Seorang anak SMP yang memiliki bakat terhadap kuliner
nusantara. Dimana aku dapat membedakan rasa dan aroma rempah-rempah berbeda. Aku
bernama Herman, anak SMP dari Pereng Prambanan. Jika kalian tahu rumah Dome
teletubbies kalian akan tahu sekolahku. Aku bukan anak orang tetapi keluarga
sederhana ala desa.
Cita rasa akan
kuliner nusantara terutama gudeg. Membuat indra perasa sangat tajam dan luar
biasa. Emaknya yang sangat lihai memasak gudeg, membuatku menurunkan
keahliannya. Masakan gudeg yang melegenda menjadi pesona makanan penuh cita
rasa modern. Jogjakarta mempunyai legenda kuliner nan mempesona salah satunya
gudeg jogja, kreasi masakan gudeg menjadikan icon gudeg tetap punya nama dihati
para penikmat rasa. Bahkan tak hanya tua anak muda sungguh meleleh dibuatnya.
Aku mempunyai sahabat bernama Tatang, kami selalu
berangkat bersama ke sekolah suatu ketika ada sepeda melesat kencang mendahului
kami. Ia seorang gadis cantik jelita. Waktu pertama aku melihat hati seperti
membara. Kata Tatang ia bernama Kirana, tetangganya. Wajahnya cantik nan
mempesona melanda hatiku kian merana.
Perkenalanku dengannya saat ada pertunjukkan wayang di
bale Desa. Ia ingin sekali ikut nonton wayang bersama kami. Lakon Arjuna Wiwaha
membawa pada perkenalan pertama. Saat
aku mencoba melatih kreativitas teknik masakku aku diundang ke rumahnya.
Masakan aku persembahan untukknya. Masakan yang memiliki cita rasa keluarga.
Pesona rasa dan kelembutan memadukan keindahan gudeg kian membahana.
Pesonanya membuat aku terlalu bersemangat untuk
mencipta. Dimana masakan gudeg bisa menjadi ciri khas yang menyajikan kelezatan
dan kelembutan desa semakin mempesona. Hingga aku ikut pertandingan memasak
pertama di bale desa, ia selalu memotivasiku untuk jangan menyerah dan putus
asa. Hati terasa berdebar, saat itu seluruh indraku menunjukkan taji.
Kemenangan pertamaku adalah hasil dari bara pesona Kirana. Sejak saat hatiku
bergetar saat ia mendukungku. Ia begitu mempesona hati dan jiwa.
Tak terpikir olehku bahwa ia yang memberiku jiwa untuk
menciptakan masakan luar biasa. Ketertarikan pada kuliner, membawa pada
pertandingan selanjutnya. Dimana Kirana selalu ada untuk memberi dukungan
untukku. Senyuman nan mempesona membara semangatku untuk mempersembahan masakan
kreativitasku luar Biasa.
Pertandingan kedua di Candi Prambanan begitu
membahana, penonton yang luar biasa, tetapi aku hanya di posisi kedua. Kak
Mahmud masih berjaya dengan resep luar biasa. Ia masih kuat dan kreatif untuk
menunjukkan tajinya.
Saat pertarungan keduaku, Kirana masih sempat
memberiku semangat pesona. Hatiku terus berdebar jika didekatnya. Saat itu aku
merasa ragu untuk mengucapkannya. Ia seperti bunga kian mempesona.
Pertandingan ketiga diadakan di candi Boko, pesona
wisata yang kian melambai-lambai. Seakan pesona lautan dan daratan menyatu
sempurna. Aku masih kalah dari kak Mahmud, posisi kedua menjadi tempatku yang
menetap tetap bertahan.
Aku mencoba memandang
Kirana. pesona makin membuat aku menggila. Kelas tiga, kecantikannya kian
mempesona. Wajahnya makin anggun penuh tata krama. Saat itu rasa jiwa terusik
untuk mengungkapnnya. Hingga hatiku tak dapat berbicara. Sampai akhirnya hanya
pesona yang kian memberiku gelora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar