Indonesia
negara tenggara penuh pesona. Mahligai antara surga dan neraka. Sepanjang
Sabang sampai Merauke terbentang gunung dan samudra. Keindahan samudra, birunya
laut tercinta. Pesona air surga dunia. Pesona purnama malam pertama.
Laut biru
tempat hidupnya biota laut tercinta. Ikan, karang, kerang dan biota laut
lainnya. Hidup harmonis di perairan nusantara. Bukan politik perang suara
antara manusia dan manusia. Laut Indonesia membentang sepanjang wilayah agraris
nusantara. Kerang penghasil mutiara memberikan daya nilai jual berharga. Industri
mutiara di nusantara kurang daya dan tak bernyawa. Kualitas mutiara nusantara
memiliki daya tarik magnet terkuat dunia. Pemburu mutiara dunia mengincar
mutiara nusantara. Mutiara nusantara atau lebih kenal “Indonesian South Sea
Pearl (ISSP)”. ISSP merupakan hasil dari kerang mutiara laut selatan. Laut milik Indonesia salah satu kekayaan
terpendam. Mutiara laut selatan.
Rasa Indonesia
kurang tumbuh dalam diri masyarakat Indonesia. Meledaknya budaya barat, japan,
korea memberikan arti bahwa Indonesia
itu cuma dalam suara tapi hati selalu untuk yang berharta.
ISSP kurang
menjadi minat terhadap masyarakat Indonesia karena perhatian pemerintah yang
kurang dalam sumberdaya manusia. Keterbatasaan sumberdaya manusia terhadap
pendayagunaan dan pemamfaatan pengetahuan tentang dunia permutiaraan. Seperti
kita lihat sekarang ini teknologi berkembang pesat tapi sayang Indonesia cuma
jadi consumen bukan produsen. Kurang perhatian pemerintah terhadap perkembangan
mutiara juga menjadi masalah terhadap kurang dan minat masyarakat Indonesia
terhadap ISSP. Bauran budaya barat, korea , japan tak terbendung oleh nilai –
nilai moral Indonesia yang semakin terdesak atau bisa dibilang zaman edan.
ISSP dapat
terlaksana dengan masyarakat dan pemerintah bekerjasama membangun untuk
Indonesia, menjaga generasi bangsa dari bauran budaya, memberikan nilai – nilai
pendidikan bermakna bukan omongan dalam kuasa. Berbicara lantang cuma nafsu
yang terus membara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar