Arsitektur Keluarga - Sastra Education

Breaking

Senin, 12 Maret 2018

Arsitektur Keluarga



Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Sebelum  anak berkenalan dengan dunia sekitarnya, seorang anak akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama  bagi anak-anak mereka karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.
Setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru. Dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan  kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari.

Diera kekinian ini, keluarga adalah pendorong semangat kemajuan anak. Dimana anak adalah generasi penerus bangsa. Anak dan masa depan adalah satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk  membentuk suatu generasi yang dibutuhkan oleh bangsa terutama bangsa yang sedang  membangun.  Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspek lainnya. Menghadapi  era kekinian yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka anak harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu.

Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam adalah pendidikan dalam keluarga. Pendidikan  dalam  keluarga adalah pendidikan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman  dan  pengalaman  nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agama. Pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama harus diberikan  kepada  anak  sedini  mungkin,  salah  satunya  melalui keluarga  sebagai  tempat  pendidikan  pertama  yang  dikenal  oleh anak.
Anak jaman Now atau kids zaman now  dalam  menuju  kedewasaannya  memerlukan bermacam-macam proses yang diperankan oleh bapak dan ibu dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan wadah yang pertama dan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Kesadaran orang tua akan peran dan tanggung  jawabnya selaku pendidik pertama dan utama dalam keluarga sangat diperlukan. Tanggung jawab orang tua terhadap anak tampil dalam bentuk yang bermacam-macam.
Orang tua harus memerhatikan perkembangan jasmani, akal, dan ruhani anak-anaknya, dengan tujuan agar anak  dapat berkembang  secara maksimal. Anak dilahirkan dengan membawa bakat, potensi, kemampuan serta sikap dan sifat yang berbeda.  Untuk itu orang tua sebagai pendidik dalam keluarga  perlu  memahami  perkembangan  jiwa  anak,  agar  dapat menentukan  metode  yang  sepatutnya  diterapkan dalam mendidik dan membimbing  anak-anaknya. Orang tua harus bersikap  lemah lembut serta tidak boleh memaksakan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan sebagai tanah liat yang bisa ”dibentuk” sesuka hati oleh orang tua.
Perkembangan jiwa dan potensi anak sebagai tanda kasih sayang dan tanggung jawab moral orang tua yang secara konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempunyai suatu pola relasi hubungan antara kesadaran kewajiban dengan kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka anak harus  disiapkan sedini mungkin dari hal-hal yang dapat merusak mental dan moral anak, yaitu dengan dasar pendidikan agama dalam keluarga. Sehingga anak diharapkan mampu menyaring dan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan di masyarakat.
Anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan belum terbentuk. Orang tuanya merupakan arsitek atau pengukir kepribadian anaknya. Sebelum mendidik orang lain, sebaiknya orang tua harus mendidik pada dirinya terlebih dahulu. Sebab anak merupakan peniru ulung.  Segala informasi yang masuk pada diri anak, baik melalui penglihatan ataupun pendengaran dari orang di sekitarnya, termasuk orang tua akan membentuk karakter anak tersebut. Apalagi anak yang berumur sekitar 3-6 tahun, Anak senantiasa melakukan imitasi terhadap orang yang ia kagumi (ayah dan ibunya).
Rasa imitasi dari anak yang begitu besar, sebaiknya membuat orang tua harus ekstra hati-hati dalam bertingkah laku, apalagi di depan anak-anaknya. Sekali orang tua ketahuan berbuat salah di hadapan anak, jangan berharap anak akan menurut apa yang diperintahkan. Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi orang tua pemegang amanat, untuk memberikan teladan yang baik kepada putra putrinya dalam kehidupan berkeluarga. 
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Orang tua terutama ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dalam membentuk pribadinya. Ibu memengaruhi anak melalui sifatnya yang menghangatkan, menumbuhkan rasa diterima, dan menanamkan rasa aman pada diri anak. Sedangkan ayah memengaruhi anaknya melalui sifatnya yang mengembangkan kepribadian, menanamkan disiplin, memberikan arah dan dorongan serta bimbingan agar anak tambah berani dalam menghadapi kehidupan.
Teladan yang baik dari orang tua kepada anak (sekitar umur 6 tahun) akan berpengaruh besar kepada perkembangan anak di masa mendatang. Sebab kebaikan di waktu kanak-kanak awal menjadi dasar untuk pengembangan di masa dewasa kelak. Dengan keteladanan akan memudahkan anak untuk menirunya. Sebab keteladanan lebih cepat memengaruhi tingkah laku anak. Apa yang dilihatnya akan anak tirukan dan lama kelamaan akan menjadi tradisi bagi anak.
Pada umur kanak-kanak kecenderungan anak adalah meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, baik saudara famili terdekatnya ataupun bapak ibunya. Oleh karena itu patut menjadi perhatian semua pihak, terutama orang tuanya selaku figur yang terbaik di mata anaknya. Jika orang tua menginginkan  putra  putrinya  tumbuh  dengan  menyandang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan akhlak terpuji serta kepribadian yang mulia, maka orang tua harus mendidiknya sedini mungkin dengan moral yang baik. Karena tiada yang lebih utama dari pemberian orang tua kecuali budi pekerti yang baik.
 Apabila  anak  dalam  lahan  yang  baik  (keluarganya) memeroleh bimbingan, arahan, dan adanya saling menyayangi antar anggota keluarga, niscaya lambat laun anak akan terpengaruh informasi yang anak lihat dan dengar dari semua perilaku orang-orang di sekitarnya.
Nasihat yang berpengaruh, membuka jalannya ke dalam jiwa secara langsung melalui perasaan. Setiap manusia (anak) selalu membutuhkan nasihat, sebab dalam jiwa terdapat pembawaan yang biasanya tidak tetap, dan oleh karena itu kata–kata atau nasihat harus diulang–ulang. Nasihat akan berhasil atau memengaruhi jiwa anak, tatkala orang tua mampu memberikan keadaan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar