pelajaran. Variasi dalam
sistem pengajaran juga mempengaruhi
siswa mnerima memahami menyimak
pelajaran yang didapat. Misalnya
siswa diajag ke gedung-gedung bersejarah
sehingga dapat mengamati secara
langsung. Siswa akan merasa bangga dan kagum akan peninggalan
sejarah misalnya keraton, museum atau situs situs
kuno lainnya yang
akan menimbulkan daya imajinasi
bagi kecerdasan siswa.
Hal itu berpengaruh
pada daya ingat siswa
agar tidak mudah
lupa sehingga pemberian mata
pelajaran sejaran berlangsung secara efektif.
Kita merasa
prihatin dengan perkembangan pengetahuan siswa sekarang
ini, walaupun budaya
teknologi informasi sudah
merasuki jiwa mereka
ternyata akun-akun yang
diminati mereka bukan tentang
sejarah namun jejaring sosial yang
mengarah ke pencarian informasi yang berdampak negative
dari budaya asing yang
tidak jelas. Tokoh-tokoh
yang mereka kenal
bukan tokoh sejarah namun tokoh
artis artis baik dari luar maupun dalam negeri.
Hal tersebut
diatas tentu saja akan mempengaruhi
karakter atau jati
diri mereka sebagai penerus
bangsa yang seharusnya dapat
memberikan manfaat dan membawa
nama harum bangsa
di mata dunia, karena
bukannya budaya Pancasila yang
mereka pahami namun sebaliknya budaya
asing yang berciri liberalis kapitalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar