MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII B SMP NEGERI 8 BANJARBARU TAHUN PELAJARAN 2014-2015 - Sastra Education

Breaking

Kamis, 15 Desember 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII B SMP NEGERI 8 BANJARBARU TAHUN PELAJARAN 2014-2015



A.    Latar Belakang Masalah
            Banyak kalangan pelajar yang menganggap belajar di kelas adalah hal yang kurang menyenangkan , duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan informasi materi berdasarkan buku teks yang telah ditentukan dan mengerjakan tugas dari guru untuk mendapatkan nilai. Kegiatan ini biasanya dijalani pelajar setiap hari, sehingga pelajar menganggap belajar hanya sebagai rutinitas untuk mendapatkan nilai tanpa diimbangi kesadaran untuk menambah pengetahuan baru dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilkinya untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa menjadi pasif dan pembelajarannya kurang bermakna.

            Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di kelas adalah mata pelajaran yang mengkaji benda abstrak yang disusun dalam suatu system aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran matematika, bagi sebgaian besar siswa merupakan mata pelajaran yang dianggap paling sulit, paling membosankan dan tak jarang juga dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan. Bahkan dianggap memberi andil paling besar bagi ketidaklulusan siswa dalam mengikuti Ujian Nasional. Mungkin disebabkan pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan dan kecepatan berhitung. Selain itu guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi. Siswa diberikan definisi –definisi , setelah itu langsung diberi contoh-contoh sehingga siswa hanya memperoleh catatan-catatan yang berupa simbol dan rumus-rumusnya saja, tidak ada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka diberi soal yang berbeda dengan contoh-contoh soal cenderung membuat kesalahan. Dengan keadaan seperti ini menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika.
            Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa tahun lalu SMP Negeri 8 Banjarbaru , hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran materi segiempat masih banyak siswa yang belum  mencapai ketuntasan klasikal, dikarenakan materi segiempat dianggap mudah padahal sebenanrnya materi ini perlu ketelitian dan cukup rumit.
            Berdasar dari permasalahan diatas , salah satu usaha guru dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa yaitu dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning atau kontekstual dalam pembelajaran matematika.
            Model pembelajaran contextual teaching and learning adalah model pembelajaran yang menekannkan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitas kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
            Peneliti memilih SMP Negeri 8 Banjarbaru sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan peneliti khususnya mata pelajaran matematika serta sekolah ini bukan merupakan sekolah favorit dan jauh dari pusat kota yang cenderung siswa pusat informasi siswa  pada guru dan perpustakaan sekolah sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 8 Banjarbaru.
            Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada materi Segiempat di kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru Tahun pelajaran 2014-2015 ‘.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu :
1.      Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru tahun pelajaran 2014-2015 dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat melalui model contextual teaching and learning ?
2.      Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru tahun pelajaran 2014-2015 dalam pembelajaran matematika pada materi Segiempat melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ?
3.      Bagaimana meningkatkan respon siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru tahun pelajaran 2014-2015 dalam pembelajaran matematika pada materi Segiempat melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ?

C.    Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1.      Subjek Penelitian yakni pada siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru.
2.      Materi pelajaran yang menjadi fokus pada penelitian adalah menghitung keliling dan luas daerah segiempat pada bangun persegi, persegi panjang, belah ketupat, dan layang-layang.

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Meningkatnya hasil belajar kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru dalam pembelajaran Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
2.      Meningkatnya Aktivitas Siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru dalam pembelajaran Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
3.      Meningkatnya respon siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru dalam pembelajaran Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

E.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang  dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagi Guru
Sebagai informasi untuk bahan pertimbangan dalam pembelajaran matematika dengan model contextual teaching and learning
2.      Bagi Siswa
Meningkatkan minat, perhatian, aktivitas, pemahaman, dan hasil belajar serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,
3.      Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas atau mutu sekolah.
F.     Landasan Teori /Kajian Pustaka
1.      Pengertian Belajar
Azwar (2004:164) belajar adalah setiap perubahan perilaku yang di akibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, oleh karena itu manusia selalu terbuka terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Belajar menurut Djamarah (1994:21) adalah “ suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari dan merupakan suatu yang mempunyai tujuan yaitu terjadinya perubahan dalam diri individu.
Belajar menurut Skinner (1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Belajar menurut M.Sobry Sutikno (2004) , mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar menurut C.T Morgan (1962) mengartikan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.      Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru agar tejadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, didalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
(Sutikno Sobry, 2009: 32 )
Model Pembelajaran menurut Qoyce, 1992  adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.
(Suyadi, 2013: 14 )
Model pembelajaran menurut Soekamto dan Hamruni adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis, dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
(Suyadi, 2013: 15 )
3.      Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Model Contextual Teaching and Learning  merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari secara penuh dengan realitas kehidupan nyata, sehingga mendorong peserta didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Elaine B.Johnson,2010).
Penerapan contextual teaching and learning dalam proses pembelajaran menekankan pada tiga hal yakni :
1.      Contextual teaching and learning menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi pelajaran.Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
2.      Contextual teaching and learning mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan realitas kehidupan nyata.
3.      Contextual teaching and learning mendorong siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
(Suyadi, 2013: 82 )
Contextual teaching and learning membantu para siswa menemukan makna dalam pelajaran mereka dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka. Mereka membuat hubungan-hubungan penting yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis, dan kreatif, menghargai orang lain, mencapai standar tinggi, dan berperan serta dalam tugas-tugas penilaian autentik.
(Johnson, Elaine  2010)
Keunggulan pembelajaran contextual teaching and learning :
1.      Pembelajaran kontekstual dapat mendorong peserta didik menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.
2.      Pembelajaran kontekstual mampu mendorong peserta didik untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan nyata.
3.      Pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi.
Kelemahan pembelajaran contextual teaching and learning
1.      Membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk bisa memahami semua materi.
2.      Guru lebih insentif dalam membimbing karena dalam metode ini guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.
3.      Upaya menghubungkan antara materi di kelas dengan realitas di dalam kehidupan sehari-hari peserta didik rentan kesalahan.
(Suyadi, 2013:95-96)

4.      Hasil Belajar
Gagne (1985) menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini :
a)      Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuaannya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di sekolah.
b)      Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berpikir.
c)      Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
d)     Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
e)      Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual.
(Sutikno sobry, 2009:7)
Hasil belajar ini dapat diukur melalui beberapa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian juga dapat ditujukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh simpulan.
(Sutikno sobry, 2009:117)
5.      Aktivitas Siswa
Paul D.Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut :
a.       Kegiatan mental
b.      Kegiatan lisan
c.       Kegiatan mendengarkan
d.      Kegiatan menulis
e.       Kegiatan menggambar
f.       Kegiatan metrik
g.      Kegiatan emosional
6.      Respon Siswa
Respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut.
(https://pratamasandra.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-respon/)
7.      Hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Melalui model pembelajaran contextual teaching and learning maka hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Banjarbaru meningkat.
2.      Melalui model pembelajaran contextual teaching and learning maka aktivitas  siswa kelas VII B pada materi segiempat meningkat.
3.      Melalui model pembelajaran contextual teaching and learning maka respon siswa kelas pada materi segiempat meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar