Keluarga merupakan unit sosial
terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Sebelum anak berkenalan dengan dunia sekitarnya,
seorang anak akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga.
Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar
bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Orang tua merupakan
pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.
Setiap anak terdapat suatu dorongan
dan daya untuk meniru. Dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang
dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan
bagi anak-anaknya. Apa saja yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa
mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari
orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak
anak di kemudian hari.
Diera kekinian ini, keluarga
adalah pendorong semangat kemajuan anak. Dimana anak adalah generasi penerus
bangsa. Anak dan masa depan adalah satu kesatuan yang dapat diwujudkan
untuk membentuk suatu generasi yang dibutuhkan
oleh bangsa terutama bangsa yang sedang
membangun. Peningkatan
keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga
dengan aspek-aspek lainnya. Menghadapi
era kekinian yang ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka
anak harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu.
Pendidikan anak yang pertama dan paling
utama dalam adalah pendidikan dalam keluarga. Pendidikan dalam
keluarga adalah pendidikan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk membentuk
anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa,
serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan
pengalaman nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam penyemaian
nilai-nilai agama. Pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama harus diberikan kepada
anak sedini mungkin,
salah satunya melalui keluarga sebagai
tempat pendidikan pertama
yang dikenal oleh anak.
Anak jaman Now atau kids zaman
now dalam menuju
kedewasaannya memerlukan bermacam-macam
proses yang diperankan oleh bapak dan ibu dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan
wadah yang pertama dan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Kesadaran
orang tua akan peran dan tanggung
jawabnya selaku pendidik pertama dan utama dalam keluarga sangat
diperlukan. Tanggung jawab orang tua terhadap anak tampil dalam bentuk yang bermacam-macam.
Orang tua harus memerhatikan
perkembangan jasmani, akal, dan ruhani anak-anaknya, dengan tujuan agar anak dapat berkembang secara maksimal. Anak dilahirkan dengan
membawa bakat, potensi, kemampuan serta sikap dan sifat yang berbeda. Untuk itu orang tua sebagai pendidik dalam
keluarga perlu memahami
perkembangan jiwa anak,
agar dapat menentukan metode
yang sepatutnya diterapkan dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Orang tua harus bersikap lemah lembut serta tidak boleh memaksakan
metode yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan sebagai
tanah liat yang bisa ”dibentuk” sesuka hati oleh orang tua.
Perkembangan jiwa dan potensi anak
sebagai tanda kasih sayang dan tanggung jawab moral orang tua yang secara
konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempunyai suatu pola relasi
hubungan antara kesadaran kewajiban dengan kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran
tersebut.
Memasuki era globalisasi yang
ditandai dengan berbagai perubahan tata nilai, maka anak harus disiapkan sedini mungkin dari hal-hal yang
dapat merusak mental dan moral anak, yaitu dengan dasar pendidikan agama dalam keluarga.
Sehingga anak diharapkan mampu menyaring dan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan di masyarakat.
Anak adalah amanat bagi orang
tuanya. Hatinya yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni
dan belum terbentuk. Orang tuanya merupakan arsitek atau pengukir kepribadian
anaknya. Sebelum mendidik orang lain, sebaiknya orang tua harus mendidik pada dirinya
terlebih dahulu. Sebab anak merupakan peniru ulung. Segala informasi yang masuk pada diri anak,
baik melalui penglihatan ataupun pendengaran dari orang di sekitarnya, termasuk
orang tua akan membentuk karakter anak tersebut. Apalagi anak yang berumur
sekitar 3-6 tahun, Anak senantiasa melakukan imitasi terhadap orang yang ia
kagumi (ayah dan ibunya).
Rasa imitasi dari anak yang
begitu besar, sebaiknya membuat orang tua harus ekstra hati-hati dalam
bertingkah laku, apalagi di depan anak-anaknya. Sekali orang tua ketahuan berbuat
salah di hadapan anak, jangan berharap anak akan menurut apa yang diperintahkan.
Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi orang tua pemegang amanat, untuk memberikan
teladan yang baik kepada putra putrinya dalam kehidupan berkeluarga.
Keluarga merupakan sekolah pertama
bagi anak. Orang tua terutama ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi
anak dalam membentuk pribadinya. Ibu memengaruhi anak melalui sifatnya yang
menghangatkan, menumbuhkan rasa diterima, dan menanamkan rasa aman pada diri
anak. Sedangkan ayah memengaruhi anaknya melalui sifatnya yang mengembangkan kepribadian,
menanamkan disiplin, memberikan arah dan dorongan serta bimbingan agar anak
tambah berani dalam menghadapi kehidupan.
Teladan yang baik dari orang tua
kepada anak (sekitar umur 6 tahun) akan berpengaruh besar kepada perkembangan
anak di masa mendatang. Sebab kebaikan di waktu kanak-kanak awal menjadi dasar
untuk pengembangan di masa dewasa kelak. Dengan keteladanan akan memudahkan
anak untuk menirunya. Sebab keteladanan lebih cepat memengaruhi tingkah laku
anak. Apa yang dilihatnya akan anak tirukan dan lama kelamaan akan menjadi
tradisi bagi anak.
Pada umur kanak-kanak kecenderungan anak adalah meniru apa
yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, baik saudara famili terdekatnya
ataupun bapak ibunya. Oleh karena itu patut menjadi perhatian semua pihak, terutama
orang tuanya selaku figur yang terbaik di mata anaknya. Jika orang tua
menginginkan putra putrinya
tumbuh dengan menyandang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
akhlak terpuji serta kepribadian yang mulia, maka orang tua harus mendidiknya
sedini mungkin dengan moral yang baik. Karena tiada yang lebih utama dari
pemberian orang tua kecuali budi pekerti yang baik.
Apabila anak dalam
lahan yang baik
(keluarganya) memeroleh bimbingan, arahan, dan adanya saling menyayangi antar
anggota keluarga, niscaya lambat laun anak akan terpengaruh informasi yang anak
lihat dan dengar dari semua perilaku orang-orang di sekitarnya.
Nasihat yang berpengaruh, membuka jalannya ke dalam jiwa
secara langsung melalui perasaan. Setiap manusia (anak) selalu membutuhkan
nasihat, sebab dalam jiwa terdapat pembawaan yang biasanya tidak tetap, dan
oleh karena itu kata–kata atau nasihat harus diulang–ulang. Nasihat akan berhasil
atau memengaruhi jiwa anak, tatkala orang tua mampu memberikan keadaan yang
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar