Nilai Kesatuan dan
persatuan yang telah mengambil keputusan untuk hidup bersama dalam kesatuan
yang lebih besar guna mencapai tujuan bersama lebih bermutu. Bahaya akan
perceraian dan perpecahan selalu dijauhkan oleh semua pihak sedapat-dapatnya,
kecuali kaum separatis dan orang-orang yang bukan pecinta damai.
Kekurangan gizi dalam
bentuk kekurangan mineral dan vitamin esensial secara terus menerus akan
mengakibatkan penyakit atau kematian penduduk Indonesia dalam jumlah besar. Banyak
orang dan anak Indonesia menderita kekurangan zat besi, lebih dari jutaan orang
beresiko kekurangan yodium dan jutaan anak–anak para-sekolah kekurangan vitamin
A. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, rentan
terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental jangka panjang dan
terganggunya fungsi reproduksi; hal ini menjadi penyebab 20 persen kematian
yang terkait dengan kehamilan. Pada ibu yang sedang mengandung, kekurangan
yodium dapat mengakibatkan kerusakan otak secara permanen, keterbelakangan
mental, kegagalan reproduksi, menurunnya daya tahan anak dan penyakit gondok.
Pada ibu hamil, kekurangan yodium dapat menyebabkan kerusakan mental pada bayi.
Kekurangan vitamin A
dapat mengakibatkan kebutaan atau kematian pada anak–anak; hal ini berakibat
kepada menurunnya pertumbuhan fisik dan gangguan daya tahan tubuh terhadap
infeksi, yang menjadi penyebab meningkatnya kematian anak–anak.
Kekurangan Gizi Tingkat
Ringan dapat membatasi pertumbuhan seorang anak dan kemampuan belajar pada usia
dini, yang berakibat pada ketidakmampuan mengikuti pelajaran sekolah, yang pada
akhirnya menyebabkan tingginya angka putus sekolah dan bertambahnya jumlah
orang yang buta huruf. Akibat kesehatan yang buruk karena kekurangan tiga zat
gizi di atas dapat dihindari dengan menyediakan pangan yang cukup dan
bervariasi yang mengandung vitamin dan mineral esensial.
Masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kelebihan pangan juga terus menjadi ancaman. Kegemukan pada
masa kecil dan remaja berhubungan dengan beragam masalah kesehatan, dan jika
berlanjut hingga dewasa akan mengakibatkan masalah kesehatan mulai dari
meningkatnya resiko kematian prematur hingga beberapa kondisi lainnya yang tidak
total tetapi menurunkan daya tahan tubuh sehingga mempengaruhi produktivitas.
Masalah yang mulai
muncul ini tidak hanya terjadi di negara maju; semakin banyak negara berkembang
menderita masalah gizi ganda karena kekurangan pangan dan penyakit kronis yang berhubungan
dengan pangan. Di samping itu, pencemaran pangan karena pestisida, mikroba dan
logam berat menjadi penghambat usaha perbaikan gizi di banyak negara.
Penyakit yang
disebabkan oleh makanan sudah umum di negara Indonesia, dan anak–anak yang
biasanya menjadi korban, dengan mengalami diare yang diikuti penurunan berat
badan dan kurus, serta tingginya angka kematian anak.
Kemajuan luar biasa
telah dicapai dalam usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas kesehatan dan
ketersediaan pangan di Indonesia telah dilakukan pada masa pemerintahan Jokowo
selama 2 tahun terakhir. Kaitannya dengan kebijakan aspek yang menyentuh rakyat
seperti Kartu Indonesia Sehat, dan dana desa. Usaha menyediakan biaya kesehatan
gratis dan batuan untuk kemajuan desa akan menurunkan jumlah orang kelaparan
serta miskin dalam mengurangi kesenjangan sosial dan resiko kematian. Kemudahan
bagi setiap orang pada setiap waktu untuk mendapatkan gizi yang cukup ketahanan
pangan harus dijamin. Di Indonesia, meningkatnya usaha untuk terjaminnya
ketahanan pangan, diperlukan untuk menurunkan kelaparan dan kekurangan gizi,
serta akibat mengerikan yang diderita oleh generasi sekarang dan akan datang.
Sumbangan dari setiap orang dengan berbagi informasi, kepedulian dan
partisipasi kegiatan perlu untuk menjamin hak dasar setiap manusia untuk bebas
dari kelaparan dan penyakit. Dengan kartu Indonesia sehat banyak orang
Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Orang miskin di
Indonesia tidak terbebani dalam biaya-biaya kesehatan yang semakin mahal di
zaman ini. Pemerintahan Jokowi memberikan santunkan dalam kesehatan yang
berkaiatan dengan kesenjangan social dan ketahanan pangan dengan kartu
Indonesia Sehat dan Dana Desa. Masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat
dari apa yang telah dilakukan masa pemerintahan jokowi dalam 2 tahun terakhir
dalam bidang kesehatan masyarakat dan sosial.
Perekonomian dan
perdagangan dunia yang kian menyatu, namun
juga berbagai isu
lain, seperti demokratisasi, ilmu
pengetahuan, teknologi,
komunikasi dan informasi,
bahkan pendidikan, serta
berbagai isu lainnya.
Berbagai negara membentuk aliansi bersama untuk bergabung dalam satu kekuatan
besar dalam menghadapi persaingan
yang semakin kompetitif. Sehingga batasan suatu
negara kian tak kentara dengan
tingkat dinamika dan
mobilitas yang semakin
tinggi dari masyarakatnya.
Sebagai bagian
dari masyarakat global,
Indonesia menghadapi berbagai
macam permasalahan yang kompleks, hal ini merupakan salah satu akibat
dari lamanya bangsa ini dikuasai oleh
penjajah yang sifatnya
eksploratif. Pada masa
itu, bangsa ini
hanya dimanfaatkan sumber daya
alamnya yang melimpah,
sedangkan dalam sumber
daya manusianya dibodohkan dengan
berbagai cara, sehingga
bangsa ini tidak
mengalami masa perkembangan yang
menakjubkan dalam bidang
ilmu pengetahuan, pendidikan, maupun teknologi.
Masa penjajahan tersebut,
disatu sisi melahirkan
kaum intelektual yang terbatas,
namun disisi lain justru menghasilkan sumber daya manusia yang tidak
berkualitas. Keadaan tersebut mewariskan
buruknya pengelolaan bangsa
ini oleh para penguasa bangsa
ini sendiri, baik
di jaman orde
lama maupun orde
baru, sehingga bangsa ini kalah
bersaing dengan bangsa lain.
Permasalahan krusial
yang dihadapi bangsa
ini, yang menyangkut
pemberdayaan sumber daya manusia
antara lain ialah
jumlah penduduk 219,20
juta (BPS, 2006); Pertumbuhan angkatan
kerja lebih besar
ketimbang ketersediaan lapangan
kerja; Ditribusi penduduk antar
daerah tidak merata;
Ketidaksesuaian kompetensi SDM dengan
pasar kerja; Ketidakseimbangan kebutuhan
layanan publik dengan
jumlah petugas; Distribusi informasi tentang pasar kerja yang lambat
atau timpang; permintaan tenaga kerja
yang belum terpetakan dengan baik; Tingginya tingkat pengangguran dan
kemiskinan secara simultan
menyebabkan rendahnya kualitas
pendidikan dan kesehatan, dan
pada akhirnya menyebabkan rendah kualitas SDM Indonesia.
Publikasi The Global
Competitiveness Report yang
diterbitkan oleh World
Economic Forum pada
tahun 2008 menunjukkan
bagaimana daya saing
Indonesia dalam persaingan global. Pada tahun 2008, peringkat daya saing
Indonesia berdasarkan Growth Competitiveness Index
berada di urutan
ke–55 dari 134
negara. Prestasi Indonesia di
2008 tersebut relatif
tidak mengalami kemajuan
dibandingkan prestasi tahun 2007
yang berada di urutan 54 dari 131 negara
(Sumber: World Economic Forum - The
Global Competitiveness Report tahun 2008-2009). Menurut hasil
Studi Political and Economical
Risk Consultancy (PERC)
tahun 2005, mencerminkan betapa
rendahnya kualitas pendidikan
di Indonesia saat
ini. Derajat pendidikan
Indonesia di urutan ke-12 dari 12
negara di Asia. Indonesia berada pada posisi paling buncit di bawah Malaysia,
Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina, berada di atas Indonesia. Indikator yang digunakan oleh PERC antara lain:
(1) Impresi keseluruhan
tentang sistem pendidikan
di suatu negara;
(2) Proporsi penduduk
yang memiliki pendidikan dasar;
(3) Proporsi penduduk
yang memiliki pendidikan menengah; (4)
Proporsi penduduk yang
memiliki pendidikan perguruan
tinggi; (5) Jumlah biaya
untuk mendidik tenaga
kerja produktif; (6)
Ketersediaan tenaga kerja produktif berkualitas
tinggi; (7) jumlah
biaya untuk mendidik
tenaga kerja; (8) Ketersediaan staf
manajemen; (9) Tingkat
keterampilan tenaga kerja;
(10) semangat kerja (work ethic) tenaga kerja; (11) Kemampuan berbahasa Inggris; (12) Kemampuan berbahasa asing selain bahasa
Inggris; (13) Kemampuan penggunaan
teknologi tinggi; (14) Tingkat keaktifan tenaga kerja; (15) Frekuensi perpindahan atau pergantian
tenaga kerja (labour turnover).
Upaya pemerintahan masa
Jokowi memberikan suatu perubahan terhadap keadaan pendidikan Indonesia, lemahnya
daya saing bangsa karena putra-putri bangsa mengalami masa dimana ia tidak
dapat melanjutkan sekolahnya karena mahal pendidikan serta banyak putra-putri
bangsa Indonesia yang masih buta huruf. Kaitannya dengan kebijakan aspek yang
menyentuh rakyat Kartu Indonesia Pintar, biaya pendidikan gratis bagi anak-anak
Indonesia kurang mampu memberikan sentuhan yang dapat dirasakan masyarakat
Indonesia selama 2 tahun terakhir ini. #JokowiUntukIndonesia
Berdasarkan informasi
dari salah satu media online yang saya baca sesuai sumber Liputan6.com,
Jakarta - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menilai ada 4 keberhasilan Jokowi-JK
jelang 2 tahun pemerintahannya. Pertama, pembangunan yang dilakukan Jokowi-JK
sudah di berbagai sektor.
"Infrastruktur sudah digencarkan terus menerus dan ini
tidak hanya fokus pada Jawa sentris saja, dari berbagai pulau di luar Jawa ini
sudah merupakan salah satu prioritas dan sudah dikerjakan," ungkap Taufik
di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu 19 Oktober 2016.
Kedua, kaitannya dengan kebijakan aspek yang menyentuh
rakyat seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan dana desa.
Semua itu, kata Taufik, sedikit banyak sudah mulai dirasakan masyarakat.
"Ketiga, terkait pembangunan ekonomi ini sedang
berjalan menuju proses recovery kondisi ekonomi kita. Kita bersyukur dengan tax
amnesty ini sudah menunjukkan titik cerah, ada optimisme untuk memberikan
subsidi terhadap defisit neraca transaksi berjalan," papar dia.
Keempat, ia menambahkan, terkait aspek penegakan dan
kepastian hukum, DPR menyambut baik adanya operasi pemberantasan pungutan liar
(OPP) yang sifatnya efisiensi anggaran.
"Sehingga harapannya selain makro maju signifikan, tapi
ada PR utama yang harus sama-sama kita dukung," ujar Taufik.
Sumber referensi :
News liputan6.com/4
Keberhasilan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
Laporan Studi Political and Economical Risk Consultancy
(PERC) tahun 2005.
Laporan World Economic
Forum - The
Global Competitiveness Report
Tahun 2008-2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar