TENNIS MEJA BUKAN UTUK ORANG NORMAL SAJA - Sastra Education

Breaking

Rabu, 19 Oktober 2016

TENNIS MEJA BUKAN UTUK ORANG NORMAL SAJA




Kesehatan merupakan hal utama dalam menjaga kebugaran tubuh dan raga. Manusia adalah sebuah jiwa memiliki rasa  dan raga bersenyawa. Senyawa yang kokoh akan raga dan jiwa membangun akan tubuh perkasa. Garuda terbang diangkasa mengambarkan sebuah nilai akan rasa dan raga. Ohlaraga merupakan pokok utama kesehatan manusia.  tenis meja bukan hanya milik mereka yang bisa melihat. Tunanetra pun bermain tenis meja. Jenis olahraga ini juga dipertandingkan di turnamen-turnamen olahraga untuk para penyandang disabilitas. Olahraga tenis meja biasanya diajarkan di sekolah-sekolah luar biasa serta pusat-pusat rehabilitasi untuk tunanetra. Seperti halnya permainan tenis meja pada umumnya, tenis meja tunanetra juga dimainkan oleh laki-laki ataupun perempuan, baik single maupun double. Namun, peralatan yang digunakan tunanetra sedikit berbeda dari tenis meja yang dimainkan orang yang tidak tunanetra.

Ukuran bola tenis meja untuk tunanetra sama dengan bola tenis meja pada umumnya. Perbedaannya, bola tenis meja tunanetra dilengkapi dengan gotri, yaitu biji-bijian sebesar kacang hijau dari logam, yang dimasukkan ke dalam bola. Fungsi biji-biji logam ini adalah sebagai sumber bunyi.
Saat bola dipukul atau menggelinding, biji-biji logam akan saling beradu dan menimbulkan bunyi. Bunyi ini membuat tunanetra yang bermain tenis meja mengetahui arah bola bergerak. Biji-biji logam itu membuat bola tenis meja tunanetra menjadi lebih berat dibandingkan bola tenis meja biasa.
Meja tenis untuk tunanetra juga berbeda. Sepanjang sisi meja dilengkapi jalur seperti parit kecil berpermukaan landai selebar kurang lebih 5 cm dengan kedalaman setengah besar bola. Parit kecil ini berfungsi sebagai tempat jatuh bola. Dengan demikian, ukuran meja untuk tunanetra lebih lebar dibanding tenis meja biasa. Namun, ukuran areal meja sebagai bidang bermain pada dasarnya sama.
Di dalam parit tadi, baik sisi kanan maupun kiri, terdapat garis batas bola masuk yang berarti menambah poin angka atau bola keluar atau bola mati yang berarti tidak menambah poin. Pada parit yang berada di hadapan pemain terdapat “garis ganda”, yaitu garis yang memisahkan posisi pemain ganda. Kedua garis tersebut dibuat dalam bentuk timbul, sehingga dapat diraba tunanetra yang sedang bermain.
Peletakan net pada tenis meja tunanetra juga sedikit berbeda. Net dipasang dengan posisi lebih tinggi, kurang lebih berjarak 4 cm di atas meja. Fungsi ruang yang lebih tinggi ini sebagai jalan bergulirnya bola dari satu sisi meja ke sisi lainnya. Dalam pertandingan, ketinggian net selalu dicek agar tidak mengganggu permainan atau merugikan pemain.
Perbedaan lain permainan tenis meja tunanetra adalah cara memukul bola. Dalam permainan tenis meja tunanetra bola tidak dipukul memantul, tetapi dipukul mendatar ke arah lawan. Bola akan menggelinding, bergerak di atas meja ke arah lawan, melewati bawah net.
Tunanetra harus mengandalkan pendengaran, mendengar suara bola, mengikuti ke mana arah bola bergerak, lalu memukul balik bola ke arah lawan. Jika bola yang dipukul masuk ke dalam parit di sisi kanan atau kiri meja sebelum garis batas bola, berarti out atau bola keluar. Jika bola masuk ke parit setelah garis batas atau masuk ke parit yang terletak di hadapan lawan, berarti in atau bola masuk.
Sering terjadi, jika pemain memukul bola terlalu keras, saat melakukan smash misalnya, bola keluar melewati parit hingga jatuh ke lantai. Gangguan suara menjadi tantangan tersendiri dalam pertandingan tenis meja tunanetra. Tak jarang, sorak-sorai penonton menenggelamkan suara bola, sehingga tunanetra tidak dapat mengikuti dengan baik arah bola menggelinding. Karena itu, sebelum pertandingan tenis meja tunanetra dimulai, wasit mengingatkan agar penonton menjaga ketenangan atau tidak bersorak terlalu gaduh, agar tidak mengganggu pendengaran atlet yang sedang bertanding.
Sorak-sorai ini sering digunakan pendukung atau suporter sebagai strategi untuk mengganggu atau mengintimidasi lawan pemain yang mereka dukung. Dalam kondisi seperti ini, wasit berhak memperingatkan atau menegur para suporter.
Perbedaan-perbedaan tersebut membuat strategi atau taktik-taktik untuk mengecoh lawan atau memenangi permainan dalam tenis meja tunanetra juga berbeda. Antara lain, saat giliran memukul bola, memelintir bola sedemikian rupa, dengan cara memukul datar sambil menggeserkan tangan ke kanan atau ke kiri. Dengan pelintiran seperti ini, bola yang berisi butir-butir logam menjadi tidak bersuara terlalu nyaring atau bahkan tidak bersuara sama sekali, sehingga lawan tidak dapat mendengar dengan baik dan terkecoh.
Tentu saja strategi ini hanya dapat dilakukan oleh pemain yang sudah piawai dan berpengalaman. Jika tidak, salah-salah malah bola keluar arena atau terpelanting, dan mati. Pilihan jenis olahraga bagi tunanetra memang tidak banyak. Di antara pilihan yang sedikit itu, tenis meja adalah salah satu olahraga yang cukup digemari tunanetra. Selain menyehatkan, bermain tenis meja juga menyenangkan. Tidak harus pergi jauh dan tidak tergantung cuaca. *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar