Kerajaan Keluarga - Sastra Education

Breaking

Kamis, 05 April 2018

Kerajaan Keluarga


Kerajaan kecil dalam masyarakat adalah keluarga. Dimana keluarga baik maka harus memiliki arsitek yang baik yaitu kedua orang tua. Orang tua merupakan contoh teladan bagi anak. Seorang anak mengikuti apa yang dilakukan kedua orang tuanya.
Kecanggihan teknologi bukan halangan bagi orang tua untuk menunjukkan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Keluarga yang berkembang di masyarakat ditentukan oleh struktur  keluarga dan domisili keluarga dalam seting masyarakatnya. Keluarga pedesaan memiliki  karakter  keakraban  antar anggota keluarga yang lebih luas dengan intensitas relasi yang lebih dekat, sedangkan keluarga  perkotaan biasanya memiliki relasi lebih longgar dengan tingkat intensitas pertemuan lebih terbatas.
Keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan ruhani dalam  dimensi kognitif, afektif maupun skill, dengan tujuan untuk mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual, dan profesional.

Pendidikan keluarga sekarang ini pada umumnya telah mengikuti pola keluarga demokratis di mana tidak dapat dipilah-pilah siapa belajar kepada siapa. Peningkatan pendidikan generasi penerus berdampak pada pergeseran relasi antar peran-peran anggota keluarga. Karena itu bisa terjadi suami belajar kepada isteri, bapak atau ibu belajar kepada anaknya. Namun teladan baik dan tugas-tugas pendidikan dalam keluarga tetap menjadi tanggungjawab kedua orang tua.
Orangtua menjadi seorang tokoh inti dan panutan dalam keluarga, baik dalam ucapan, sikap dan perilaku sehari-hari, untuk menciptakan iklim dan lingkungan keagamaan dalam kehidupan keluarganya. Dengan demikian keluarga merupakan awal mula seseorang mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Penanaman aqidah yang benar, pembiasaan ibadah dengan disiplin, dan pembentukan kepribadian sebagai seorang yang beriman sangat penting dalam mewarnai terwujudnya masyarakat religius.
Teladan yang baik, sangat cocok untuk diterapkan sebagai salah satu metode mendidik agama dalam keluarga. Yaitu dengan pemberian contoh tauladan dari orang tua dalam segala sikap, kata-kata maupun dalam perbuatannya. Karena anak-anak pertama kali yang akan ditiru  adalah orang tuanya baru kemudian guru-guru atau masyarakat sekitarnya. Anak merupakan sebuah permata, bagaimana anak memahatnya dan mengasahnya agar bersinar terang.
Jika orang tua menjadi tauladan yang baik, maka nasehat atau ceramah akan mudah untuk diterima oleh anak. Pemberian nasehat, juga dapat dipergunakan metode cerita, menceritakan Nabi-Nabi, pahlawan-pahlawan Islam dan lain-lain sebagainya. Tauladan serta nasehat yang baik dari kedua orang tua memberikan dampak positif bagi pendidikan anak didalam keluarga. Taludan serta nasehat yang baik dalam Pendidikan keluarga, yang dipergunakan untuk mengajarkan kepada anak cara-cara melakukan ibadah. Setelah diperlihatkan kepada mereka cara-cara berwudlu dan cara-cara melakukan sholat, maka selanjutnya melatih mereka untuk melakukannya sendiri.
Pendidikan keluarga dilaksanakan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak menyerap norma-norma pada anggota keluarganya, baik ayah, ibu, maupun kanak-kanaknya. Keluarga merupakan ajang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk.
Orang tua yang bijaksana tentunya mengetahui perkembangan anaknya. Ibu adalah pembentuk pribadi putra-putrinya lebih besar prosentasenya dibanding seorang ayah. Tiap hari waktu Ibu banyak bersama dengan anak, sehingga wajar bila kecenderungan anak lebih dekat dengan para ibunya. Untuk itu ibu diharapkan mampu berkiprah dalam mempersiapkan pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya.
Ibu adalah pendidik utama bagi anak-anaknya. Ibu sebagai pencipta, ibu sebagai pemelihara suasana. Peran ini tidak bisa digantikan oleh siapapun. Prinsip-prinsip dasar kehidupan, seperti agama, nilai kebenaran, nilai kebaikan dan keburukan, perilaku-perilaku dasar pada pola pendidikan anak dalam keluarga. Sehingga seorang ibu harus berusaha menjadi sahabat anak-anaknya sebagai jembatan emas menyatukan anak dan orang tua dalam hubungan yang akrab dan mesra.
Orang tua yang baik senantiasa akan mengoreksi perilaku anaknya yang tidak baik dengan perasaan kasih sayangnya, sesuai dengan  perkembangan usia anaknya.  Sebab pengasuhan yang baik akan menanamkan rasa optimisme, kepercayaan, dan harapan anak dalam hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar