PESONA NUSANTARA - Sastra Education

Breaking

Senin, 10 Oktober 2016

PESONA NUSANTARA





Indonesia negara tenggara penuh pesona. Mahligai antara surga dan neraka. Sepanjang Sabang sampai Merauke terbentang gunung dan samudra. Keindahan samudra, birunya laut tercinta. Pesona air surga dunia. Pesona purnama malam pertama.
Laut biru tempat hidupnya biota laut tercinta. Ikan, karang, kerang dan biota laut lainnya. Hidup harmonis di perairan nusantara. Bukan politik perang suara antara manusia dan manusia. Laut Indonesia membentang sepanjang wilayah agraris nusantara. Kerang penghasil mutiara memberikan daya nilai jual berharga. Industri mutiara di nusantara kurang daya dan tak bernyawa. Kualitas mutiara nusantara memiliki daya tarik magnet terkuat dunia. Pemburu mutiara dunia mengincar mutiara nusantara. Mutiara nusantara atau lebih kenal “Indonesian South Sea Pearl (ISSP)”. ISSP merupakan hasil dari kerang mutiara laut selatan.  Laut milik Indonesia salah satu kekayaan terpendam. Mutiara laut selatan.

Rasa Indonesia kurang tumbuh dalam diri masyarakat Indonesia. Meledaknya budaya barat, japan, korea memberikan  arti bahwa Indonesia itu cuma dalam suara tapi hati selalu untuk yang berharta.
ISSP kurang menjadi minat terhadap masyarakat Indonesia karena perhatian pemerintah yang kurang dalam sumberdaya manusia. Keterbatasaan sumberdaya manusia terhadap pendayagunaan dan pemamfaatan pengetahuan tentang dunia permutiaraan. Seperti kita lihat sekarang ini teknologi berkembang pesat tapi sayang Indonesia cuma jadi consumen bukan produsen. Kurang perhatian pemerintah terhadap perkembangan mutiara juga menjadi masalah terhadap kurang dan minat masyarakat Indonesia terhadap ISSP. Bauran budaya barat, korea , japan tak terbendung oleh nilai – nilai moral Indonesia yang semakin terdesak atau bisa dibilang zaman edan.
ISSP dapat terlaksana dengan masyarakat dan pemerintah bekerjasama membangun untuk Indonesia, menjaga generasi bangsa dari bauran budaya, memberikan nilai – nilai pendidikan bermakna bukan omongan dalam kuasa. Berbicara lantang cuma nafsu yang terus membara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar