PROGRAM LATIHAN SENSOMOTORIK ANAK AUTIS-HIPERAKTIF - Sastra Education

Breaking

Kamis, 15 Desember 2016

PROGRAM LATIHAN SENSOMOTORIK ANAK AUTIS-HIPERAKTIF


A.    Gambaran subyek
1.      Identitas Subyek
*            Nama                                  :           
*            Tempat, Tanggal Lahir        :          
*            Umur                                   :          
*            Jenis kelamin                       :         
*            Jenis kelainan                      :           Autisme ringan disertai hiperaktif
*            Pendidikan                          :           Kelas taman kanak-kanak
di SDLB XX
*            Saat Terjadi Kelainan         :           Post Natal

2.      Kemampuan sensomotorik yang masih dimiliki :
*            Anak mampu melakukan kontak mata
*            Anak mampu dikontrol kegiatannya
*            Anak mampu mengutarakan keinginannya meskipun dengan kalimat sederhana dan kadang sulit untuk dipahami
*            Anak tidak mengalami gangguan pada indera lainnya, baik itu penglihatan, pendengaran, perabaan maupun pencecap.

3.      Gangguan sensomotorik :
*            Anak kurang sensitif terhadap rangsangan dari luar
*            Motorik halus pada penggunaan tangan lemah
*            Daya konsentrasi  dan perhatian anak kurang
*            Koordinasi mata dan tangan anak lemah
*            Gerak reflek kurang

B.     Program latihan sensomotorik
1.      Titian tali dan balok kayu
a.       Tujuan latihan : melatih daya konsentrasi anak, melatih keseimbangan, dan melatih koordinasi mata dan kaki.
b.      Alokasi waktu : 5 menit
c.       Peralatan yang digunakan : seutas tali, papan kayu, batu bata
d.      Langkah pelaksanaan latihan :
Bahan yang digunakan hanya seutas tali, yang diletakkan di lantai memanjang. Anak diminta untuk berdiri dengan baik di depan seutas tali, kemudian disuruh berjalan diatas tali dengan menginjak tali. Pada latihan ini usahakan bisa berjalan lurus diatas tali, dan jika anak mampu melakukannya, tali dapat diubah menjadi bentuk lingkaran atau meliuk-liuk (zig-zag). Tahap selanjutnya, tali dapat dibah menjadi lembar papan atau balok kayu ukuran 4 × 6 cm. Letakkan papan atau balok kayu di atas susunan empat buah batu bata merah sehingga menyerupai sebuah titian. Suruhlah anak berjalan di atas titian balok kayu, mungkin untuk pertama kali anak perlu dibantu dengan digandeng, kemudian usahakan untuk berjalan sendiri tanpa bantuan.
2.      Bermain bola
a.       Tujuan latihan : melatih konsentrasi anak, melatih motorik kasar anak, melatih koordinasi mata dan kaki, melatih kemampuan interaksi sosial anak jika dilakukan secara berkelompok.
b.      Alokasi waktu : 10 menit
c.       Peralatan yang digunakan : bola dan botol plastik
d.      Langkah pelaksanaan pelatihan :
Bermain bola bagi anak autis berbeda dengan bermain bola bagi anak normal, hal ini karena reaksi anak autis tidak secepat anak normal. Anak mulanya diberi bola dan taruh tepat didepan kaki sebelah kanannya, anak kemudian diminta untuk menendang bola tersebut. Jika anak belum mampu menendang, guru bisa membimbing dengan menyentuhkan kaki kanannya ke bola terlebih dahulu kemudian bola itu dicoba untuk ditendang. Latihan ini dilakukan sampai anak benar-benar mengendalikan otot dan fungsi kakinya. Setelah anak terbiasa menendang bola, letakkan bola pada jarak 1- 1½ meter dari kakinya. Taruh botol-botol plastik di kejauhan, anak disuruh menendang bola agar mengenai botol-botol tersebut.
Latihan berikutnya yaitu melempar bola, baik dengan satu maupun dua tangan. Anak disuruh memegang bola tenis dan memperhatikan jajaran botol plastik yang ada didepannya. Kemudian, suruhlah anak melempar sejauh kemampuannya tanpa memfokuskan pada titik tertentu. Jika anak telah dapat melempar dengan baik, lalu arahkan lemparan untuk mengenai sasaran ke arah botol-botol yang disediakan.
3.      Menyusun benda bundar
a.       Tujuan pelatihan : melatih konsentrasi anak, melatih motorik kasar anak, melatih koordinasi mata dengan tangan, pengenalan konsep warna.
b.      Alokasi waktu : 10 menit atau disesuaikan dengan kondisi anak
c.       Langkah pelaksanaan latihan :
Bagi anak autis, permainan menyusun benda bundar sangat sulit, karena anak dituntut untuk mampu mengendalikan gerakan tangan, dan perlu kehati-hatian agar tidak roboh. Secara khusus permainan benda ini bagian tengahnya dilubangi yang akan dipasang tiang. Langkah permainannya, pertama anak memegang benda seperti kue donat yang bagian tengahnya berlubang. Anak memasukkan benda itu pada tiang yang disediakan. Jika anak dapat melakukannya, latihan ditingkatkan dengan benda yang berwarna-warni, sehingga saat memasukkan anak dapat diminta memasukkannya berdasarkan warna.
4.      Mari membentuk
a.       Tujuan latihan : melemaskan otot tangan anak, melatih motorik halus anak, melatih kreativitas anak, melatih koordinasi mata dan tangan.
b.      Alokasi waktu : 5 menit.
c.       Peralatan yang digunakan : plastisin.
d.      Langkah pelaksanaan latihan :
Bahan yang digunakan untuk membentuk sesuatu adalah plastisin atau lilin-lilinan. Biarkan anak membentuk apa saja sesuai keinginannya, tapi mungkin untuk pertama-tama guru perlu membuat satu contoh agar anak bisa mengikuti, setelah anak bisa membentuk sesuai contoh segera minta anak untuk membentuk benda apa saja yang dikenalnya.
5.      Menggunting dan menempel
a.       Tujuan latihan : melatih koordinasi mata dan tangan, melatih motorik halus, melatih daya konsentrasi anak.
b.      Alokasi waktu : 5 menit
c.       Peralatan yang digunakan : kertas pola, gunting, lem

d.      Langkah pelaksanaan latihan :
Kegiatan ini sama halnya dengan anak normal. Tapi bagi anak autis, guru perlu membimbing anak tentang bagaimana caranya memegang dan menggunting. Untuk pertama kali anak melakukan kegiatan ini, guru perlu membantu menggunting benda-benda dan anak yang menempel pada kertas yang telah disediakan. Anak menempel benda-benda berdasarkan bentuk dan warna.
6.      Membuat kalung (meronce)
a.       Tujuan latihan : melatih konsentrasi, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih kreativitas anak.
b.      Alokasi waktu : 10 – 15 menit.
c.       Peralatan yang digunakan : Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kalung cukup sederhana, antara lain tali atau benang dan manik-manik.
d.      Langkah pelaksanaan latihan  :  Mungkin memasukkan benang ke lubang manik-manik merupakan hal sulit bagi anak autis. Untuk kegiatan ini, manik-manik bisa diganti dengan kancing yang berlubang besar. Anak memegang kancing satu demi satu, kemudian anak memegang tali dan memasukkan ujung tali pada lubang tutup kancing. Jika anak dapat melakukan hal itu, beri kancing yang bermacam-macam warna sehingga dapat dibuat rangkaian warna tertentu.
7.      Melukis dengan jari
a.       Tujuan latihan : Kegiatan ini dapat membiarkan anak bebas mengekspresikan jiwa kedalam lukisan maupun hanya dengan coretan jari, melatih kreativitas anak, melatih organ motorik kasar terutama tangan, melatih koordinasi mata dan tangan.
b.      Alokasi waktu : 10 menit
c.       Peralatan yang digunakan : Bahan yang digunakan sebagai cat adalah dari pewarna kue. Bahan ini jelas aman dan tidak mengandung racun yang dapat membahayakan anak. Bahan yang diperlukan antara lain air, mangkuk, koran, dan kertas putih.
d.      Langkah pelaksanaan latihan : Buatlah beberapa warna cat dari bahan pewarna kue di mangkuk. Anak mencelupkan satu ujung atau semua jarinya ke dalam mangkuk yang berisi cat. Setelah itu, suruhlah anak untuk menggoreskan jarinya pada kertas yang telah disediakan. Biarkan anak menggores gambar sesuai dengan kreativitas anak.
8.      Bermain puzzle
a.       Tujuan latihan : melatih konsentrasi anak, melatih koordinasi mata dan tangan.
b.      Alokasi waktu : disesuaikan dengan tingkat kesukaran puzzle
c.       Peralatan yang digunakan : puzzle sederhana
d.      Langkah pelaksanaan latihan :
Puzzle bagi anak autis memiliki bentuk yang sederhana dan bisa terdiri dari 2-3 bentuk. Permainan dimulai hanya satu bentuk, sementara dua bentuk lainnya tidak dikeluarkan. Jika anak dapat melakukannya, lanjutkan pada bentuk berikutnya. Kemudian, minta anak untuk membongkar dan mengacak puzzle sendiri, lalu memasangnya. Guru juga dapat menggunakan stopwatch untuk menghitung berapa lama anak menyelesaikan menyusun puzzle secara sempurna. Semakin cepat anak menyusun puzzle semakin baik tingkat kemajuan anak. Lakukan permainan ini dengan puzzle yang berbeda.
9.      Permainan gerak tangan dan kaki
a.       Tujuan latihan : melatih konsentrasi, kecepatan bereaksi atau gerak reflek, melatih koordinasi mata dan tangan, koordinasi mata dan kaki, melatih motorik kasar, kepekaan indra pendengaran, melatih kerjasama atau interaksi sosial jika dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
b.      Alokasi waktu : kurang dari 15 menit
c.       Langkah pelaksanaan latihan :
*      Bertepuk tangan
Dalam permainan ini lantun sebuah syair lagu seperti dibawah ini :
Kalau kau senang hati tepuk tangan (bertepuk tangan 2x)
Kalau kau senang hati tepuk tangan (bertepuk tangan 2x)
Kalau kau senang hati mari kita lakukan
Kalau kau senang hati tepuk tangan (bertepuk tangan 2x)
*      Menghentakkan kaki
Kalau kau senang hati hentak kaki (menghentakkan kaki 2x)
Kalau kau senang hati hentak kaki (menghentakkan kaki 2x)
Kalau kau senang hati mari kita lakukan
Kalau kau senang hati hentak kaki (menghentakkan kaki 2x)
*      Menganggukkan kepala
Kalau kau senang hati angguk kepala (menganggukkan kepala 2x)
Kalau kau senang hati angguk kepala (menganggukkan kepala 2x)
Kalau kau senang hati mari kita lakukan
Kalau kau senang hati angguk kepala (menganggukkan kepala 2x)
*      Menunjukkan anggota tubuh
Kepala (anak diminta untuk memegang kepala)
Pundak (anak diminta untuk memegang pundak)
Lutut kaki, lutut kaki (anak diminta untuk memegang lutut dan kaki)
Kepala, pundak, Lutut kaki . . . lutut kaki.

C.     Evaluasi keberhasilan
Anak dikatakan mampu menyelesaikan latihan itu apabila :
a.       Anak mampu memahami instruksi guru.
b.      Mampu melaksanakan latihan sesuai urutannya.
c.       Mampu berpartisipasi aktif pada setiap alur latihan dengan baik, baik dengan bantuan guru maupun tanpa bantuan guru.
d.      Mampu menjaga konsentrasi untuk tetap fokus pada latihan, mampu mengkoordinasikan antara mata, tangan dan kaki yang menjadi tujuan dari program latihan tersebut.
e.       Mampu mengekspresikan kreativitasnya melalui hasil latihan.
f.       Mampu berinteraksi atau bekerjasama dengan temannya pada program latihan yang dilakukan secara berpasangan maupun berkelompok.
g.      Mampu menyelesaikan latihan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar