PENDIDIKAN YANG MEMBOSANKAN - Sastra Education

Breaking

Rabu, 19 Oktober 2016

PENDIDIKAN YANG MEMBOSANKAN




Suatu sekolah yang menggunakan sistem pengajaran yang diktorat adalah sistem yang harus diubah dalam masa sekarang sebagai bentuk untuk menerima perkembangan zaman.  Disuatu pagi yang cerah disekitar sudut kota jakarta. Dengan guru yang terlalu kolot bernama pak Randi ia serang guru dari SMA karang 1 Jakarta.
Pada saat jam pelajaran dimulai ada seorang murid yang bernama Henri. Ia terlihat merenung. Kapurpun terlempar ke mukanya. Tersentak Henri kaget.
“Ada apa  pak......”.
“Henri jangan ngelamun.....”.
“Apa yang bapak tadi bilang....”.
Henri menjawab semua dengar jawaban tersendiri. Sang guru malah kebingungan.” Bukan itu tadi bapak bilang.....!”. Semua murid tertawa. Pak Guru yang merasa jengkel dengan Henri. Selesai pelajaran ia disuruh menghadap. Henri yang sudah duduk dibangku kelas 2 SMA menerima panggilan. Ia mendapatkan surat teguran. Untuk diberikan kepada orang tuanya.

Henri menerimanya. Hari yang sudah menjelang siang dengan terik matahari yang terasa menyengat kulit. Bel tanda waktu pulang sekolah telah berbunyi. Henri yang mendapat surat teguran dari Guru. Dengan santainya ia menuju ke rumah.
Sampai dirumah ia menyerah surat teguran kepada orang tuanya.  Orang tuanya memaklumi. Henri kemudian masuk kamar, ia tak pernah lepas dari buku sedikitpun. Semua buku – buku yang menyenangkan ia baca mulai dari Fisika, Matematika, Kimia bahkan Teknologi ia serap dengan lancar.
Pagi yang sejuk dan udara pagi yang sangat memberi inspirasi hidup. Angin yang berhembus sepoi – sepoi seakan menambah keingintahuan Henri. Maka pada saat jam pertama adalah pelajaran Pak Randi guru yang kolot dalam mengajar.
Pagi itu Henri segera mohon pamit pada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah.  Dalam perjalanan ia bertemu dengan kawannya Hari yang sama – sama sekelas dengannya.
“Hai Hen hari ini pelajaran pertama adalah Pak randi, biasa kamu bolos.....”.
“Iya Har, sebenarnya aku tidak menyukai cara mengajar para Pak Randi di SMA......”. “Tapi aku tadi ada kesulitan dalam mengulas mata pelajaran Fisika.....”. “ Oh begitu......”.
Tak lama mereka tiba di sekolahannya. Bel tanda masuk sudah berbunyi. Inilah saat yang ditunggu Henri. Pelajaran pertama pak Randi guru fisika.
“Selamat pagi anak – anak ....!”. “Pagi pak.....”.
“Ada pertanyaan......!”. “Ada pak ....!”.
“Oh iya silakan Henri.....”.
“Apakah bunyi hukum yang berikan oleh Newton dapat dibuktikan dengan kehidupan sehari – hari , pak.....?”.
“Oh hukum Newton dalam kehidupan sehari sudah banyak buktinya dengan adanya pesawat, mobil, katrol dan peralatan yang lainnya. .....”.
“Gimana Henri masih ada yang ditanyakan lagi....?”.
“Ya pak terima kasih...”
Jawaban yang diberikan Pak Randi sudah membuat hati Henri senang. Dan ia masih terus berfikir untuk mengembang. 
“Gimana ada yang mau ditanyakan lagi....?”.
Semua murid terdiam. Maka pelajaran segera memasuki materi. Tiba – tiba yang mengangkat tangan.
“Pak saya mau tanya lagi.....!”.
“Oh Henri silakan ......”. Pak dalam gravitasi itu terjadi akibat daya tarik bumi, pertanyaan saya bagaimana bumi bisa mempunyai gaya tarik...?”.
Pak Randi mulai berfikir. Karena ia belum tahu maka ia segera mengalih perhatian.
“Anak – anak karena waktu untuk melanjutkan materi hampir mau habis maka untuk pertanyaan Henri ini buat pr saja.....”.
Henri merasa tidak puas karena pertanyaan belum dijawab. Ia terus berfikir untuk mencari jawaban sendiri. Samabil kelitan termenung.
Pak Randi segera melanjutkan materi pelajaran. Hari ini yang akan dipelajari tentang Momentum dan Impuls. Pak Randi segera memberikan penjelasan. Dengan detail ia memberikan penjelasan mulai dari pengertian dan hubungan. Setelah lama berbicara.
“Anak – anak apa ada pertanyaan tentang penjelasan bapak.....?”.
Semua murid terdiam. Pak Randi kemudian mengarahkan penglihatannya kepada Henri. Ditataplah Henri dengan mata yang tajam bagai mau menerkam mangsanya.
“Henri apa ada pertanyaannya....?”. “Oh ya pak ada apa .....”. “Oh kamu ngelamun ya Henri .....”.
“Tidak pak saya sedang merenung ......”.  Semua murid tertawa.
“Diam anak – anak...!”. “Henri ada apa pertanyaan dari penjelasan bapak diidepan tentang momentum dan impuls....?”. “Oh itupak ...”. “Berfikir Henri, ada pak....!”.
“Silakan kalau bisa akan bapak jawab hari ini juga....”.
“Dalam sebuah momentum itu dapat dijabarkan secara tematis tapi kenapa harus dengan impuls bukan dengan arus / tegangan....?”.” Berfikir lagi sang Guru. Maaf Henri untuk hari ini bapak belum bisa jawab maka untuk pr dirumah....”.
Merasa belum puas dengan sikap guru yang sangat kolot dan mengaku terlalu pintar. Membuat ia harus memecahkan sendiri permasalahannya.
Pelajaran Fisika pun berakhir. Henri yang masih belum puas dengan jawaban sang guru mulai berfikir. Tiba – tiba pelajaran yang kedua sudah mulai. Henri nmasih termenung di bangku temapt duduknya. Sambil berfikir
“Ah pendidikan itu sangat membosankan....”. Lebih baik belajar sendiri ilmu yang didapat sudah pasti melengkat selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar