Perkembangan
zaman semakin menjelma menjadi factor penting dalam dunia Ekonomi, Industri dan
Pemerintahan. Zaman menekuk sebuah perubahan. Dari manual ke digital. Banyaknya
pelaku usaha melakukan perubahan dalam usaha membuat kehidupan serba cepat. Proses
manual ke digital adalah sebuah perkembangan zaman yang menekuk ekonomi lemah. Membangkitkan
ekonomi kuat.
Negara
adalah salah satu pelaku ekonomi. Negara sebagai pengatur tata perekonomian
bangsa. Kekuatan utama untuk membangun dan mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, adil dan merata. Sistem ekonomi di Indonesia adalah system ekonomi
Pancasila. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara
pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim
sehat, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu ciri positif
demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga
negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Mengembangkan
potensi, inisiatif dan daya kreasi warga Indonesia merupakan bentuk membangun
sumber daya manusia. Indonesia merupakan ladangnya kreatifitas. Dari berbagai
pelosok daerah setiap warga melakukan ide-ide original dibangun.
Pencapaian
transformasi menuju ekonomi digital memerlukan pertumbuhan ekosistem yang dapat
menunjang pendatang baru ke ekonomi internet, dan mendorong keterkaitan ke
belakang dari ekonomi Internet atas ekonomi tradisional (misalnya pertanian dan
pertambangan, produksi manufaktur dan jasa, distribusi dan konsumsi). Pemerintah
mempunyai dua peran ganda dalam proses ini. Di satu sisi, untuk menghilangkan
semua hambatan dan rintangan, misalnya, dengan menyederhanakan proses pendirian
bisnis, penyederhanaan dalam memperoleh ijin usaha, dengan menempatkan
pendaftaran usaha dan proses pendaftaran secara online, dan dengan mempercepat
dan efisiensi atas keluarnya proses persetujuan.
Di sisi lain, adalah dengan mendorong dan
memfasilitasi kewirausahaan, mendorong investasi domestik dan asing serta mendorong
upaya pelatihan kembali (refresh training). Bekerjasama dengan industri untuk
mendorong interkoneksi dari jaringan yang ada dan interoperabilitas merupakan
peran penting lain dari Pemerintah, termasuk di dalamnya adalah memasukkan
prinsip-prinsip ini ke dalam e-government
dan jaringan komunitas dan pelayanan.
Kenyataan
bahwa internet semakin menyokong semua sektor dalam perekonomian. Proses
pergeseran dari ekonomi internet untuk berkembang menjadi ekonomi digital
mempunyai dua elemen di dalamnya, satu linear
dan yang lainnya nonlinear. Elemen linear dalam hal ini meliputi
meningkatnya akses secara nasional: ke jaringan broadband, baik itu tetap (fixed) maupun bergerak (mobile). Terutama untuk yang bergerak,
yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di negara sedang berkembang
mengakses Internet, laman (Web), aplikasi dan konten.
Semakin
banyak orang mengakses konektivitas, semakin kuat landasan akan munculnya
ekonomi digital. Sedangkan elemen non-linear
terdiri dari isu lintas sektoral, seperti interkoneksi jaringan dan inter-operabilitas
sistem operasi, platform dan aplikasi
serta konten yang ada. Sebagai contoh, jaringan m dan e-payment, dan perangkat seperti halnya transfer elektronik atas
uang/terminal pointof-sale (EFTPOS), membuka pasar online kepada
pengguna baru dan kepada penyedia layanan keuangan baru. Kebaikan dari
langkah-langkah awal ekonomi digital ini adalah dengan membawa sektor layanan
keuangan dan perbankan ke ekonomi digital, dan membuka pintu bagi semakin
luasnya inklusivitas keuangan bagi kelompok berpendapatan rendah. Tetapi, untuk
meningkatkan keuntungan maksimal secara sosial jaringan-jaringan ini perlu
interkoneksi dan inter-operabilitas, dimana setiap orang dapat berkoneksi
dengan orang lain dengan perangkat apapun.
Faktor
pendorong yang paling kuat untuk ‘terhubung’ pada teknologi digital dan sedang
bertumbuh di negara-negara yang sedang berkembang adalah berkembangnya ecommerce dan meningkatnya m-commerce. Laman E-commerce mampu mendorong pedagang-pedagang offline, seperti vendor
atau restoran, untuk menjadi online dan untuk berinvestasi pada teknologi
digital, seperti sistem pemesanan dan pembayaran.
Pentingnya
platform e-payment di negara0negara dimana permintaan terhadap uang tunai (cash-on-demand/CoD) masih sangat
dominan, terutama kebutuhan untuk menanamkan kepercayaan akan keamanan sistem
dan kemampuan untuk menunjukkan bahwa sistem ini mudah dipergunakan- masih
sangat kurang di Indonesia.
Hambatan
dari sisi sumber daya manusia merupakan hal yang umum terjadi dari suatu
perekonomian, terutama kebutuhan akan adanya pendidikan yang berkelanjutan di
dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut adanya ketrampilan dalam hal
kemampuan digital.
Sebagai
contoh dari sebuah situs sosial, sebuah pemerintah daerah mendorong adanya
situs komunitas. Dengan mengambil beberapa contoh dari konteks ekonomi dan
sosial, kasus-kasus dan negara yang menjadi contoh dalam laporan ini didesain
untuk menggaris-bawahi kemajuan-kemajuan yang telah terjadi, secara bertahap
dalam beberapa kasus, beberapa lebih cepat dibanding lainnya, untuk
bertransformasi dari ekonomi berkembang menjadi ekonomi digital dan memperluas
jangkauan dari digitalisasi dengan adanya ekonomi digital yang mapan.
Sangat
disadari bahwa peranan penting infrastruktur dan akses pada jangkauan broadband
yang lebih luas, hal ini menunjukkan bahwa isu-isu yang berkembang di negara
sedang berkembang berkaitan dengan jumlah pengguna absolut internet, dan lebih
banyak lagi tentang penggunaan internet untuk menciptakan ekosistem pendukung
yang menjadi batu landasan dari ekonomi digital secara lebih luas.
Tahapan
perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat membantu, menawarkan kesempatan
untuk terjadinya lompatan terjadinya produktivitas lebih besar dan efisiensi
proses produksi pada tingkat biaya yang rendah.
Di
Indonesia, tiga sektor yang paling rentan di negara ini adalah sektor pertanian,
perikanan dan perternakan, dimana populasi petani semakin menua, perubahan
iklim, kurang minat genarasi muda dan luas lahan yang semakin sempit dan saling
berjauhan, menyebabkan sulit untuk dapat mengelola mereka secara standard dan
efisien.
Kondisi
sukses ditetapkan berdasarkan skala dari bisnis lokal, dimana pada gilirannya
bergantung pada beberapa faktor, termasuk di dalamnya:
·
Akses yang cepat pada modal,
·
Pengguna-interface berhasil menelusuri sebuah
pertimbangan penting pertama di pasar bergerak;
·
Kualitas pelayanan yang tinggi; dan
·
Akses pada bahasa local
Ekonomi
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih berada pada tahap
pembangunan di skala lokal/domestik, tetapi studi kasus menyebutkan beberapa
model pelajaran penting bagi para pemula, bagi para pemula yang memasuki dunia
digital dan bagi para pembuat kebijakan dalam mendesain kebijakan dan peraturan
yang pro-Internet.
Di
Indonesia masalah yang muncul adalah pada ketidakpastian iklim usaha terkait
dengan aturan yang ada, dan adanya liberalisasi. Oleh sebab itu, langkah yang
harus diambil oleh pemerintah saat ini adalah menghilangkan segala hambatan
dalam penggunaan jasa layanan keuangan mikro dan secara khusus dalam hal
penggunaan agen keuangan cash-in/cash-out dan memperluas jangkauan informasi
dokumen yang diterbitkan oleh pemerintah tentang identifikasi personal agar
dapat diterima oleh masyarakat. Akan tetapi, ketidakpastian masih tetap ada,
sebagai contoh, terkait dengan syarat dan ketentuan bagi investasi asing di
sektor-sektor seperti halnya ecommerce.
Kurang
meratanya penyebaran ketrampilan teknis merupakan salah satu hambatan bagi
negara Indonesia, baik itu di sektor swasta maupun sektor publik. Hal yang juga
penting adalah, kesadaran pengguna teknologi dan pengetahuan akan teknologi
digital. Program pendidikan nasional, seringkali didukung oleh perusahaan TI
lokal dan global, tetapi masalah yang kemudian muncul adalah kurangnya tenaga
pengajar dan pelatih yang berkualitas serta adanya tambahan biaya untuk
mengikuti kursus ‘teknis ekstra’. Isu-isu tersebut tidak hanya berlaku pada
sektor pendidikan formal, tetapi juga terjadi pada kursus dan pelatihan paska
sekolah termasuk kursus upgrading.
Meskipun
ponsel pintar dengan harga murah semakin banyak di pasaran, tanpa adanya akses
jaringan dimana mana atau layanan Wi-Fi secara meluas, usaha untuk meningkatkan
penggunaan Internet dalam upaya mendorong jual beli dan layanan digital,
seperti sistem pembayaran online, akan menjadi terbatas. Infrastruktur jaringan
merupakan hambatan bottleneck di
Indonesia.
Di
Indonesia, pasar telekomunikasi dan internet telah dibuka untuk berkompetisi,
tetapi tidak ada investasi asing serta adanya beberapa pembatasan dan masih
dapat dilihat bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan baru masih
baru akan mengambil langkah-langkah untuk lebih mendorong penggunaan internet
dan memperluas jangkauan jaringan
wireless merupakan solusi yang paling umum: Hal ini mempunyai beberapa
implikasi: menempatkan urgensi yang lebih besar pada pencapaian jangkauan
jaringan bergerak dan diantara para pembuat kebijakan untuk memastikan
ketersediaan spektrum radio untuk broadband layanan bergerak; ini akan
mendorong pertumbuhan dari suatu ekosistem diantara platform layanan dan
perangkat bergerak, untuk aplikasi ‘asli’ dan pengembangan konten dalam bahasa
lokal; ini akan membuka pintu untuk sistem m-commerce dan m-payments, dengan
adanya penyebaran rasa kepercayaan dan kebiasaan untuk melakukan transaksi
secara online. Agar hal-hal tersebut dapat terjadi, diperlukan adanya kebijakan
dan peraturan yang berkaitan dengan spektrum radio dan sistem m-commerce serta
pembayaran agar dapat berkembang. Indonesia merupakan contoh yang bagus dimana
hal tersebut sedang terjadi saat ini.
Ekonomi
Internet di Indonesia masih kecil saat ini, tetapi mempunyai potensi untuk
bertumbuh secara cepat dan menjadi nomer 3 terbesar di Asia. Pengguna Internet
telah mencapai angka mendekati 80 juta dan diperkirakan akan melebihi 100 juta.
E-commerce
hanyalah merupakan suatu permulaan untuk lepas landas dengan penjualan retail
secara online yang masih menempati persentase yang kecil dari nilai total
retail, meskipun e-payment diestimasi
akan mencapai nilai fantastis DR7.7 miliar per hari (USD652 juta) di tahun 2014
oleh Bank Indonesia.
Tahun
2014 telah ada pola baru yang diciptakan, untuk mempercepat ekonomi Internet
untuk memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia secara lebih luas, untuk
investasi, penciptaan lapangan kerja dan perdagangan. Dorongan umum untuk perubahan
itu adalah sangat jelas yaitu menghilangkan semua hambatan pada pasar e-commerce. Hambatan-hambatan itu masih
akan terus diperhatikan apakah akan dihilangkan, sebagai contoh adanya
persyaratan bagi perusahaan-perusahaan ecommerce yang beroperasi di Indonesia.
Beberapa
perusahan lokal telah mencapai jumlah yang signifikan dan telah memulai bisnis
online. Pada C2C: antara lain Kaskus, OXL (sebelumnya TokoBagus), Berniaga,
Tokopedia, dan Bukalapak; di B2C: Bhinneka, Tiket, Blibli, LakuBgt, dan Onigi,
termasuk juga situs milik perusahaan penerbangan, telcos, toko-toko besar, dan
lain-lainnya; sementara itu di B2B: Indonetwork dan Indotrading adalah
merupakan dua contoh perusahaan yang mulai berkembang. Masing-masing perusahaan
menciptakan ekosistem pendukung untuk dapat memenuhi pengiriman.
Hal
yang juga menarik adalah peran positif yang dimainkan oleh perusahaan asing
yang memasuki pasar melalui pola kemitraan. Sebagai contoh adalah dalam B2C
termasuk Lazada Indonesia dan portal elektronik Lamido, keduanya dengan
dukungan perusahaan dari Jerman, portal busana Zalora dengan modal ventura dari
Rocket Internet, Rakuten Belanja Online didukung oleh perusahaan e-commerce
Jepang Rakuten, Groupon Indonesia sebagai bagian dari jaringan global Groupon,
dan portal-portal C2C Qoo10 Indonesia dan Elevenia dengan dukungan Korea
Selatan, bersama dengan dua mitra eBay dengan Telekom Indonesia (Plasa.com dan
Blanja.com) dan juga dengan Qoo10. Selain itu, situs-situs global ecommerce
seperti Amazon.com, eBay, Alibaba dan situs-stis populer lainnya.
Kenyataan
bahwa, masuknya mitra asing tidak menunjukkan hasil nol. Kehadiran mitra asing
membantu untuk menstimulasi ketertarikan dengan adanya toko-toko dan konsumen
di pasar, dan memberikan tahapan awal dari suatu pengembangan, kompetisi yang
terjadi ini dapat membantu pasar untuk terus bertumbuh pada saat yang
diperlukan. Internet adalah sesuatu yang mendunia, tetapi pasar e-commerce di
Indonesia telah dimulai secara lokal. Dimana factor-faktor yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
1. Klarifikasi
diperlukan pada hukum dan peraturan yang sedang berlaku dalam e-commerce: apakah yang definisikandari
sektor publik dan swasta, dan cakupan dari peraturan yang sedang berlaku; apa
saja hambatannya, jika ada, pada investasi asing dan peranan dari perusahaan
asing untuk memasuki pasar Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan
kesempatan pada perusahaan-perusahaan lokal untuk mencari mitra termasuk dengan
pihak asing untuk dapat berpartisipasi dalam bisnis online ini.
2. Kebijakan
seharusnya memprioritaskan kerangka kerja mendorong ekosistem Internet lokal,
untuk mendorong pertumbuhan e-commerce sebagai sektor pemimpin untuk menuju ke
arah ekonomi digital, dan untuk memfasilitasi penciptaan sektor-sektor
tambahan, seperti produksi dan distribusi perangkat bergerak, atau ketrampilan
operasional dan desain.
3. Untuk
mendorong akses dan partisipasi digital, akses pada perangkat yang ada harus
tetap dibuka untuk mendorong adanya daya saing.
4. Pemerintah
seharusnya meningkatkan konsultasi dengan pihak industri secara lebih luas
dalam perekonomian seperti bidang kesehatan, pendidikan, logistik dan lain
lain. Hal ini hanya semakin meningkat kepentingannya dan harus memasukkan aspek
pengembangan kapasitas bagi para pejabat.
Ketahanan
pangan di Indonesia, makanan pokok adalah beras, secara tradisional telah
bergantung pada subsidi yang diberikan pada para pemerintahan dan penentuan
harga dikontrol oleh negara, tidak oleh pasar internasional. Satu kemungkinan
dari adanya pasar Indonesia untuk memproduksi beras dari dalam negeri memunculkan
pertanyaan terkait daya saing dan produktivitas dari pertanian di Indonesia.
Isu yang muncul selanjutnya adalah persentase pekerja di bidang pertanian yang
terus menurun serta kurang minatnya generasi muda terhadap pertanian.
Tantangan
yang muncul berasal dari negara-negara yang mempunyai produktivitas tinggi dengan
harga yang murah. Di Amerika Serikat luas lahan pertanian cukup besar dan didukung
penggunaan teknologi maju. Lebih dari 70% lahan pertanian di Amerika Serikat mampu
menjual senilai USD250,000 dengan penjualan melalui Internet, sementara lebih dari
40% petani dengan lahan yang lebih kecil menjual secara online, dan mereka
mampu mengakses informasi untuk menjual hasil produksi mereka. Pemilik lahan
yang lebih akan juga diaplikasikan pada sektor-sektor tradisional lainnya,
seperti pertanian di Indonesia.
Luas
bekerja menggunakan sensor jaringan dan aplikasi komputasi di awan untuk
memonitor ladang mereka dan mengontrol peralatan pertaniannya seperti traktor
dan alat penyiram. Tanda-tanda yang ada saat ini nampak bahwa Indonesia mulai
menghadapi ancaman tersebut.
Factor
pendorong pembangunan ekonomi digital dapat maju serta menompang perekonomian
negara:
1. Adanya
Visi:
Sebuah ekonomi digital
adalah sebuah perekonomian yang sepenuhnya ‘terkoneksi’, memampukan akses
internet dimana-mana. Kemajuan menuju ekonomi digital akan memanggil pemerintah
untuk ammpu memberikan visi yang jelas untuk kemajuan digital, disertai dengan
area prioritas yang jelas bagi negara untuk bertindak pemberdayaan.
2. Transparansi:
Kebijakan Pemerintah
didesain untuk menciptakan iklim yang menarik investasi dan mendorong
kewirausahaan, perlu adanya transparansi, peraturan yang konsisten dan dapat
diprediksi, dan mereka perlu untuk mendorong standar yang tepat dari penggunaan
teknologi, keamanan dan keselamatan.
3. Harmonisasi
Peraturan:
Perlunya pengenalan
bahwa keuntungan dari adanya ekonomi digital adalah masalah akses SMEs lokal ke
pasar global, pemerintah perlu untuk memastikan bahwa peraturan lokal seperti
misalnya pembayaran, keamanan dan perlindungan konsumen haruslah sesuai dengan
ekonomi regional dan mitra perdagangan lain. Upaya harmonisasi tidak hanya pada
perusahaan-perusahaan lokal tetapi juga memfasilitasi investasi untuk masuk ke
pasar lokal.
4. Membangun
Ekosistem Digital:
Kemajuan untuk menuju
ekonomi digital sepenuhnya juga berdampak pada hadirnya ekosistem ekonomi
digital, termasuk di dalamnya penciptaan sektor-sektor tambahan, seperti
distribusi, atau operasional dan ketrampilan desain.
5. Pembangunan Sumber Daya Manusia:
Sepanjang Hidup: Sebuah
fokus yang diapdaptasi pada sumber daya manusia adalah vital jika keuntungan
dari ekonomi digital ingin diperoleh dan secara terus menerus tercipta.
Keduanya yaitu pembelajaran seumur hidup, dan ketrampilan on-the-job skills dan
pengetahuan training diperlukan untuk direview secara berkala dan mendorong
sejalan dengan apa yang bisa ditawarkan oleh Internet secara online dan
interaktif.
6. Penyederhanaan
Proses Bisnis:
Melakukan review dan
memperhatikan prosedur yang membuat bisnis menjadi berbiaya tinggi adalah hal
mendasar yang penting, khususnya dalam pembangunan ekonomi, jika ekonomi
digital menjadi meresap, khususnya bagi para pemula. Semakin besar penggunaan
teknologi digital dan perampingan proses aplikasi bisnis, persetujuan,
pembayaran dan pendaftaran harus menjadi prioritas tujuan.
7. Meminimalkan
Dampak yang Tidak Diinginkan:
Peraturan yang tumpah
tindih dapat menghambat efek dari adanya investasi dan inovasi pada ekonomi
Internet. Sebuah kebijakan diperlukan, seperti terkait dengan ketahan nasional
atau perlindungan konsumen, peraturan itu harus ‘cerdas’ dan tidak menciptakan
ketidakpastian atau konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.
8. Konsultasi
dan Melibatkan Industri:
Dengan memahami dampak pada
berbagai sektor dari adanya Internet, sebagai contoh di area seperti pertanian,
kesehatan dan layanan pendidikan, pemerintah harus terlibat dengan industri tersebut
dalam dua cara. Pertama, untuk mendampingi dan menginformasikan secara lebih
baik proses perencanaan kebijakan nasional untuk memperkuat pendekatan secara
menyeluruh dalam penciptaan masyarakat digital. Kedua, untuk mendorong adopsi
yang lebih luas atas standar-standar industri, atau interoperabilitas, kemanan
dan kenyamanan dan kode etik dalam hal perlindungan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar