Anugerah
Tuhan untuk Indonesia sebagai Kepulauan Nusantara, Indonesia memiliki keunggulan
& nilai plus yang tidak dimiliki bangsa/negara lain. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di
Dunia. Indonesia di berkahi dengan kekayaan laut sebagai habitat biota yang
melimpah, banyak jenis biota laut yang menjadi sumber daya alan kelautan
Indonesia, contohnya jenis krustasea : Lobster, kepiting, udang, serta jenis
moluska (kerang-kerangan). Tiram dan
kerang yang merupakan habitat dan produsen terbesar di Dunia. Indonesia
merupakan produsen produk kelautan non-edible. Mutiara salah satunya, berkat
lingkungan laut yang kaya dan alami menyediakan lingkungan terbaik untuk biota
kerang mutiara laut.
Indonesia
adalah negara terkaya dengan biota lautnya, potensi dari lingkungan pesisir
laut pantai sebagai habitat bagi mereka biota hidup besimbiosis dan
bermetamorfosa menjadikan persediaan Indonesia memiliki stok kuantitas terbesar
di dunia.
Indonesian
South Sea Pearls (ISSP) atau mutiara laut selatan (contohnya mutiara lombok),
adalah mutiara yang dihasilkan oleh kerang Pinctada maxima. ISSP muncul dalam
warna seperti layaknya warna mantel didalam kerang Pinctada maxima oyster yaitu
putih, silver, pink, emas, cream, dan kombinasi dari warna warna dasar
tersebut, termasuk warna pelangi yang dihasilkan dari pantulan mutiara itu.
Mutiara
laut selatan adalah mutiara yang secara fisik bentuknya paling besar ukurannya,
dan merupakan mutiara yang paling langka diantara jenis mutiara budidaya
lainnya, sehingga hal inilah yang membuat mutiara lombok adalah mutiara yang
paling berharga.
Keindahan
ISSP membuat negara lainnya mengakui miliknya. Pemerintah sudah mengklaim hak
milik ISSP ke beberapa negara yang mengakuinya. Kesiagaan Pemerintah harus
segera dibina. Melalui penyuluhan dan pengembang dengan mendirikan badan
penelitian dan pengembangan di daerah sentra mutiara laut selatan (ISSP) akan
memberikan dampak tentang kepemilikan ISSP dalam negeri sendiri. Serta
pemerintah terus berupaya dalam membangun komoditas ISSP yang berkualitas
tinggi dalam perdagangan dunia.
Badan
penelitian dan pengembangan ISSP harus turun tangan serta para pembudidaya ISSP
sehingga rasa kekeluargaan akan terbentuk dan rasa saling percaya terhadap
kekayaan bangsa sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar