HIndari Korupsi Sedini Mungkin - Sastra Education

Breaking

Kamis, 18 Januari 2018

HIndari Korupsi Sedini Mungkin



 Indonesia negara kaya sumber daya alam. Potensi yang berlimpah ruah dari sabang-merauke. Kekayaan yang kaya hingga anak cucunya. Pada era penjajahan hasil alam kita di habiskan oleh bangsa-bangsa Eropa. Penduduk kita dihajar habis untuk melakukan kerja paksa.
Reformasi telah dibentangkan. Orde Baru telah tumbang. Tetapi sayang sikap orde baru masih menjadi panutan bukan yang baik ditingkatkan tetapi yang buruk semakin menjadi jalan. Korupsi merupakan budaya buruk bagi bangsa ini. Dari Majapahit hingga reformasi telah mengakar di darah para generasi bangsa.
Kita lihat, Korupsi yang merajalela di zaman Orde Lama dan Orde Baru dimungkinkan terjadi antara lain karena ketiadaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara secara sungguh-sungguh. Masa itu, angat lazim pengelolaan uang negara dijalankan dengan menyimpang dari rencana anggaran semula. Tak mengherankan bahwa kekayaan negara yang diperoleh pada masa kejayaan pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat berlimpahnya kekayaan alam Indonesia, dalam jumlah besar tidak dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat luas, melainkan hanya untuk memperkaya segelintir pejabat dan mereka yang berada di lingkaran kekuasaannya.

Reformasi bukan berubah tetapi malah menjadi gila, korupsi seperti sebuah perjudian. Kapan Bandar siap maka pemain melakukannnya. Korupsi bukan hanya dilakukan pejabat tinggi bahkan dari bawah sekalipun akan terus terjadi.
Bencana disana-sini, hanya sebuah tragedy saja, bukan sebagai pelajaran bagi kaum pejabat. Mereka hanya memikirkan hak pribadi bukan hak untuk memenuhi tugasnya. Sebagai pemimpin pikiran moderat memang sangat dibutuhkan untuk menunjukkan kualitasnya. Tetapi kualitas tanpa iman mungkin akan sedikit menyimpang dari maksud dan tujuan yang dijanjikan.
Orang islam punya rukun islam, Indonesia punya Pancasila. Keduanya saling berkaitan. Indonesia lahir karena kerja keras orang-orang beriman. Bukan preman maupun karena syetan. Pancasila lahir karena ide dan ideology berdasarkan azas Ketuhanan. Berdasarkan azas Ketuhanan ini maka akan lahir maka lahirlah ideology Pancasila. Berdasarkan Pancasila maka factor untuk menghindarkan generasi masa depan dari KKN serta narkoba.
1.      Kuatkan Iman.
Keyakinan akan sang Pencipta merupakan sikap hidup yang selalu berhati-hati terhadap apa yang diucap dan dilakukan. Iman adalah keyakinan sepenuh bahwa ada yang memperhatikan diri kita. Baik buruk akan mendapatkan balasan.
Lemah iman menunjukkan sikap hidup yang keluar batas atau orang-orang yang melampaui batas. Iman seorang bukan ditentukan kaya atau miskin tetapi sebuah pemikiran dan hati selalu melakukan perbuatan khusnul khotimah. Bila manusia memiliki iman kuat maka ia akan selalu menghindari perbuatan yang diharamkan. Hati selalu terjaga dari dosa dan durhaka. Islam mengajarkan kebaikan. Pancasila memberikan nilai kebaikan. Jika Anda manusia beragama memegang teguh ajaran. Jika Anda manusia Indonesia jalan nilai Pancasila. Kuatkan iman jauhi hal-hal haram. Berikan kehebatan untuk Indonesia.
2.      Bangun dan Tanamkan Karakter Pancasila
Pancasila harus kita kembalikan sebagai dasar dan ideology negara dengan benar, dengan cara nilai-nilainya kita laksanakan secara nyata dalam menjalankan berbagai kegiatan kebangsaan dan kenegaraan. Reformasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara bukan ditujukan pada Pancasila sebagai dasar dan ideology negara, melainkan ditujukan pada perilaku bangsa Indonesia dalam menata kembali kehidupan bernegara. Perilaku dan kebijakan dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara harus benar-benar secara nyata didasarkan pada Pancasila.
Kehidupan berbangsa dan bernegara kita dilanda krisis berat justru akibat selama ini kita telah banyak menyalahgunakan Pancasila, yakni Pancasila hanya dijadikan slogan, sementara perilaku dan kebijakan yang muncul banyak sekali yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara nyata, Pancasila sebagai dasar dan ideology negara akan kembali tegak dalam ketatanegaraan Indonesia lewat perbuatan dan kebijakan nyata.
3.      Selalu Bersyukur
Kata bersyukur merupakan ungkapan kecil tetapi ini memiliki makna dalam melakukan. Kebanyakan orang masih belum bersyukur terhadap apa yang ia dapatkan selama ini. Rasa syukur merupakan bentuk ungkapan yang dapat menenangkan hati dan pikiran.
Pokok dari rasa syukur seperti Anda merasakan nikmat hidup. Pelajarilah mengapa laut, angin, bumi, dan lain-lain diciptakan Allah SWT kemudian gunakan ciptaan itu sesuai dengan tujuan penciptaannya. Dalam kedudukan Anda sebagai khalifah, Anda harus dapat mengantar segala ciptaan menuju tujuan penciptaan. Dengan merenungkan rasa sykur yang terdalam akan membawa Anda kedalam kedamaian dan ketenangan jiwa. Apakah diperkenankah kembang dipetik sebelum mekar? Tidak! Karena itu  tidak dapat  mengantar Anda  kepada tujuan penciptaan-Nya. Bolehkah Anda tidur dikelas, dikantor ? Tidak! Karena kelas, kantor  tidak dicptakan untuk tidur! Baikkah Anda menyia-nyiakan anak? Tidak! Karena anak adalah amanat-Nya yang harus dijaga. Apakah baik Anda makan sambil berbicara ? Tidak! Karena makan yang berbicara akan mengundang syetan. Demikian seterusnya. Semakin sesuai sikap dan tindakan Anda dengan makna-makna itu, semakin banyak syukur Anda.
Perlu diketahui juga bahwa mengabaikan sikap syukur, menjadikan Anda sebagai manusia kufur. Salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka meraih syukur adalah dengan melihat hal-hal lain yang berada di bawahnya.
4.      Puasa
Pernah Anda puasa! Apa yang anda lakukan selama puasa?  Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Puasa memberi maanfaat bahwa kita bisa merasakan kehidupan masyarakat bawah itu seperti apa? Bila kita melihat diri kita sudah Anda melakukan puasa!
Jika Anda pengikut Nabi Muhammad SAW lakukan apa yang ia lakukan? Seorang manusia jika sering berpuasa maka ia terhindar dari perbuatan tercela. Mungkin ini yang harus dilakukan para pejabat agar terhindar dari korupsi.
5.      Beri Sanksi Tegas.
Hukuman adalah bentuk balasan bagi seseorang yang atas perbuatannya melanggar ketentuan syara’ yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya untuk kemaslahatan manusia.
Tujuan pemidanaan atau hukuman adalah:
·         Sebagai pembalasan, artinya setiap perbuatan yang melanggar hukum harus dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan nas.
·         Sebagai pencegahan kolektif (general prevention), yang berarti pemidanaan bisa memberikan pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan kejahatan serupa.
·         Sebagai pencegahan khusus (special prevention), artinya seseorang yang melakukan tindak pidana setelah diterapkan sanksi ia akan bertaubat dan tidak mengulangi kejahatannya lagi.

Sumber :BPK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar