Potensi Masa Depan Digitalisasi Indonesia - Sastra Education

Breaking

Minggu, 26 November 2017

Potensi Masa Depan Digitalisasi Indonesia



Perkembangan zaman semakin menjelma menjadi factor penting dalam dunia Ekonomi, Industri dan Pemerintahan. Zaman menekuk sebuah perubahan. Dari manual ke digital. Banyaknya pelaku usaha melakukan perubahan dalam usaha membuat kehidupan serba cepat. Proses manual ke digital adalah sebuah perkembangan zaman yang menekuk ekonomi lemah. Membangkitkan ekonomi kuat.
Negara adalah salah satu pelaku ekonomi. Negara sebagai pengatur tata perekonomian bangsa. Kekuatan utama untuk membangun dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan merata. Sistem ekonomi di Indonesia adalah system ekonomi Pancasila. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim sehat, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

Mengembangkan potensi, inisiatif dan daya kreasi warga Indonesia merupakan bentuk membangun sumber daya manusia. Indonesia merupakan ladangnya kreatifitas. Dari berbagai pelosok daerah setiap warga melakukan ide-ide original dibangun.
Pencapaian transformasi menuju ekonomi digital memerlukan pertumbuhan ekosistem yang dapat menunjang pendatang baru ke ekonomi internet, dan mendorong keterkaitan ke belakang dari ekonomi Internet atas ekonomi tradisional (misalnya pertanian dan pertambangan, produksi manufaktur dan jasa, distribusi dan konsumsi). Pemerintah mempunyai dua peran ganda dalam proses ini. Di satu sisi, untuk menghilangkan semua hambatan dan rintangan, misalnya, dengan menyederhanakan proses pendirian bisnis, penyederhanaan dalam memperoleh ijin usaha, dengan menempatkan pendaftaran usaha dan proses pendaftaran secara online, dan dengan mempercepat dan efisiensi atas keluarnya proses persetujuan.
 Di sisi lain, adalah dengan mendorong dan memfasilitasi kewirausahaan, mendorong investasi domestik dan asing serta mendorong upaya pelatihan kembali (refresh training). Bekerjasama dengan industri untuk mendorong interkoneksi dari jaringan yang ada dan interoperabilitas merupakan peran penting lain dari Pemerintah, termasuk di dalamnya adalah memasukkan prinsip-prinsip ini ke dalam e-government dan jaringan komunitas dan pelayanan.
Kenyataan bahwa internet semakin menyokong semua sektor dalam perekonomian. Proses pergeseran dari ekonomi internet untuk berkembang menjadi ekonomi digital mempunyai dua elemen di dalamnya, satu linear dan yang lainnya nonlinear. Elemen linear dalam hal ini meliputi meningkatnya akses secara nasional: ke jaringan broadband, baik itu tetap (fixed) maupun bergerak (mobile). Terutama untuk yang bergerak, yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di negara sedang berkembang mengakses Internet, laman (Web), aplikasi dan konten.
Semakin banyak orang mengakses konektivitas, semakin kuat landasan akan munculnya ekonomi digital. Sedangkan elemen non-linear terdiri dari isu lintas sektoral, seperti interkoneksi jaringan dan inter-operabilitas sistem operasi, platform dan aplikasi serta konten yang ada. Sebagai contoh, jaringan m dan e-payment, dan perangkat seperti halnya transfer elektronik atas uang/terminal pointof-sale (EFTPOS), membuka pasar online kepada pengguna baru dan kepada penyedia layanan keuangan baru. Kebaikan dari langkah-langkah awal ekonomi digital ini adalah dengan membawa sektor layanan keuangan dan perbankan ke ekonomi digital, dan membuka pintu bagi semakin luasnya inklusivitas keuangan bagi kelompok berpendapatan rendah. Tetapi, untuk meningkatkan keuntungan maksimal secara sosial jaringan-jaringan ini perlu interkoneksi dan inter-operabilitas, dimana setiap orang dapat berkoneksi dengan orang lain dengan perangkat apapun.
Faktor pendorong yang paling kuat untuk ‘terhubung’ pada teknologi digital dan sedang bertumbuh di negara-negara yang sedang berkembang adalah berkembangnya ecommerce dan meningkatnya m-commerce. Laman E-commerce mampu mendorong pedagang-pedagang offline, seperti vendor atau restoran, untuk menjadi online dan untuk berinvestasi pada teknologi digital, seperti sistem pemesanan dan pembayaran.
Pentingnya platform e-payment di negara0negara dimana permintaan terhadap uang tunai (cash-on-demand/CoD) masih sangat dominan, terutama kebutuhan untuk menanamkan kepercayaan akan keamanan sistem dan kemampuan untuk menunjukkan bahwa sistem ini mudah dipergunakan- masih sangat kurang di Indonesia.
Hambatan dari sisi sumber daya manusia merupakan hal yang umum terjadi dari suatu perekonomian, terutama kebutuhan akan adanya pendidikan yang berkelanjutan di dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut adanya ketrampilan dalam hal kemampuan digital.
Sebagai contoh dari sebuah situs sosial, sebuah pemerintah daerah mendorong adanya situs komunitas. Dengan mengambil beberapa contoh dari konteks ekonomi dan sosial, kasus-kasus dan negara yang menjadi contoh dalam laporan ini didesain untuk menggaris-bawahi kemajuan-kemajuan yang telah terjadi, secara bertahap dalam beberapa kasus, beberapa lebih cepat dibanding lainnya, untuk bertransformasi dari ekonomi berkembang menjadi ekonomi digital dan memperluas jangkauan dari digitalisasi dengan adanya ekonomi digital yang mapan.
Sangat disadari bahwa peranan penting infrastruktur dan akses pada jangkauan broadband yang lebih luas, hal ini menunjukkan bahwa isu-isu yang berkembang di negara sedang berkembang berkaitan dengan jumlah pengguna absolut internet, dan lebih banyak lagi tentang penggunaan internet untuk menciptakan ekosistem pendukung yang menjadi batu landasan dari ekonomi digital secara lebih luas.
Tahapan perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat membantu, menawarkan kesempatan untuk terjadinya lompatan terjadinya produktivitas lebih besar dan efisiensi proses produksi pada tingkat biaya yang rendah.
Di Indonesia, tiga sektor yang paling rentan di negara ini adalah sektor pertanian, perikanan dan perternakan, dimana populasi petani semakin menua, perubahan iklim, kurang minat genarasi muda dan luas lahan yang semakin sempit dan saling berjauhan, menyebabkan sulit untuk dapat mengelola mereka secara standard dan efisien.
Kondisi sukses ditetapkan berdasarkan skala dari bisnis lokal, dimana pada gilirannya bergantung pada beberapa faktor, termasuk di dalamnya:
·         Akses yang cepat pada modal,
·         Pengguna-interface berhasil menelusuri sebuah pertimbangan penting pertama di pasar bergerak;
·         Kualitas pelayanan yang tinggi; dan
·         Akses pada bahasa local
Ekonomi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih berada pada tahap pembangunan di skala lokal/domestik, tetapi studi kasus menyebutkan beberapa model pelajaran penting bagi para pemula, bagi para pemula yang memasuki dunia digital dan bagi para pembuat kebijakan dalam mendesain kebijakan dan peraturan yang pro-Internet.
Di Indonesia masalah yang muncul adalah pada ketidakpastian iklim usaha terkait dengan aturan yang ada, dan adanya liberalisasi. Oleh sebab itu, langkah yang harus diambil oleh pemerintah saat ini adalah menghilangkan segala hambatan dalam penggunaan jasa layanan keuangan mikro dan secara khusus dalam hal penggunaan agen keuangan cash-in/cash-out dan memperluas jangkauan informasi dokumen yang diterbitkan oleh pemerintah tentang identifikasi personal agar dapat diterima oleh masyarakat. Akan tetapi, ketidakpastian masih tetap ada, sebagai contoh, terkait dengan syarat dan ketentuan bagi investasi asing di sektor-sektor seperti halnya ecommerce.
Kurang meratanya penyebaran ketrampilan teknis merupakan salah satu hambatan bagi negara Indonesia, baik itu di sektor swasta maupun sektor publik. Hal yang juga penting adalah, kesadaran pengguna teknologi dan pengetahuan akan teknologi digital. Program pendidikan nasional, seringkali didukung oleh perusahaan TI lokal dan global, tetapi masalah yang kemudian muncul adalah kurangnya tenaga pengajar dan pelatih yang berkualitas serta adanya tambahan biaya untuk mengikuti kursus ‘teknis ekstra’. Isu-isu tersebut tidak hanya berlaku pada sektor pendidikan formal, tetapi juga terjadi pada kursus dan pelatihan paska sekolah termasuk kursus upgrading.
Meskipun ponsel pintar dengan harga murah semakin banyak di pasaran, tanpa adanya akses jaringan dimana mana atau layanan Wi-Fi secara meluas, usaha untuk meningkatkan penggunaan Internet dalam upaya mendorong jual beli dan layanan digital, seperti sistem pembayaran online, akan menjadi terbatas. Infrastruktur jaringan merupakan hambatan bottleneck di Indonesia.
Di Indonesia, pasar telekomunikasi dan internet telah dibuka untuk berkompetisi, tetapi tidak ada investasi asing serta adanya beberapa pembatasan dan masih dapat dilihat bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan baru masih baru akan mengambil langkah-langkah untuk lebih mendorong penggunaan internet dan memperluas jangkauan jaringan  wireless merupakan solusi yang paling umum: Hal ini mempunyai beberapa implikasi: menempatkan urgensi yang lebih besar pada pencapaian jangkauan jaringan bergerak dan diantara para pembuat kebijakan untuk memastikan ketersediaan spektrum radio untuk broadband layanan bergerak; ini akan mendorong pertumbuhan dari suatu ekosistem diantara platform layanan dan perangkat bergerak, untuk aplikasi ‘asli’ dan pengembangan konten dalam bahasa lokal; ini akan membuka pintu untuk sistem m-commerce dan m-payments, dengan adanya penyebaran rasa kepercayaan dan kebiasaan untuk melakukan transaksi secara online. Agar hal-hal tersebut dapat terjadi, diperlukan adanya kebijakan dan peraturan yang berkaitan dengan spektrum radio dan sistem m-commerce serta pembayaran agar dapat berkembang. Indonesia merupakan contoh yang bagus dimana hal tersebut sedang terjadi saat ini.
Ekonomi Internet di Indonesia masih kecil saat ini, tetapi mempunyai potensi untuk bertumbuh secara cepat dan menjadi nomer 3 terbesar di Asia. Pengguna Internet telah mencapai angka mendekati 80 juta dan diperkirakan akan melebihi 100 juta. E-commerce hanyalah merupakan suatu permulaan untuk lepas landas dengan penjualan retail secara online yang masih menempati persentase yang kecil dari nilai total retail, meskipun e-payment diestimasi akan mencapai nilai fantastis DR7.7 miliar per hari (USD652 juta) di tahun 2014 oleh Bank Indonesia.
Tahun 2014 telah ada pola baru yang diciptakan, untuk mempercepat ekonomi Internet untuk memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia secara lebih luas, untuk investasi, penciptaan lapangan kerja dan perdagangan. Dorongan umum untuk perubahan itu adalah sangat jelas yaitu menghilangkan semua hambatan pada pasar e-commerce. Hambatan-hambatan itu masih akan terus diperhatikan apakah akan dihilangkan, sebagai contoh adanya persyaratan bagi perusahaan-perusahaan ecommerce yang beroperasi di Indonesia.
Beberapa perusahan lokal telah mencapai jumlah yang signifikan dan telah memulai bisnis online. Pada C2C: antara lain Kaskus, OXL (sebelumnya TokoBagus), Berniaga, Tokopedia, dan Bukalapak; di B2C: Bhinneka, Tiket, Blibli, LakuBgt, dan Onigi, termasuk juga situs milik perusahaan penerbangan, telcos, toko-toko besar, dan lain-lainnya; sementara itu di B2B: Indonetwork dan Indotrading adalah merupakan dua contoh perusahaan yang mulai berkembang. Masing-masing perusahaan menciptakan ekosistem pendukung untuk dapat memenuhi pengiriman.
Hal yang juga menarik adalah peran positif yang dimainkan oleh perusahaan asing yang memasuki pasar melalui pola kemitraan. Sebagai contoh adalah dalam B2C termasuk Lazada Indonesia dan portal elektronik Lamido, keduanya dengan dukungan perusahaan dari Jerman, portal busana Zalora dengan modal ventura dari Rocket Internet, Rakuten Belanja Online didukung oleh perusahaan e-commerce Jepang Rakuten, Groupon Indonesia sebagai bagian dari jaringan global Groupon, dan portal-portal C2C Qoo10 Indonesia dan Elevenia dengan dukungan Korea Selatan, bersama dengan dua mitra eBay dengan Telekom Indonesia (Plasa.com dan Blanja.com) dan juga dengan Qoo10. Selain itu, situs-situs global ecommerce seperti Amazon.com, eBay, Alibaba dan situs-stis populer lainnya.
Kenyataan bahwa, masuknya mitra asing tidak menunjukkan hasil nol. Kehadiran mitra asing membantu untuk menstimulasi ketertarikan dengan adanya toko-toko dan konsumen di pasar, dan memberikan tahapan awal dari suatu pengembangan, kompetisi yang terjadi ini dapat membantu pasar untuk terus bertumbuh pada saat yang diperlukan. Internet adalah sesuatu yang mendunia, tetapi pasar e-commerce di Indonesia telah dimulai secara lokal. Dimana factor-faktor yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1.      Klarifikasi diperlukan pada hukum dan peraturan yang sedang berlaku dalam e-commerce: apakah yang definisikandari sektor publik dan swasta, dan cakupan dari peraturan yang sedang berlaku; apa saja hambatannya, jika ada, pada investasi asing dan peranan dari perusahaan asing untuk memasuki pasar Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kesempatan pada perusahaan-perusahaan lokal untuk mencari mitra termasuk dengan pihak asing untuk dapat berpartisipasi dalam bisnis online ini.
2.      Kebijakan seharusnya memprioritaskan kerangka kerja mendorong ekosistem Internet lokal, untuk mendorong pertumbuhan e-commerce sebagai sektor pemimpin untuk menuju ke arah ekonomi digital, dan untuk memfasilitasi penciptaan sektor-sektor tambahan, seperti produksi dan distribusi perangkat bergerak, atau ketrampilan operasional dan desain.
3.      Untuk mendorong akses dan partisipasi digital, akses pada perangkat yang ada harus tetap dibuka untuk mendorong adanya daya saing.
4.      Pemerintah seharusnya meningkatkan konsultasi dengan pihak industri secara lebih luas dalam perekonomian seperti bidang kesehatan, pendidikan, logistik dan lain lain. Hal ini hanya semakin meningkat kepentingannya dan harus memasukkan aspek pengembangan kapasitas bagi para pejabat.
Ketahanan pangan di Indonesia, makanan pokok adalah beras, secara tradisional telah bergantung pada subsidi yang diberikan pada para pemerintahan dan penentuan harga dikontrol oleh negara, tidak oleh pasar internasional. Satu kemungkinan dari adanya pasar Indonesia untuk memproduksi beras dari dalam negeri memunculkan pertanyaan terkait daya saing dan produktivitas dari pertanian di Indonesia. Isu yang muncul selanjutnya adalah persentase pekerja di bidang pertanian yang terus menurun serta kurang minatnya generasi muda terhadap pertanian.
Tantangan yang muncul berasal dari negara-negara yang mempunyai produktivitas tinggi dengan harga yang murah. Di Amerika Serikat luas lahan pertanian cukup besar dan didukung penggunaan teknologi maju. Lebih dari 70% lahan pertanian di Amerika Serikat mampu menjual senilai USD250,000 dengan penjualan melalui Internet, sementara lebih dari 40% petani dengan lahan yang lebih kecil menjual secara online, dan mereka mampu mengakses informasi untuk menjual hasil produksi mereka. Pemilik lahan yang lebih akan juga diaplikasikan pada sektor-sektor tradisional lainnya, seperti pertanian di Indonesia.
Luas bekerja menggunakan sensor jaringan dan aplikasi komputasi di awan untuk memonitor ladang mereka dan mengontrol peralatan pertaniannya seperti traktor dan alat penyiram. Tanda-tanda yang ada saat ini nampak bahwa Indonesia mulai menghadapi ancaman tersebut.
Factor pendorong pembangunan ekonomi digital dapat maju serta menompang perekonomian negara:
1.      Adanya Visi:
Sebuah ekonomi digital adalah sebuah perekonomian yang sepenuhnya ‘terkoneksi’, memampukan akses internet dimana-mana. Kemajuan menuju ekonomi digital akan memanggil pemerintah untuk ammpu memberikan visi yang jelas untuk kemajuan digital, disertai dengan area prioritas yang jelas bagi negara untuk bertindak pemberdayaan.
2.      Transparansi:
Kebijakan Pemerintah didesain untuk menciptakan iklim yang menarik investasi dan mendorong kewirausahaan, perlu adanya transparansi, peraturan yang konsisten dan dapat diprediksi, dan mereka perlu untuk mendorong standar yang tepat dari penggunaan teknologi, keamanan dan keselamatan.
3.      Harmonisasi Peraturan:
Perlunya pengenalan bahwa keuntungan dari adanya ekonomi digital adalah masalah akses SMEs lokal ke pasar global, pemerintah perlu untuk memastikan bahwa peraturan lokal seperti misalnya pembayaran, keamanan dan perlindungan konsumen haruslah sesuai dengan ekonomi regional dan mitra perdagangan lain. Upaya harmonisasi tidak hanya pada perusahaan-perusahaan lokal tetapi juga memfasilitasi investasi untuk masuk ke pasar lokal.
4.      Membangun Ekosistem Digital:
Kemajuan untuk menuju ekonomi digital sepenuhnya juga berdampak pada hadirnya ekosistem ekonomi digital, termasuk di dalamnya penciptaan sektor-sektor tambahan, seperti distribusi, atau operasional dan ketrampilan desain.
5.       Pembangunan Sumber Daya Manusia:
Sepanjang Hidup: Sebuah fokus yang diapdaptasi pada sumber daya manusia adalah vital jika keuntungan dari ekonomi digital ingin diperoleh dan secara terus menerus tercipta. Keduanya yaitu pembelajaran seumur hidup, dan ketrampilan on-the-job skills dan pengetahuan training diperlukan untuk direview secara berkala dan mendorong sejalan dengan apa yang bisa ditawarkan oleh Internet secara online dan interaktif.
6.      Penyederhanaan Proses Bisnis:
Melakukan review dan memperhatikan prosedur yang membuat bisnis menjadi berbiaya tinggi adalah hal mendasar yang penting, khususnya dalam pembangunan ekonomi, jika ekonomi digital menjadi meresap, khususnya bagi para pemula. Semakin besar penggunaan teknologi digital dan perampingan proses aplikasi bisnis, persetujuan, pembayaran dan pendaftaran harus menjadi prioritas tujuan.
7.      Meminimalkan Dampak yang Tidak Diinginkan:
Peraturan yang tumpah tindih dapat menghambat efek dari adanya investasi dan inovasi pada ekonomi Internet. Sebuah kebijakan diperlukan, seperti terkait dengan ketahan nasional atau perlindungan konsumen, peraturan itu harus ‘cerdas’ dan tidak menciptakan ketidakpastian atau konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.
8.      Konsultasi dan Melibatkan Industri:
Dengan memahami dampak pada berbagai sektor dari adanya Internet, sebagai contoh di area seperti pertanian, kesehatan dan layanan pendidikan, pemerintah harus terlibat dengan industri tersebut dalam dua cara. Pertama, untuk mendampingi dan menginformasikan secara lebih baik proses perencanaan kebijakan nasional untuk memperkuat pendekatan secara menyeluruh dalam penciptaan masyarakat digital. Kedua, untuk mendorong adopsi yang lebih luas atas standar-standar industri, atau interoperabilitas, kemanan dan kenyamanan dan kode etik dalam hal perlindungan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar