Sinopsis Pesona - Sastra Education

Breaking

Jumat, 11 Januari 2019

Sinopsis Pesona


Seorang anak SMP yang memiliki bakat terhadap kuliner nusantara. Dimana aku dapat membedakan rasa dan aroma rempah-rempah berbeda. Aku bernama Herman, anak SMP dari Pereng Prambanan. Jika kalian tahu rumah Dome teletubbies kalian akan tahu sekolahku. Aku bukan anak orang tetapi keluarga sederhana ala desa.
 Cita rasa akan kuliner nusantara terutama gudeg. Membuat indra perasa sangat tajam dan luar biasa. Emaknya yang sangat lihai memasak gudeg, membuatku menurunkan keahliannya. Masakan gudeg yang melegenda menjadi pesona makanan penuh cita rasa modern. Jogjakarta mempunyai legenda kuliner nan mempesona salah satunya gudeg jogja, kreasi masakan gudeg menjadikan icon gudeg tetap punya nama dihati para penikmat rasa. Bahkan tak hanya tua anak muda sungguh meleleh dibuatnya.
Aku mempunyai sahabat bernama Tatang, kami selalu berangkat bersama ke sekolah suatu ketika ada sepeda melesat kencang mendahului kami. Ia seorang gadis cantik jelita. Waktu pertama aku melihat hati seperti membara. Kata Tatang ia bernama Kirana, tetangganya. Wajahnya cantik nan mempesona melanda hatiku kian merana.
Perkenalanku dengannya saat ada pertunjukkan wayang di bale Desa. Ia ingin sekali ikut nonton wayang bersama kami. Lakon Arjuna Wiwaha membawa pada perkenalan pertama.  Saat aku mencoba melatih kreativitas teknik masakku aku diundang ke rumahnya. Masakan aku persembahan untukknya. Masakan yang memiliki cita rasa keluarga. Pesona rasa dan kelembutan memadukan keindahan gudeg kian membahana.

Pesonanya membuat aku terlalu bersemangat untuk mencipta. Dimana masakan gudeg bisa menjadi ciri khas yang menyajikan kelezatan dan kelembutan desa semakin mempesona. Hingga aku ikut pertandingan memasak pertama di bale desa, ia selalu memotivasiku untuk jangan menyerah dan putus asa. Hati terasa berdebar, saat itu seluruh indraku menunjukkan taji. Kemenangan pertamaku adalah hasil dari bara pesona Kirana. Sejak saat hatiku bergetar saat ia mendukungku. Ia begitu mempesona hati dan jiwa.
Tak terpikir olehku bahwa ia yang memberiku jiwa untuk menciptakan masakan luar biasa. Ketertarikan pada kuliner, membawa pada pertandingan selanjutnya. Dimana Kirana selalu ada untuk memberi dukungan untukku. Senyuman nan mempesona membara semangatku untuk mempersembahan masakan kreativitasku luar Biasa.
Pertandingan kedua di Candi Prambanan begitu membahana, penonton yang luar biasa, tetapi aku hanya di posisi kedua. Kak Mahmud masih berjaya dengan resep luar biasa. Ia masih kuat dan kreatif untuk menunjukkan tajinya.
Saat pertarungan keduaku, Kirana masih sempat memberiku semangat pesona. Hatiku terus berdebar jika didekatnya. Saat itu aku merasa ragu untuk mengucapkannya. Ia seperti bunga kian mempesona.
Pertandingan ketiga diadakan di candi Boko, pesona wisata yang kian melambai-lambai. Seakan pesona lautan dan daratan menyatu sempurna. Aku masih kalah dari kak Mahmud, posisi kedua menjadi tempatku yang menetap tetap bertahan.
Aku mencoba memandang Kirana. pesona makin membuat aku menggila. Kelas tiga, kecantikannya kian mempesona. Wajahnya makin anggun penuh tata krama. Saat itu rasa jiwa terusik untuk mengungkapnnya. Hingga hatiku tak dapat berbicara. Sampai akhirnya hanya pesona yang kian memberiku gelora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar