Indonesia negara kaya sumber daya alam.
Potensi yang berlimpah ruah dari sabang-merauke. Kekayaan yang kaya hingga anak
cucunya. Pada era penjajahan hasil alam kita di habiskan oleh bangsa-bangsa
Eropa. Penduduk kita dihajar habis untuk melakukan kerja paksa.
Reformasi
telah dibentangkan. Orde Baru telah tumbang. Tetapi sayang sikap orde baru
masih menjadi panutan bukan yang baik ditingkatkan tetapi yang buruk semakin
menjadi jalan. Korupsi merupakan budaya buruk bagi bangsa ini. Dari Majapahit
hingga reformasi telah mengakar di darah para generasi bangsa.
Kita
lihat, Korupsi yang merajalela di zaman Orde Lama dan Orde Baru dimungkinkan
terjadi antara lain karena ketiadaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara secara sungguh-sungguh. Masa itu, angat lazim pengelolaan uang
negara dijalankan dengan menyimpang dari rencana anggaran semula. Tak
mengherankan bahwa kekayaan negara yang diperoleh pada masa kejayaan
pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat berlimpahnya kekayaan alam Indonesia, dalam
jumlah besar tidak dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat luas, melainkan
hanya untuk memperkaya segelintir pejabat dan mereka yang berada di lingkaran
kekuasaannya.
Reformasi
bukan berubah tetapi malah menjadi gila, korupsi seperti sebuah perjudian. Kapan
Bandar siap maka pemain melakukannnya. Korupsi bukan hanya dilakukan pejabat
tinggi bahkan dari bawah sekalipun akan terus terjadi.
Bencana
disana-sini, hanya sebuah tragedy saja, bukan sebagai pelajaran bagi kaum
pejabat. Mereka hanya memikirkan hak pribadi bukan hak untuk memenuhi tugasnya.
Sebagai pemimpin pikiran moderat memang sangat dibutuhkan untuk menunjukkan
kualitasnya. Tetapi kualitas tanpa iman mungkin akan sedikit menyimpang dari
maksud dan tujuan yang dijanjikan.
Orang
islam punya rukun islam, Indonesia punya Pancasila. Keduanya saling berkaitan.
Indonesia lahir karena kerja keras orang-orang beriman. Bukan preman maupun
karena syetan. Pancasila lahir karena ide dan ideology berdasarkan azas
Ketuhanan. Berdasarkan azas Ketuhanan ini maka akan lahir maka lahirlah
ideology Pancasila. Berdasarkan Pancasila maka factor untuk menghindarkan
generasi masa depan dari KKN serta narkoba.
1. Kuatkan Iman.
Keyakinan
akan sang Pencipta merupakan sikap hidup yang selalu berhati-hati terhadap apa
yang diucap dan dilakukan. Iman adalah keyakinan sepenuh bahwa ada yang
memperhatikan diri kita. Baik buruk akan mendapatkan balasan.
Lemah
iman menunjukkan sikap hidup yang keluar batas atau orang-orang yang melampaui
batas. Iman seorang bukan ditentukan kaya atau miskin tetapi sebuah pemikiran
dan hati selalu melakukan perbuatan khusnul khotimah. Bila manusia memiliki
iman kuat maka ia akan selalu menghindari perbuatan yang diharamkan. Hati
selalu terjaga dari dosa dan durhaka. Islam mengajarkan kebaikan. Pancasila
memberikan nilai kebaikan. Jika Anda manusia beragama memegang teguh ajaran.
Jika Anda manusia Indonesia jalan nilai Pancasila. Kuatkan iman jauhi hal-hal
haram. Berikan kehebatan untuk Indonesia.
2.
Bangun
dan Tanamkan Karakter Pancasila
Pancasila
harus kita kembalikan sebagai dasar dan ideology negara dengan benar, dengan
cara nilai-nilainya kita laksanakan secara nyata dalam menjalankan berbagai
kegiatan kebangsaan dan kenegaraan. Reformasi terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara bukan ditujukan pada Pancasila sebagai dasar dan ideology negara,
melainkan ditujukan pada perilaku bangsa Indonesia dalam menata kembali
kehidupan bernegara. Perilaku dan kebijakan dalam menata kehidupan berbangsa
dan bernegara harus benar-benar secara nyata didasarkan pada Pancasila.
Kehidupan
berbangsa dan bernegara kita dilanda krisis berat justru akibat selama ini kita
telah banyak menyalahgunakan Pancasila, yakni Pancasila hanya dijadikan slogan,
sementara perilaku dan kebijakan yang muncul banyak sekali yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Dengan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara nyata, Pancasila sebagai dasar dan
ideology negara akan kembali tegak dalam ketatanegaraan Indonesia lewat
perbuatan dan kebijakan nyata.
3.
Selalu
Bersyukur
Kata
bersyukur merupakan ungkapan kecil tetapi ini memiliki makna dalam melakukan.
Kebanyakan orang masih belum bersyukur terhadap apa yang ia dapatkan selama
ini. Rasa syukur merupakan bentuk ungkapan yang dapat menenangkan hati dan
pikiran.
Pokok dari rasa syukur seperti Anda
merasakan nikmat hidup. Pelajarilah mengapa laut, angin, bumi, dan lain-lain
diciptakan Allah SWT kemudian gunakan ciptaan itu sesuai dengan tujuan
penciptaannya. Dalam kedudukan Anda sebagai khalifah, Anda harus dapat
mengantar segala ciptaan menuju tujuan penciptaan. Dengan merenungkan rasa
sykur yang terdalam akan membawa Anda kedalam kedamaian dan ketenangan jiwa.
Apakah diperkenankah kembang dipetik sebelum mekar? Tidak! Karena itu tidak dapat
mengantar Anda kepada tujuan
penciptaan-Nya. Bolehkah Anda tidur dikelas, dikantor ? Tidak! Karena kelas,
kantor tidak dicptakan untuk tidur!
Baikkah Anda menyia-nyiakan anak? Tidak! Karena anak adalah amanat-Nya yang
harus dijaga. Apakah baik Anda makan sambil berbicara ? Tidak! Karena makan yang berbicara akan mengundang syetan.
Demikian seterusnya. Semakin sesuai sikap dan tindakan Anda dengan makna-makna
itu, semakin banyak syukur Anda.
Perlu
diketahui juga bahwa mengabaikan sikap syukur, menjadikan Anda sebagai manusia
kufur. Salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka meraih syukur
adalah dengan melihat hal-hal lain yang berada di bawahnya.
4.
Puasa
Pernah
Anda puasa! Apa yang anda lakukan selama puasa?
Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Puasa memberi maanfaat bahwa
kita bisa merasakan kehidupan masyarakat bawah itu seperti apa? Bila kita
melihat diri kita sudah Anda melakukan puasa!
Jika
Anda pengikut Nabi Muhammad SAW lakukan apa yang ia lakukan? Seorang manusia
jika sering berpuasa maka ia terhindar dari perbuatan tercela. Mungkin ini yang
harus dilakukan para pejabat agar terhindar dari korupsi.
5. Beri Sanksi Tegas.
Hukuman
adalah bentuk balasan bagi seseorang yang atas perbuatannya melanggar ketentuan
syara’ yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya untuk kemaslahatan manusia.
Tujuan
pemidanaan atau hukuman adalah:
·
Sebagai pembalasan, artinya setiap
perbuatan yang melanggar hukum harus dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
nas.
·
Sebagai pencegahan kolektif (general
prevention), yang berarti pemidanaan bisa memberikan pelajaran bagi orang lain
untuk tidak melakukan kejahatan serupa.
·
Sebagai pencegahan khusus (special
prevention), artinya seseorang yang melakukan tindak pidana setelah diterapkan
sanksi ia akan bertaubat dan tidak mengulangi kejahatannya lagi.
Sumber :BPK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar