PANCASILA SEBAGAI BUDAYA BANGSA - Sastra Education

Breaking

Minggu, 11 Juni 2017

PANCASILA SEBAGAI BUDAYA BANGSA

Membicarakan   suatu  negara  tidak lepas  dari  ideologinya,  ibarat raga  dan   jiwa   memiliki  suatuikatan  yang  kuat,  negara  adalah raga dan ideology adalah adalahjiwa  atau roh  yang  menggerakkan  kesadaran seseorang untuk berbuat untuk mencapai   suatu  tujuan  atau  cita  cita  yang diinginkan.
Pemimpin bukanlah  putra  mahkota  Allah SWT yang  berhak  mewarisi kekuasaan  Allah SWT secara turun- temurun dan mutlak. Manusia dilahirkan  sama  secara  alami  setiap  orang mempunyai  kebebasan  yang  sama,  derajad yang sama, hak milik yang sama, hak hidupyang  sama.  Kemudian  dalam  bernegara setelah  melewati  perang  yang  panjang,manusia  mengalami perjanjian  yang  samayang  diswebut Original  Contract  Atau Perjanjian Asli.

Sebagai  sarana  untuk  melindungi  hak milik pribadi atau property, juga kehidupanatau  lives,  dan  hak  hak  kebebasan  atau leberaties.  Itulah hak  hak  azasi yang  harus dilindungi oleh negara dan sekaligus tujuan negara.  Dalam  batas  batas  tertentu  yaitu dibatasi oleh hukum alam, hukum ini memberikan ketentuan bahwa tidak seorang pun dibenarkan  merusak  orang  lain  dalam  soal hidup  matinya,  kesehatannya,,  kemerdekaannya ataupun miliknya.
Membentuk  suatu  negara  yang  diakui keberadaannya tidaklah semudah mengambil tanah  liat  dan  kita  bentuk  sesuai  keinginan kita,  namun  memerlukan  perjuangan  yang panjang,  perlu  pengakuan  kredibilitas  dari negara  negara  lain, seperti  negara  kita Indonesia ada pengakuan secra defakto dan deyure.  Adanya  pemerintahan  yang  sah, adanya  wilayah,   adanya   UUD  1945   di mana  didalamnya   merupakan implementtasi dari ideology PANCASILA dimana implikasinya  harus  sesuai  dengan  keberadaan bangsa Indonesia sehingga apa yang dicitacitakan rakyat Indonesia akan tercapai.
Ideology dapat berbentuk oleh pengalaman  seseorang  dalam  masyarakatnya,  juga  dari  budaya  suatu  masyarakat,  juga  pemahaman  pemahaman  dari seseorang  yang  terbentuk  karena  pengetahuan  pengetahuan  yang  didapat  karena latar  belakang  kehidupan  seseorang  atau dari pengtahuan  budaya  budaya  yang  berbeda  yang  terserap  dan  membentuk ideology baru.
Seprti  pendapat Mrhiavelli  dalam bukunya  untuk   menghayati  dan  menerapkan  sebuah  ideology  suatu  negara memerlukan  seorang  pemimpin  yang memiliki kekuatan tekat, keberanian, untuk tidak  menyerah  pada  fortuna,  seorang pemimpin  yang  memiliki  virtu  yaitu  yang dengan  sekuat  tenaga  memperjuangkan demi keperkasaan negara betapapun terasaberat seperti yang dilakukan oleh Soekarno Presiden  pertama  Indonesia  dalam  memperjuangkan  kemerdekaan   bangsa walaupun  harus  masuk  keluar  penjara  karena melawan penjajah.
Pengaruh  pendidik  sangat  berperan  dalam  memberikan  mata  pelajaran  sejarah,  mereka  perlu  wawasan sejarah  secara  luas,  cara  penyampaianyang  menarik,  sehingga  anak  didik  tidak merasa bosan menyimak pelajaran. Variasi  dalam  sistem  pengajaran juga  mempengaruhi  siswa  mnerima memahami  menyimak  pelajaran  yang didapat. Misalnya siswa diajag ke gedung-gedung  bersejarah sehingga  dapat mengamati  secara  langsung.  Siswa  akan merasa bangga dan kagum akan peninggalan sejarah misalnya keraton, museum atau  situs  situs  kuno  lainnya  yang  akan menimbulkan  daya  imajinasi  bagi  kecerdasan  siswa.  Hal  itu  berpengaruh  pada daya  ingat  siswa  agar  tidak  mudah  lupa sehingga  pemberian  mata  pelajaran sejaran berlangsung secara efektif.
Kita  merasa  prihatin  dengan  perkembangan pengetahuan siswa sekarang ini,  walaupun  budaya  teknologi  informasi  sudah  merasuki  jiwa  mereka  ternyata  akun-akun  yang  diminati  mereka bukan  tentang  sejarah  namun  jejaring sosial  yang  mengarah  ke  pencarian informasi yang berdampak negative dari budaya  asing  yang  tidak  jelas.  Tokoh-tokoh  yang  mereka  kenal  bukan  tokoh sejarah namun tokoh artis artis baik dari luar maupun dalam negeri.
Hal tersebut diatas tentu saja akan mempengaruhi  karakter  atau  jati  diri mereka  sebagai  penerus  bangsa  yang seharusnya  dapat  memberikan  manfaat dan  membawa  nama  harum  bangsa  di mata  dunia,  karena  bukannya  budaya Pancasila  yang  mereka  pahami  namun sebaliknya  budaya  asing  yang  berciri liberalis kapitalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar