BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Hidup barangkali kini terasa makin nyaman, dan untuk itu kita layak
memberikan ucapan terima kasih pada para inovator dan ilmuwan yang telah mempersembahkan aneka produk
inovatif dihadapan kita. Perkembangan
akan nilai dan tujuan akan semakin tinggi dalam ranah kemajuan. Dalam
pergulatan dunia modern ini peluang – peluang dalam perkembangan teknologi akan
memberikan suatu nilai dan perubahan akan dasar – dasar pengembangan
industri. Kajian dalam suatu nilai yang
membangun adalah ekonomi bergerak dengan sistem instruktural kompetensi secara
bersih.
Sistem intruktural adalah sistem membangun semangat dengan nilai –
nilai pancasila. kaitan dengan ini pula dapat didasarkan akan nilai kedisplinan
dan kredibilitas maju seorang manusia. Dalam dua dekade silam, kita mungkin tak
pernah membayangkan betapa kita bisa melayangkan sederet kalimat romantis pada
kekasih kita melalui medium SMS. Atau, juga melakukan chatting dengan kawan
diseberang samudera melalui fasilitas internet. Teknologi canggih telah
mendunia pada modern zaman ini. Karena
itu, siapa tahu dua puluh lima tahun lagi kita bisa menikmati mesin waktu,
komputer masa waktu yang dapat melihat kembali sejarah perjuangan para pahlawan
atau bahkan rumah – rumah yang berterbangan dilangit.
Impian terbesar manusia adalah membangun nilai – nilai yang
bergerak dengan sistem kemajuan pesat dalam ranah ekonomi modern. Dalam suatu perusahaan atau instansi seperti dipacu untuk terus
meluncurkan aneka bentuk layanan publik yang berinovasi. Mulai dari produk
serta layanan yang memadai untuk membangun potensi acuan ekonomi. Dengan kata lain, tanpa inovasi, sebuah
perusahaan atau instansi hampir pasti
akan terpelanting mati dalam sirkuit persaingan bisnis yang kian brutal.
Dalam pengelolaan manajemen yang demokratis, bergerak cair dalam
lintas luar negeri. Dalam perkembangan ekonomi, terlihat baik dan buruk
perdagangan dalam dunia ekonomi merupakan salah satu aspek kemajuan untuk
memajukan negara. Terlihat dalam dominasi bank – bank dunia akan memberikan
nilai berbeda terhadap suatu bentuk ekonomi bangsa.
Sejarah panjang dalam perkembangan dunia, ekonomi bangsa dan negara
terjadi akibat struktur organisasi tersusun dalam kaidah kedisplin yang modern
tinggi. Jika dalam kekuatan ekonomi negara adalah pola energi mengalir dalam
sistem kebijakan dasar ekonomi membangun bangsa.
Dalam ekonomi bank, ini dapat dikaitkan dengan struktural ekonomi
negara dan bangsa. penguasa yang perkasa akan membangun ekonomi bangsa dengan
struktural kompenten modern. Dalam kajian teori ekonomi modern , ekonomi akan
perkasa jika ranah dua dimensi dapat terukur. Ketetapan yang akan dicapai
merupakan bentuk dari apa yang dapat membangun bangsa dan negara.
Jika kita melihat dari bentuk – bentuk akan visi dan misi suatu
instansi maka acuan yang diarahkan sesuai standar apa yang menjadi visi dan
misinya. Kaitan dalam beberapa hal dapat
memberikan akan impian dan standart untuk membangun implementasi visi
dan misi nilai – nilai strategis.
Kita tahu seluruh aspek yang terjadi adalah bentuk akan kemajuan
sentral ekonomi modern untuk memajukan angka terhadap peningkatan usaha. Sentral
usaha industri terjadi bila kita lihat pokok dalam perkembangan kemajuan
negara. Dalam dunia ekonomi kekuatan
bank merupakan aspek terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan. Ranah ini
memungkinkan untuk membangun pondasi kekuatan ekonomi negara. Kaitan dengan
kemampuan pondasi negara akan terbentuk dalam Visi dan Misi bank yang membangun
ekonomi bangsa.
Kuat lemah dalam membentuk
pondasi ekonomi negara ditentukan adanya visi dan misi bank yang strategis.
Dalam perkembangan bisnis yang semakin merajai dunia teknologi adalah pokok
utama dalam membangun sinergi ekonomi
bangsa.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Layanan
publik Bank Indonesia dalam memberikan layanan masyarakat untuk membangun
ekonomi
b.
Strategis
bank Indonesia dalam upaya menangani masalah ekonomi
c.
Semangat
kerja propfesional para pegawai Bank
d.
Inovasi
dalam pemberian nilai – nilai usaha pada masyarakat dengan penyuluhan
C.
Tujuan
penulisan
a.
Membangkitkan
akan nilai – nilai strategis bank Indonesia di regional
b.
Meningkatkan
upaya Bank Indonesia dalam layanan
c.
Membangun
nilai – nilai strategis untuk menangani ekonomi
d.
Menciptakan
landasan penyuluhan dalam meningkatkan inovasi masyarakat
D.
Manfaat
a.
Sebagai
dasar menangani masalah – masalah ekonomi modern
b.
Tingkat
kedisplinan, profesionalis terjaga dalam jiwa karyawan
c.
Peningkatan
ekonomi menengah dalam membangun negara
d.
Pasar
luas dapat menciptakan ekonomi bangsa
E.
Tinjuan
Pustaka
Ø Nilai – nilai strategis
Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan
dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan
dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan dimasa yang akan datang yang diharapkan
terjalin dengan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuantersebut.
Strategi pemasaran adalah rencana pemasaran untuk menentukan pasar
dan konsep bauran pemasaran. E.Jerome McCarthy dan StanlYJ. Saphiro
mendefenisikan strategi pemasaran sebagai berikut :
"Marketing strategy is a target
market and a related marketing mix"
Strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran pemasaran yang berhubungan.
Dalam hal ini menurutnya terdapat dua bagian yang saling berhubungan :
a)
Pasar
sasaran : kelompok konsumen yang relatif sama yang ingin diraih perusahaan
b)
Bauran
pemasaran : variabel-variabel yang terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan
untuk memuaskan kelompok sasaran.
Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu
Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning. Ketiga langkah inisering
disebut STP (Segmenting, Targetting,
Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni
mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang membutuhkan
produk dan / atau bauran pemasaran tersendiri.
Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran yaitu tindakan memilih
satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki maupun dilayani. Langkah ketiga
adalah
·
Positioning
yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat produk yang istimewa
dari produk di dalam pasar. Langkah-langkah strategi pemasaran
Ø Layanan
Pelanggan / kustomer
selain harus dipuaskan
dan dil ayani secara
maksimal untuk meningkatkan citra Sebuah Organisasi, juga pelanggan / kustomer bisa menjadi
partner yang sangat penting dan strrategis. Karena dari
pelanggan / kustomer sebuah Organisasi bisa mendapatkan
input/feedback yang sangat
banyak guna peningkatan
kinerja organisasinya baik secara kedalam
maupun secara keluar dan
ini semua akan
dapat berdampak meningkatnya penjualan atau meningkatnya nilai tambah
bagi Organisasi yang bersangkutan. Komunikasi
pemasaran sangat penting dibutuhkan
bagi sebuah Organisasi, karena
tanpa ada suatu
program Marketing yang
dikembangkan atau dibuat sebuah
Organisasi tidak akan mendapatkan input yang benar dan akurat dari
pelanggan / kustomernya.
Untuk mengembangkan suatu program marketing yang baik dapat pula
memanfaatkan teknologi informasi yang saat ini sudah begitu canggih. Sebuah
Organisasi dalam melayani pelanggan / kustomer dapat pula
membuat suatu layanan
yang bersifat online, agar
pelanggan / kustomer dapat mengakses dengan mudah, cepat, tepat dan
akurat. Dalam menyiapkan informasi penting
dan mutakhir agar dapat memberi kan layanan informasi yang optimal kepada pelanggan / kustomer, memahami betapa penting
informasi tersebut untuk pelanggan / kustomernya dengan
menyiapkan infrastruktur yang
mendukung layanan informasi, seperti menyiapkan SDM yang berkualitas untuk membantu pelanggan / kustomer,
menyiapkan ruanga yang nyaman, menyiapkan fasilitas penelusuran yang terkini. Semua kegiatan diatas dilakukan
untuk meningkatkan pelayanan
kepada pelanggan / kustomer
dan dengan sendirinya
akan dapat meningkatkan citra Sebuah Organisasi dimata
pelanggan / kustomer dan stake holder lainnya.
Hal ini dapat dikatakan bahwa marketing perlu karena:
a)
Pelanggan
/ kustomer tidak tahu dan
berhak tahu pentingnya
sebuh produk/jasa bagi
kehidupannya.
b)
Pelanggan
/ kustomer tidak
tahu dan berhak
tahu bahwa Sebuah
Organisasi, Perusahaan dan lembaga
informasi yang disediakan,
menyediakan dan memberikan layanan informasi yang tentu bermanfaat
baginya.
Ø Inovasi
Studi Bank Dunia
sangat jelas dan
rinci menggambarkan ruwetnya
rantai birokrasi Indonesia, dari
prosedur untuk memulai
bisnis baru, pengurusan
lisensi, registrasi
properti, pengurusan ekspor-impor
bahkan prosedur untuk
pembayaran pajak. Buruknya kondisi
birokrasi ditandai dengan
berlimpahnya prosedur dan
dokumen, yang pada akhirnya
berakibat pada panjangnya
waktu proses yang
mesti dilewati. Studi banding ini
harus dapat mengimbangi bahwa dalam menentukan tujuan pasar. Pangsa pasar yang
luas akan membangun layanan secara global.
Keterampilan penting yang berhubungan dengan pemecahan masalah secara
kreatif dalam bidang ilmu
pengetahuan melibatkan kemampuan untuk
mengubah bayangan, yang mengarah ke
solusi baru, yang asli dan akurat. Transformasi bayangan
terjadi dengan cara perkalian, reintegrasi, hyperbolik, metamorfosis dan
jenis-jenis transformasi citra visual
lainnya. Salah satu contoh adalah
pengembangan pangsa pasar secara imajinasi kreatif bagi para pebisnis
modern berbakat dengan penggunaan visualisasi dan berpikir metaforis telah berjalan di berbagai pasaran dunia baru-baru ini.
Kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan masalah dan struktur tugas sangat
mempengaruhi kualitas akhir dari solusi kreatif. Pada tahap pemecahan
masalah para pebisnis menggunakan visualisasi dan berpikir
metaforis, termasuk teknik yang memungkinkan transformasi membuat gambar, yang
membuat proses berpikir lebih efektif dan menawarkan kemungkinan untuk
menemukan solusi yang sama sekali baru terhadap masalah. Pemikiran fleksibilitas yang luar biasa
berkaitan dengan kemampuan transformasi membuat gambar, membuat seluruh proses
lebih efektif dan pada saat yang sama memungkinkan transformasi dinamik untuk mencari solusi.
F.
Landasan
Teori
Dalam perkembangan
bisnis jasa maka penerapan 4P
pada bidang jasa terlampau sempit, sehingga oleh pakar marketing
mendefinisikan ulang bauran
marketing untuk bidang
jasa. Hasilnya ada tambahan unsur bauran
marketing, yaitu people,
process, customer services, physical evidence (Tjiptono, 2006:32).
Setiap unsur bauran marketing saling terkait, namun demikian tingkat
kepentingan unsur bauran marketing antar bidang saja bervariasi. Lupiyoadi (2006:70) menyatakan bahwa Bauran marketing (marketing
mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu
program marketing yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi
marketing dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan
sukses.
G.
Metode
Penelitian
Penelitian Implementasi Visi dan misi Bank Indonesia ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan racangan penelitian studi kasus. Dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen adalah orang (human instrument), yaitu peneliti itu
sendiri. Data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian di pasar Banjarbaru
dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi pasif,
dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Namun dalam penelitian ini
hanya menggunakan dua teknik pengecekan keabsahan data, yaitu teknik
kredibilitas (validitas internal) dan teknik dependabilitas (reliabilitas).
Tahap-tahap yang harus dilalui dalam melakukan penelitian adalah
tahap pra-lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Sehingga
peneliti sendiri yang terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan melalui sumber Isi beruapa hasil kajian temuan ide pengembangan yang
sesuai dengan tujuan dan rumusan. Dasar untuk menetapkan sebuah azas ekonomi
modern dalam mengembang pasar makro.
BAB II
ISI
PEMBAHASAN
A.
Strategis
dan Pelayan Bank Indonesia di regional
Dalam strategis pelayan, upaya peningkatan dalam konteks ini akan
mengacu pada bentuk struktural akan organisasi yang mengacu akan nilai displin
dan kepercayaan. Layanan terbaik untuk memberikan apa yang terjadi Persoalannya
kemudian adalah: bagaimana caranya suatu perusahaan atau organisasi bisa menjadi
lebih inovatif; bukan hanya dalam aneka produk yang dibuat, namun juga dalam
rangkaian proses pengelolaan manajemennya? Sejumlah penyelidikan menyebut tiga
aspek kunci yang layak digenggam dalam perlombaan menjadi sang jawara inovasi.
Dalam pembandingan layanan yang iternal merupakan kunci membangun
inovatif karyawan. Dalam keadaan yang demikian maka ada beberapa aspek yang
perlu diperhatiakan agar layanan Bank Indonesia menjadi jawara di ekonomi
masyarakat.
1.
Aspek
yang pertama adalah, penciptaan iklim inovasi dalam denyut kehidupan suatu
perusahaan.
Ibarat manusia adalah jantung. Ibarat rumah adalah tiang. Dalam
penciptaan suatu iklim pasar. Penentuan inovasi sangat menguntungkan dalam
menjaga stabilitas pangsa pasar. Dalam konteks ini Bank BI sebagai patokan dan
sumber dana dalam dana indonesia harus bisa membangunkan nilai- nilai yang
mengarahkan pada ekonomi kerakyatan.
Tentu
saja harus segera disebut bahwa penciptaan iklim ini tidak hanya dapat
dilakukan melalui aneka slogan atau lips service belaka. Iklim ini hanya
bisa mekar melalui sistem departemen, dan diusung melalui pola kepemimpinan
yang terbuka terhadap beragam ide baru, betapapun radikalnya ide baru itu.
Dalam kenyataannnya, pola kepemimpinan yang demokratis bahkan disebut sebagai faktor
kunci bagi mekarnya kreativitas diantara para karyawan. Tanpa pola kepemimpinan
yang empowering, maka barisan karyawan yang penuh daya kreativitas sekalipun,
niscaya akan layu dan tenggelam dalam frustasi lantaran ide-idenya selalu
terbentur dengan tembok birokrasi yang mematikan.
2.
Aspek
yang kedua, adalah adanya visi dan arah yang jelas mengenai strategi Bank BI
menghadapi lansekap pasar masa depan.
Tanpa strategi yang jelas, setiap kali proses inovatif yang telah
dimunculkan hanya akan berputar-putar ditempat tanpa mampu diterjemahkan
menjadi produk unggul yang menguntungkan dan menang di pasaran. Seperti
diumpakan perkataan tanpa tindakan. Kisah klasik yang tragis mengenai kehebatan
para peneliti di Xerox mungkin layak disebut disini.
Pada tahun 70an, para peneliti Xerox inilah yang pertama kali
menemukan teknologi mouse, dan juga tampilan windows yang kini menghiasi setiap
layar komputer. Namun tragisnya, para petinggi Xerox tidak mampu melihat itu
semua sebagai strategi penciptaan produk yang menguntungkan. Pada akhirnya,
perusahaan lainnya yang kemudian mengeksploitasi beragam temuan inovatif itu
menjadi aneka produk legendaris. Pesannya barangkali jelas: sebuah perusahaan
mesti menempatkan segenap proses inovasinya dalam payung strategi yang jelas
mengenai masa depan. Tanpa itu, maka proses inovasi yang melelahkan hanya akan
berujung pada kegagalan yang tragis.
3.
Aspek
yang terakhir yang juga layak diperhatikan ketika Bank BI hendak berinovasi
adalah kepekaan mengantisipasi kebutuhan masa depan pelanggan.
Memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan barangkali merupakan
pilihan mutlak yang kudu diambil ketika sebuah entitas bisnis hendak
melestarikan kejayaannya. Pertanyannya kemudian adalah : langkah strategis apa
yang semestinya diambil agar mantra kepuasan pelanggan tak berhenti pada mantra
belaka? Dari sejumlah wacana, kita mungkin bisa menyebut beragam item : mulai
dari pengembangan visi yang berfokus pada pelanggan; penumbuhan benih-benih
inovasi buat menghasilkan high value added products hingga perintisan budaya
service excellence, dan juga perampingan proses bisnis untuk mempercepat
pelayanan. Lalu, apakah beragam item ini cukup untuk mewujudkan impian tentang
satisfied customers? Jawabannya barangkali tidak.
Terlihat bahwa dalam menentukan pelayan yang regional Bank harus
memperhatikan.
Sebab sepertinya ada satu item yang punya peran kritikal namun
sialnya, selama ini acap luput dalam perbincangan mengenai pemenuhan kepuasan
pelanggan. Item itu berbunyi begini: untuk memuaskan pelanggan maka hal pertama
yang harus Anda lakukan adalah memuaskan karyawan. Dengan kata lain, you can
not create satisfied customers without satisfied employees. Proposisi ini
sejatinya didukung juga oleh serangkaian studi di berbagai belahan dunia.
Penelitian yang dilakukan oleh Dana Jones (1996) misalnya;
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara customer satisfaction
(CS) dengan employee satisfaction (ES). Artinya tingkat kepuasan
karyawan Anda berbanding lurus dengan tingkat kepuasan pelanggan yang Anda
miliki — semakin puas karyawan Anda, maka semakin tinggi juga tingkat kepuasan
pelanggan Anda, dan sebaliknya. Temuan serupa juga dikenali dan dimanfaatkan
oleh Sears & Roebuck, sebuah perusahaan retail terkemuka dari USA. Dari
survei tahun yang dilakukan, mereka menemukan bahwa rating kepuasan karyawannya
amat menentukan tinggi rendahnya rating kepuasan pelanggan mereka, dan pada
ujungnya berpengaruh terhadap tingkat profit yang mereka peroleh. Karena itu,
pihak top manajemen Sears kemudian meminta setiap store manager-nya untuk
peduli dengan kepuasan karyawannya; sebab faktor ini ternyata amat berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan dan juga tingkat profit yang diperoleh tiap
outletnya.
Melihat fakta-fakta diatas, lalu apa yang mestinya dilakukan?
Jawabannya barangkali jelas. Sejumlah inisiatif untuk memuaskan pelanggan yang
selama ini telah diusung ramai-ramai perlu juga dibarengi dengan inisiatif
untuk memuaskan karyawan. Ibarat merenovasi rumah, Anda tak mungkin hanya
merias dinding-dinding luarnya saja; namun juga musti menciptakan desain
interior yang cantik untuk memuaskan para penghuninya. Segenap promosi dan
reklame tentang gambar pelanggan yang tersenyum puas hanya akan menjadi sebuah
parodi manakala itu tak dibarengi dengan sebuah keseriusan untuk memberikan
pelayanan yang sempurna kepada para “pelanggan didalam” – yakni barisan para
karyawan. Dalam konteks ini ada sejumlah inisiatif yang layak diusung untuk memuaskan
para karyawan; semisal: membangun lingkungan kerja yang kondusif; menawarkan
variasi tugas yang challenging; menciptakan career plan yang jelas atau juga
menyodorkan paket remunerasi yang atraktif.
B.
Membangun
Nilai – Nilai Strategis Bank Indonesia
Bahkan, beberapa perusahaan kelas dunia tak segan mengerahkan
segenap energinya untuk benar-benar memberikan “layanan super istimewa” bagi
para karyawannnya. Ketika ‘learning organization’ telah menjelmakan
dirinya dalam wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah
taman dimana semua penghuninya terangsang untuk terus menerus belajar, dan
dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Pembangunan
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan santosa dapat dinilai sebagai dampak
perkasa suatu bank.
Sebuah taman dimana semua
anggotanya dinaungi spirit keriangan untuk selalu mempersembahkan karya
terbaik.Lalu, apa itu learning organization atau organisasi pembelajar ?
Secara general, konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi
untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran (self learning) –
sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam
merespon beragam perubahan yang muncul. Di sebagian perusahaan, departemen SDM
sering masih diidentikkan dengan persoalan administrasi personalia belaka, dan
hanya punya peran yang marginal dalam pengendalian arah strategis masa depan
perusahaan. Para pengelola SDM dianggap tidak memahami bahasa bisnis, dan
karenanya kurang dianggap sebagai mitra sejajar bagi divisi atau departemen
lainnya dalam menggerakan arah perusahaan.
Harus diakui, kenyataan diatas merupakan realitas yang banyak
terjadi di perusahaan di republik ini. Untuk membalikkan situasi semacam ini,
setidaknya terdapat dua langkah kunci pembenahan dalam diri internal para
pengelola departemen SDM yang perlu segera diusung dan dilakonkan. Langkah yang
pertama adalah ini: bahwa setiap pengelola SDM disetiap perusahaan mesti
memahami dinamika industri dan bisnis dimana perusahaannya berada. Mereka mesti
setidaknya mengetahui posisi perusahaannya dalam peta persaingan pasar, mesti memahami
dinamika pertumbuhan industri dimana perusahaanya berkiprah, dan juga mampu
membaca arah perkembangan bisnis masa mendatang. Dalam kenyatannya, banyak para karyawan di
departemen SDM yang gagap ketika ditanya mengenai pertumbuhan bisnis perusahaannya,
atau juga tentang konfigurasi persaingan bisnis masa depan.
Bahkan mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahu total
salesdan market share produk-produk perusahaannya. Tentu saja, ini sebuah
ironi. Sebab, bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akanmampu mencetak
future leaders jika arah perkembangan bisnis di industrinya saja tidak paham?
Atau, jika mereka tidak memahami tantangan yang dibutuhkan untuk keberhasilan
bisnisnya dimasa mendatang?
Langkah berikutnya tentu saja adalah membekali diri dengan
pemahaman yang solid mengenai berbagai konsep dan praktek pengelolaan SDM yang
benar. Para pengelola departemen SDM mesti mampu merumuskan dan merealisasikan
strategi pengembangan SDM yang integratif dengan kebutuhan bisnis
perusahaannya. Dalam hal ini,mereka mestinya juga dapat memahami dan mampu
mengaplikasikan beragam metode pengembangan SDM dengan tepat sasaran. Sebab
rasanya ganjil jika kita memiliki niatan untuk mendidik orang lain, namun ilmu
dan metode yang kita kuasai ternyata tidak kuat. Ini ibarat mau menjadi seorang
guru, namun dengan bekal ilmu yang kosong. Jika ini yang terjadi, maka sang
murid tidak akan bertambah pandai namun mungkin sebaliknya, sang murid itu
justru kian bertambah pandir. Tanpa dibekali dengan ilmu manajemen SDM yang kokoh,
bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akan mampu memintarkan para karyawan
perusahaannya?
Dua langkah kunci diataslah yang akan mampu membuat peran para
pengelola departemen SDM menjadi lebih strategis dalam mengarahkan masa depan
perusahaan. Dengan itu pula, para pengelola SDM akan benar-benar mampu
mewujudkan kata-kata “our most important asset is our great people”
menjadi sebuah kenyataan yang indah. Sebaliknya tanpa proses transformasi
diatas, peran para pengelola SDM akan makin terpinggirkan, dan fenomena the
death of HR peoplebisa menjadi sebuah kenyataan pahit yang terpaksa mesti
ditelan.
Kotler dan Keller (2008 : 214) mengungkapkan bahwa, perilaku
konsumen dapat ditinjau dari berbagai sisi, karena perilaku membeli mereka
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
psikologis, dimana sebagian besar faktor ini tak terkendalikan oleh pemasar,
termasuk di dalamnya gaya hidup konsumennya. Dengan demikian terlihat bahwa
konsumen beraneka ragam baik menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan
selera. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk membeda-bedakan kelompok
konsumen yang memang berbeda dan mengembangkan barang dan jasa yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Robinson (dalam Dewi, 2002 : 6)Dewi
(2002 : 2) menyatakan, semakin banyaknya aktivitas dan meningkatnya pendapatan,
sehingga mengubah kebiasaan sebagian besar orang yang semula berbelanja harian
di pasar tradisional beralih berbelanja mingguan atau bulanan di pasar modern,
seperti mall/plaza, pasar swalayan, ataupun
hyper market. Dengan berubahnya pola hidup saat ini, konsumen cenderung
memilih berbelanja di tempat dengan lokasi yang strategis, bersih, nyaman, lengkap,
berkualitas, serta dengan berbagai fasilitas layanan yang menarik.
Kajian singkat pada the future consumer, yaitu : kaum remaja
(dalam Sinaga, 2008) diperoleh gambaran : (1) adanya keinginan berbelanja di
pasar modern karena bangga atau gengsi terhadap teman-teman; (2) menghendaki dalam
satu tempat memiliki banyak jenis barang yang dapat dibeli; (3) menghendaki
adanya rasa nyaman dan menyenangkan; (4) keinginan harga pasti (fixed price)
dari masing-masing jenis barang yang dijual karena tidak ada keinginan
bernegosiasi, serta memudahkan alokasi dana untuk berbelanja; (5) tingkat harga
yang reasonable; dan (6) pembayaran bisa diangsur. Menurut Sinaga (2005), pasar
modern merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen modern, sistem ini akan
membangun nilai – nilai strategis suatu Bank. Pada umumnya kawasan perkotaan,
sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada
konsumen. Dalam implementasi nilai strategis bank Indonesia harus menganut
sisten kebijakan kebersamaan Pancasila. Rasa solidaritas dapat membangun suatu
uhkuwah kokoh dalam mempersatukan tujuan bangsa. Kita tahu membangun suatu micro pasar menuju macro
pasar membutuhkan hal – hal yang dapat diterapkan masa macro pasar.
Seperti kita tahu pasar modern antara lain mall, supermarket, departement store, shopping centre, waralaba,
toko mini swalayan, toko serba ada dan toko grosir. Barang yang dijual di pasar
modern memiliki variasi jenis yang beragam. Dalam penentuan tujuan keberhasilan
nilai – nilai strategis pasar micro menuju macro. Dana yang diberikan sebanding
dalam menanngi masalah kendala kebijakan pasar.
Pokok utama pedulinya bank
terhadap kendala kebijakan pasar. Kepedulian bank Indonesia dalam melihat aspek
kepeduliannya akan menerapkan sistem pengacuan untuk mendorong pangsa modern.
Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik, misalnya dengan
adanya pendingin udara yang terdapat di setiap bagian ruangan.
Perubahan-perubahan perilaku konsumen saat ini, juga tidak luput dari perhatian
pihak manajemen Duta Mall, yang menjadi salah satu mall terbesar dan terfavorit
di Kalimatan Selatan.
Selain menyediakan barang- barang lokal, pasar modern juga
menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif
lebih terjamin karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara ketat
sehingga barang yang rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak.
Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang
yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti
(tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak).
Prinsip dasar dari proses pemasaran menurut Kotler dalam Deswindi
(2007) yang utama adalah bagaimana kita dapat memahami keinginan dan kebutuhan
dari konsumen. Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha (2008 : 5) mendefinisikan
pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
aktual (pembelanja) maupun pembeli potensial (pengunjung). Suatu produk yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen tentunya akan terjual
dipasaran dengan syarat target pasar produk tersebut tentunya harus memiliki
daya beli. Untuk itu konsumen yang menjadi target harus ditentukan terlebih
dahulu, sehingga dapat dipastikan konsumen tersebut sebagai pembeli aktual
yaitu kelompok masyarakat yang membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan,
maka terlebih dahulu perusahaan harus melakukan penelitian segmentasi pasar.
Dalam implemenatasi bank Indonesia terhadap nilai – nilai
strategisnya. Harus ada baiknya pemasar. Pengertian bauran pemasaran menurut
Kotler dan Armstrong (2008 : 86) adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang
digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar
sasaran. Ada empat unsur bauran pemasaran ritel menurut Kotler dan Armstrong
(2008 : 86), antara lain :
a. Keputusan pilihan produk dan layanan terhadap constumer harus
memutuskan tiga variabel produk utama, yaitu : pilihan produk, bauran pelayanan
dan atmosfer toko.
a) Pilihan produk; constumer
harus bisa mendiferensiasikan produk sambil menyesuaikan dengan ekspektasi
pembelanja sasaran. Salah satu strategi adalah menawarkan suatu bentuk layanan
yang memberikan jaminan. Strategi lain adalah` menampilkan acara perdagangan
yang sukses, menawarkan layanan kejutan atau constumer bisa mendiferensiasikan
dirinya dengan menawarkan pilihan produk yang ditargetkan secara khusus.
b) Bauran layanan juga bisa
membantu memisahkan satu constumer dari constumer lainnya. Misalnya, beberapa
constumer mengundang pelanggan untuk
mengajukan pertanyaan atau berkonsultasi dengan perwakilan pelayanan secara
pribadi atau melalui telepon.
c) Atmosfer bank ; constumer
harus merancang satu atmosfer yang sesuai dengan pasar sasaran dan mendorong
constumer agar mau mengakui akan nilai – nilai kesopanan. Atmosfer bank menawarkan layana yang ampuh di mana constumer dapat mendiferensiasikan
bank mereka dari bank lainnya.
C.
Inovasi
Dalam Pemberian Nilai – Nilai Usaha Pada Masyarakat Dengan Penyuluhan
Tanpa imajinasi dapatkah kita mengkonseptualisasikan geometri, matematika, ilmu pengetahuan? Tanpa
imajinasi dapatkan bangsa Mesir membangun piramida?
Dengan imajinasi orang-orang seperti Bill Gates
dan Steve Jobs, mampu membayangkan
bahwa suatu hari nanti terdapat komputer di setiap rumah, dan kini telah
terwujud yang tak terbayangkan oleh umumnya orang pada waktu itu. Agaknya imajinasi
dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Semua orang membayangkan dunianya dan
menafsirkannya melampaui indrawinya.
Imajinasi telah memberikan kontribusi terhadap inovasi dan revolusi
di seluruh penjuru dunia, untuk sekarang dan selamanya. Berbagai tanggapan
telah disampaikan pada penulis, khususnya berkenaan dengan artikel minggu lalu dengan judul “Strategi Bank Berbasis
Imajinasi Kolektif”. Walaupun dalam percakapan sehari-hari kita sudah sering
menggunakan kata “imajinasi” ini, namun adakalanya kita menjadi bingung juga
untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian imajinasi dalam proporsi
yang sebenarnya.
Para pembaca memang banyak yang bertanya tentang topik imajinasi
kolektif yang telah dipaparkan pada artikel minggu lalu tersebut.
Tentunya penulis bukanlah seorang “superman” yang mengetahui segalanya, sehingga penulis
sendiri lebih banyak bertanya dan berdiskusi kepada para pakar yang kompeten
dalam bidang ini, terutama rekan-rekan para psikolog, pekerja dan insan kreatif
yang memiliki pengalaman dan mendalami bidang ini. Dengan segala keterbatasan
wawasan yang penulis sadari – karena kompetensi penulis bukan di bidang ilmu
psikologi - maka dari hasil “bertanya pada ahlinya” ini, penulis sampaikan
kembali kepada para pembaca perihal penjelasan atau pengertian tentang
imajinasi ini.
Akhir-akhir ini banyak
dilontarkan tentang agenda pengembangan “ekonomi kreatif”, maka yang perlu
disentuh terlebih dahulu – menurut hemat penulis - adalah pengembangan daya
imajinasi kreatif-kolektif dari SDM-nya, baik para pelakunya maupun para
inspiratornya. Tentu saja penjelasan ini bukanlah suatu jawaban yang memuaskan,
akan tetapi paling tidak akan sedikit mengurangi kepenasaran tentang topik yang
dimaksud, dan diperoleh gambaran awal tentang pertanyaan yang menggelitik
selama ini. Imajinasi adalah proses
kognitif yang merupakan kompleks kegiatan mental dimana unsur-unsur
dalam kegiatan mental tersebut lepas
dari sensasi indrawi.
Imajinasi melibatkan sintetis yang memadukan aspek-aspek dari
ingatan, kenangan atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda
dari masa lalu atau menjadi realitas
baru dimasa sekarang, atau bahkan antisipasi realitas di masa yang akan datang. Imajinasi umumnya dianggap
sebagai salah satu dari "fungsi mental yang lebih tinggi," yang
sering diasosiakan juga dengan fantasi, angan-angan, atau bentuk pemecahan masalah secara orisinal yang
berbeda dari biasanya. Imajinasi umumnya sering dianggap sebagai dasar dari
ekspresi artistik, dan daya kreatifitas sebagai fungsi mental yang lebih
tinggi.
Sedangkan imajinasi kreatif adalah pemikiran yang melibatkan daya restrukturisasi, bukan
hanyaendapan memori semata dari suatu sensasi sensorik. Berfantasi juga sering
dianggap sebagai kegiatan imajinasi kreatif
yang bersifat kompensasi atau fungsi pelampiasan"pelepasan
ketegangan," meskipun hasil dari beberapa
penelitian terbaru telah meragukan pendapat ini. Imajinasi kreatif
adalah dasar untuk berprestasi di dua
alam, yakni alam seni dan ilmu pengetahuan, dan dalam hal ini para pakar
telahmenganalisis proses kreatif dengan harapan mampu mendorong lebih besar
daya kreativitasnya melalui berbagai jenis pelatihan. Penemuan-penemuan baru
tentang fungsi khusus dari belahan
otak kanan dan otak kiri telah
mengungkapkan bahwa belahan otak kanan merupakan pusat dari berbagai fungsi
mental yang umumnya dianggap sebagai
pusat kreatifitas, yang erat
terkait dengan lompatan intuitif, yakni kemampuan untuk mensintesiskan unsur-unsur yang ada ke
dalam bentuk yang baru.
Temuan ini telah diterapkan oleh para pelaku dalam ekonomi kreatif yang ingin meningkatkan kreativitas individual
para pelaku bisnis, baik dalam hal layanan ataupun semangat. Imajinasi juga
sering dikaitkan dengan topik quantum
learning dan daya iluminasi lainnya yang acapkali dimiliki oleh orang berbakat
jenius. Imajinasi kreatif diketahui penting bagi setiap aktivitas kreatif
manusia, yang sering dihubungkan
dengan bidang seni, bidang penelitian ilmiah, baik di bidang teknik maupun di bidang
sosial.
Dalam penulis menelusuri ini berkaitan dengan implementasi bank
dalam penerapan di masyarakat. Dalam suatu temuan ilmiah menuntut solusi
kreatif, di satu sisi melibatkan proses berpikir logik, dan di sisi lain,
menghasilkan temuan nonkonvensional, asosiasi yang orisinal, yang mengarah pada
ide-ide yang sama sekali baru dan kreatif. Begitu juga hasil penelitian
eksperimental dan studi lain yang ditujukan kepada para pencipta karya besar
yang menyiratkan adanya sifat yang
sangat spesifik, yakni imajinasi kreatif yang mereka miliki.
Dalam inovasi yang maju mencapai daya kesejahteraan masyarakat yang
modern maka daya imajinasi kreatif di perlukan dalam pengembang nilai – nilai
strategis bank.
Inovasi dalam implemantasi penerapa masalah ekonomi negara harus
mendapat sentuhan dari para pakar imajinasi. Hal ini untuk membuktikan nilai –
nilai strategis yang akan dicapai dalam memacu bank agar lebih dedikasi untuk
negeri.
Para pakar lain juga
berpendapat bahwa imajinasi kreatif merupakan kemampuan daya bayang visual spasial.
Suatu imajinasi kreatif menghasilkan entitas baru yang tidak
pernah diketahui sebelumnya. Salah satu cara yang mengarah pada solusi kreatif adalah berpikir metaforis,
yakni menghubungkan berbagai elemen bayangan imajinatif dan situasi dengan cara
yang mengejutkan, secara tak terduga dan kadang-kadang tidak logik, yang
mengarah ke pemahaman baru tentang suatu fenomena. Melahirkan inovasi baru
dalam bidang pengembangan dan kemajuan merupakan daya kuat untuk membangun
nilai – nilai kemampuan yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan.
Karakteristik lain dari imajinasi kreatif adalah sifatnya yang
dinamis, yang mengubah gambaran lama
dengan menciptakan karya yang benar-benar merupakan entitas baru yang mengarah
ke solusi baru.
Salah satu karakteristik yang paling penting dari pikiran manusia
untuk membuat temuan kreatif adalah
terobosan yang terhubung dengan membuat temuan, yang menyeberangi
batas dan konvensi kebiasaan. Di satu sisi, terobosan adalah upaya mencari
solusi atau resolusi baru dan, di sisi lain, mengantisipasi hasil temuan di
bidang ilmiah. Disadari oleh para pakar, bahwa gagasan tentang imajinasi,baik
dalam pemahaman sehari-hari maupun dari sudut pandang kejiwaan seringkali ambigu,
apalagi bagi kita yang awam di bidang ini.
Oleh karenanya dalam konteks ini, imajinasi diasumsikan sebagai
karakteristik dari pikiran manusia yang berfungsi untuk menciptakan citra
mental. Citra mental adalah representasi internal benda nyata, peristiwa, atau
situasi yang tidak tergantung pada kejadian nyata dan persepsi atau keterlibatan langsung. Dalam hal ini penting dibedakan antara
imajinasi reproduksi dan imajinasi kreatif. Imajinasi reproduksi terdiri dalam
reproduksi benda, peristiwa dan situasi
yang pernah terlihat sebelumnya, dan sangat berhubungan dengan memori
atau daya ingat. Dengan demikian, imajinasi reproduksi berfungsi mereproduksi
sensasi atau pengindraan dan pengalaman
masa lalu. Sementara imajinasi kreatif,
terhubung dengan upaya transformasi,
cara baru, kreatifitas orisinal yang secara sosial diakui
menghasilkan entitas yang berharga, dan
sering terkait dengan aktivitas ilmiah
dan seni serta bidang-bidang kegiatan kreatif individual lainnya.
Adanya keterkaitan khusus antara
imajinasi kreatif dan karya kreatifitas telah menarik minat para ilmuwan untuk
menyelidiki karakteristik unik manusia ini. Karakteristik lain dari jenis
imajinasi adalah keterkaitannya dengan
aspek emosi, yakni suatu keterlibatan
total dan mendalam dari individu dalam memecahkan suatu masalah, sehingga
imajinasi kreatif menghasilkan entitas baru yang tidak diketahui sebelumnya. Selain
menggunakan metafora atau kiasan dan transformasi dalam mencari solusi baru,
para ilmuwan, seniman dan penemu yang kreatif
sering dibantu oleh teknik visualisasi, yang membuatnya lebih mudah
untuk menemukan solusi kreatif dalam memecahkan misteri masalah.
Untuk mengetahui bagaimana fungsi imajinasi kreatif bekerja pada
para ilmuwan kreatif, maka sejumlah data biografi dan pernyataan dari para
pencipta terkemuka dikumpulkan melalui metode introspektif atau penelaahan
kedalam diri, yang merepresentasikan terjadinya
transformasi mental dan citra visual yang sering digunakan dalam proses
kreatif mereka. Einstein misalnya, terkenal karena keterampilan
imajinatifnya, yang acapkali memecahkan masalah tentang teori fisika melalui
citra mental. Berdasarkan pengalaman Einstein, bahwa kata-kata atau bahasa, lisan atau
tertulis, tidak memainkan peran apa pun dalam proses berpikirnya. Einstein
melihat adanya unit mental yang melayaninya sebagai elemen berpikir yang
memberikan tanda dan bayangan yang
dengan mudah dapat direproduksi dan dikombinasikan. Dari sudut pandang
kejiwaan, permainan kombinasi ini
tampaknya menjadi karakteristik berpikir kreatif, yang sebelumnya tidak
didahului oleh kerangka logik baik melalui
kata-kata atau tanda-tanda lainnya, yang dapat segera
dikomunikasikan kepada orang lain. Selanjutnya, Einstein berpendapat bahwa unit mental
visualnya adalah anugerah dari alam. Baru pada tahap kedua, kombinasi tersebut dikembangkan
dan direproduksi kedalam katakata dan
bahasa konvensional atau tanda-tanda dan
simbol lainnya yang dapat dimengerti oleh orang lain. Rumus
tentang kesetaraan masa dan teori energi yang dibuat oleh Einstein sangat
elegan dan sederhana, jika kita mempertimbangkan struktur formalnya. Einstein
mengatakan bahwa temuan ini tidak dicapai melalui upaya verbal atau menggunakan aparatus
matematika formal, tetapi semuanya melintas secara intuitif melalui
pantulan citra visualnya, begitupun dengan temuan para ilmuwan lainnya.
Para fisikawan kontemporer sering mengungkapkan peristiwa menakjubkan
bahwa setiap penemuan yang tiba-tiba muncul melalui pencerahan nonverbal. Tanpa diduga muncul
solusi untuk masalah yang diselidiki, sehingga karunia pencahayaan dikembangkan
untuk tingkat yang luar biasa. Para
ilmuwan lainnya menulis bahwa kata-kata tidak muncul sama sekali dalam
pikirannya ketika ia berpikir tentang
suatu masalah, kata-kata hanya muncul ketika konsep baru perlu disampaikan
kepada orang lain ketika ia harus
membuat gambar mental dalam bentuk verbal. Dalam hal ini citra mental mengambil
bentuk karakteristik seumpama gumpalan awan.
Ada dua cara dimana transformasi representasi mental menemukan momentum imajinasi kreatif dalam sebuah kontinum,
yakni: dengan beberapa tahapan
transformasi, atau yang datang
secara tiba-tiba, dengan menghasilkan
gambar atau visual baru dengan karakteristik yang diperlukan. Citra mental
memiliki karakteristik yang sama sebagai gambar perseptif, berupa aktivitas
mental yang memberikan informasi visual yang sesuai dengan gambaran
dunia luar. Proses mental yang diolah pada gambar seolah-olah diamati oleh mata pikiran , kadangkadang disebut juga
sebagai “mata-hati”. Para ahli menyatakan bahwa keanggunan dan kesederhanaan
merupakan karakteristik khas citra mental dalam pemecahan masalah secara
kreatif, dan fenomena ini dikenal dalam psikologi kreativitas. Solusi
kreatif yang tadinya terlepas dari lapangan
empirik, kemudian memiliki
struktur formal dan sederhana namun indah. Oleh karena itu solusi kreatif
bagi masalah fisika dan matematika
sering diformulasikan kedalam bentuk asas atau hukum yang memiliki struktur
formal sederhana dan simetris yang indah.
Pandangan ilmu kejiwaan menekankan pentingnya citra mental dan
imajinasi dalam proses pemecahan
masalah ilmiah. Faktor tersebut berperan sangat signifikan pada tahap menghasilkan
ide-ide bagi memecahkan suatu masalah,
baik solusi logik dan langkah sistematis maupun ide yang muncul secara
tiba-tiba, dalam bentuk wawasan, atau pencerahan mendadak. Suatu temuan ilmiah
tentunya akan menuntut solusi kreatif, di satu sisi, memerlukan keterlibatan
proses berpikir logik, dan, di sisi lain, temuan tersebut non-konvensional,
asli atau orisinal, yang mengarah pada ide-ide yang sama sekali baru dan
kreatif. Solusi tersebut diharapkan membuka bidang yang sama sekali baru secara
ilmiah, disiplin, atau ranah penelitian baru, atau dapat memberikan jawaban
atas pertanyaan penting bagi perkembangan kemanusiaan. Ada banyak teknik
pemecahan masalah secara kreatif, namun
sejauh koneksi dan efektivitasnya dengan imajinasi kreatif, yang paling penting
adalah metode yang menggunakan pemikiran metaforis atau kiasan dan gambar visual. Berpikir visual adalah
metode yang sering dianggap efektif digunakan oleh para peneliti dan ilmuwan dalam
memecahkan masalah secara kreatif, yaitu kemampuan yang bervariasi bagi setiap
individu dan boleh jadi seiring dengan tahap perkembangan mental manusia. Dengan asumsi tersebut,
muncul pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya suatu pelatihan untuk
membentuk kemampuan ini dalam ilmu pendidikan bagi anak-anak dan remaja
berbakat. Dari data ilmiah dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan ini berhubungan dengan citra
mental yang bergantung pula pada pengalaman awal dan frekuensi penggunaan citra mental dan transformasi dalam
pengalaman hidup mereka.
Pentingnya proses rasional dan imajinasi kreatif untuk memecahkan
masalah ilmiah menunjukkan kebutuhan untuk melaksanakan suatu program
pelatihan, atau memasukkan faktor pengembangan imajinasi kreatif ini kedalam
kurikulum pendidikan untuk anak-anak dan remaja berbakat. Secara luas telah
diakui bahwa mengembangkan kemampuan luar biasa di bidang tertentu belum tentu
menjamin kesuksesan. Boleh jadi dalam suatu masyarakat, bahwa seorang individu
telah sangat berkembang kemampuannya dalam bidang tertentu, namun perlu
ditunjang oleh kemampuan kreatif sehingga sikap kreatif menjadi karakteristik pribadi, bahkan melalui pengembangan semacam “virus
kreatif” dapat terbentuk karakteristik kolektif kreatif (imajinasi kolektif),
yang oleh para pakar sering disebut sebagai pembentukan 'kepribadian kreatif'
atau bahkan ‘kreatifitas kolektif’.
Terdapat dua tahap penting dalam proses pemecahan masalah secara
kreatif, pertama, adalah yang berhubungan dengan
mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalah itu sendiri, dan kualitas dari
tahap ini akan menentukan hasil akhir.
Kedua, adalah kemampuan untuk melihat
masalah di mana orang lain tidak melihatnya, yaitu untuk melihat hal-hal baru
dalam situasi yang sudah dikenal baik, dan kemampuan untuk menemukan hal baru,
serta solusi asli yang berhubungan dengan suatu langkah terobosan, suatu
“pikiran liar” di luar konvensi yang ada. Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan untuk mengubah fokus dan menggeser
pikiran dan sensasi pribadi ke arah objek lain, untuk menjauhkan diri dari
situasi, pengetahuan dan kemampuan yang
sudah ada. Proses ini terjadi
ketika seorang ilmuwan mengutarakan struktur baru dari sutu
fenomena lama, sehingga ladang atau bidang kegiatan baru diciptakan. Metode ini melibatkan pemikiran metafora, yang
merupakan dasar untuk memecahkan masalah secara kreatif. Pergeseran
dariberfikir logik rasional menuju pada
proses emosi-intuitif merupakan proses pengkombinasian informasi dan seleksi
yang mengarah pada menghasilkan entitas baru berdasarkan pada kesamaan paradoks, adalah inti dari metafora kognitif
yang baik.
Seperti permasalahan lainnya dalam strategis nilai – nilai bank
indonesia harus didorong oleh imajinasi kolektif untuk menemukan segmen –
segmen yang dapat memberikan daya dongrak bank. Daya dongkrak bank akan
mendapat respon yang baik mendukung dalam keperluan – keperluan dalam penemuan
hal – hal baru.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara tidak langsung komponen bank yang perkasa terjadi bila
perbandingan struktural ekonomi bank berbanding dengan struktural ekonomi
perkasa dalam konteks negara. Ekonomi
bank yang perkasa merupakan bentuk otonom dalam membangun perekonomian negara.
Sesuai visi dan misi Bank Indonesia maka implentasi yang dapat memberikan efek
positif terhadap ekonomi bangsa dan negara adalah sebagai berikut:
Ø Daya bantuan rencana usaha yang bersifat struktural modern
Sistem kebijakan yang akan membangun ekonomi bangsa adalah
struktural modern. Berbanding dalam sistem ini penerapan kedisplin merupakan
kajian dalam membangun ekonomi bangsa.
Ø Penyuluhan akan usaha dalam ranah ekonomi modern
Ø Membangun sarana dan prasana bagi pengausaha muda untuk membangun
ekspedisi bisnis modern
Tidak ada komentar:
Posting Komentar